Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

AYG -05- Sesi Foto


Sebelum baca part ini, aku selaku emaknya akang2 dan neng2 besplen mengucapkan mon maap yang sebesar-besarnya karena udah menggantungkan AYG lama sekali (terhitung terakhir update tgl 1 Agustus, sekarang udah oktober. Wagelaseh ini ngaretnya lama) sesungguhnya, aku merasa bersalah karena udah publish sekuel RoL ini dari bulan April dan harusnya sekarang udah tamat karena babnya sedikit guys (sedikit bagi ane tuh 20 ke atas yes) Tapi karena ada revisi RoL besar-besaran, nulis rangrang, di dunia nyata pun aku sibuk, AYG dijadikan nomor yang kesekian. Walau sebenarnya AYG yg versi sekarang konfliknya ringan, gak kayak Anggie yg di siksa mulu. Harusnya sih bisa aku kerjain.

Harapan aku di AYG versi sekarang, semoga viewernya sama kayak versi lalu yg bisa nembus 100k. Terus bisa jadi buku nantinya. Dan yg paling gila, paling liar, pengen banget AYG di film-in. Pengen banget dari dulu ngeliat visual alur cerita yg aku tulis dlm bentuk film.

Karena udah kepanjangan (gak mungkin kan aku tbtb update AYG isinya curhatan doang) jadi sekarang cus baca chap ini.

👇👇👇

===========
-05- Sesi Foto
===========

Hari Minggu, seperti biasa Ira manfaatkan untuk bersih-bersih kamar kost-nya dan mencuci baju. Kemudian begitu sudah selesai, gadis itu duduk santai di ruang tengah sambil mengecek statistik online shop yang ia kelola. Sudah dua tahun Ira bekerja sama dengan Sarah membuka online shop di salah satu aplikasi ternama. Online shop tersebut menyediakan baju-baju remaja jaman now. Sejak Ira tinggal di kost, orangtuanya dan Ira telah sepakat jika mereka hanya membantu biaya kuliah Ira saja.

Puas melihat online shop-nya, Ira beralih membuka grup Bestfriend. Dia baru ingat bahwa hari ini ada janji bertemu dengan kelima temannya.

Me
@Joni @Sarah hari ini jadi sesi foto, kan?

Tak butuh waktu lama, balasan dari teman-temannya muncul mewarnai ruang chat WA Ira.

Joni: Jadi dong. Jam 10 ngumpul semua ya! Jangan ada yang ngaret.

Mita: Lah gw ke sana ama siapa donk? Motor masih ngambek.

Jojo: Aku siap jemput kamu, Put.

Mita: Huek.

Jojo: Gw serius, Put. Nih gue udh mau otw ke rumah kamu....

Mita: SUMPAH DEMI! JANJIANNYA KAN JAM SEPULUH MAS JOSHUA

Danu: –_–

Danu: Jojo kok di percaya. Dia sekarang lg sama aku di bengkel.

Mita: ALLAHU AKBAR

Joni: HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

Dirasa sudah cukup, Ira menutup aplikasi whatsapp. Lalu matanya menangkap seorang perempuan berumur lima belas tahun sedang menguncir rambutnya dan baru saja keluar dari kamar. Dia adalah penghuni kost baru. Dia masih duduk di bangku SMA.

"Raya," panggil Ira. "Tumben jam segini udah rapi?"

Perempuan yang dipanggil Raya menoleh. "Eh, Kak Ira. Iya nih. Aku mau ngerjain tugas kelompok sekalian hang out."

"Oh, pantas kamu cantik banget. Mau ketemu sama gebetan, ya?"

"Iiih apaan sih, aku nggak punya gebetan. Kak Ira kali yang punya," sanggah Raya. "Ya udah Kak, aku berangkat dulu. Bye Kak Ira."

"Hati-hati."

***

"Harus banget pake rok?" tanya Mita sambil menunjukkan kain batik yang sudah dimodifikasi menjadi rok.

"Harus lah. Namanya pakai kebaya, masa mau pake celana? Itu masih mending daripada aku suruh kamu pakai kainnya langsung," jawab Sarah.

"Itung-itung, kamu belajar pake rok supaya nanti pas pakai gaun pengantin kamu nggak kaget," timpal Ira.

Mita pasrah. Dia kemudian memasuki fitting room. Baru beberapa detik menutup tirai, Mita sudah membukanya lagi. "Ini beneran?"

Ira dan Sarah menatap Mita jengah. "Iya, Putri."

Mita melotot. Fix, Jojo sudah menularkan virus Putri kepada teman-temannya. Sungguh, nama Putri sudah pasaran ditelinga Mita. Alih-alih senang, Mita justru gelisah kalau orang lain memanggilnya Putri.

Tak mau mengulur waktu, Mita menutup kembali tirainya. Melihat tirai sudah tertutup, Ira dan Sarah menghela napas lega.

Lima belas menit kemudian, tirai terbuka. Tampaklah Mita dengan balutan kebaya dan kain batik. Pertama-tama, Ira dan Sarah terpana. Tapi kemudian kedua perempuan itu tak dapat menahan tawanya lantaran Mita tetap mengenakan celana jeans pensilnya dan rok disingkap ke atas.

"Kenapa celananya nggak dilepas?" tanya Sarah.

"Gue nggak mungkin bisa jalan kalo pake rok. Gue kan nggak pernah pake rok!"

"Kamu tetep bisa jalan, Ta. Aku kan udah pesen sama penjahitnya khusus kamu dibuatin rok lebar selebar-lebarnya."

"Ya tetep aja gue nggak pede."

"Ya udah deh terserah kamu, Ta," ucap Sarah, pasrah. "Ira, sekarang giliran kamu."

"Iya." Ira kemudian masuk ke dalam fitting room dan menutup tirainya. Tak lama Ira membuka tirainya lalu keluar dengan mengenakan kebaya dan kain batik yang sama seperti Mita.

Sarah mengajak Ira dan Mita bergabung dengan Danu dan Jojo yang berada di ruang make up. Sesampainya di tempat itu, Danu menatap Ira tanpa kedip sedangkan Jojo terpana melihat Mita.

"Putri, ternyata lo lebih cantik kalau pakai rok," Jojo memuji Mita. Yang dipuji hanya mendengus.

Seorang wanita paruh baya berkacamata mendekati Sarah. "Gimana, sis? Masih ada yang kurang?"

"Nggak kok, Mbak Jani," jawab Sarah. "Udah enak kan, guys? Apa masih ada yang kurang cocok?" tanyanya kemudian kepada keempat temannya.

"Udah oke kalo ane," jawab Jojo.

"Yang lain?" kali ini Joni yang bertanya.

Mita angkat tangan. "Kalau gue, boleh nggak sih pake celana aja?"

"Put, lo udah cantik-cantik pake rok masa masih maksa pake celana," sahut Jojo.

"Sori Ta nggak bisa, karena kita udah sepakat dresscode-nya begitu. Terus kan udah jadi semua, jadi ya mana mungkin bikin baru lagi. Punya Sarah aja belum jadi. Waktunya pun udah mepet," jawab Joni panjang lebar. Mita mencebik.

"Mending sekarang cewek-cewek pada bedakan dulu deh biar bisa cepet foto-fotonya." Danu memberikan usul. Semuanya pun setuju. Kemudian, Danu, Jojo, Joni dan Mbak Jani keluar dari ruang make up. Sedangkan Sarah tetap berada di situ karena ingin membantu Mita dan Ira merias wajah.

Dua puluh menit kemudian, Sarah, Ira dan Mita keluar. Dan lagi, Danu dan Jojo kembali terpesona dengan penampilan Ira dan Mita.

"Kita tunggu fotografernya dulu, ya. Katanya sebentar lagi sampai," kata Mbak Jani. Belum ada dua detik berkata, Mbak Jani melihat seorang laki-laki baru saja membuka pintu. "Itu dia fotografernya!"

Semua kompak menoleh ke arah pintu masuk. Betapa terkejutnya mereka—kecuali Sarah—saat melihat wajah sang fotografer.

"ARMAN!"

Mbak Jani menatap semua klien-nya dengan bingung. "Kalian udah kenal sama fotografernya?"

"Kenal, Mbak. Kita pernah satu SMA sama dia," jawab Joni.

"Gue pikir Joni siapa, ternyata elo," kata Arman datar. "Ayo yang mau foto. Gue nggak punya waktu banyak."

"Dari dulu masih aja arogan," kata Mita setengah berbisik.

Akhirnya Danu, Mita, Jojo dan Ira berdiri di depan background yang sudah disediakan. Keempatnya bergaya secara formal sebanyak tiga kali.

"Sekarang foto berpasangan. Danu sama Ira, Jojo sama Mita."

"Ogah! Gue maunya sama Danu." Mita protes.

"Ntar gantian. Nurut aja napa ama gue."

Mita menggerutu kesal. Segera dia mengubah posisi dengan Ira. Arman kemudian memotret Ira dan Danu dulu, dilanjut Mita dan Jojo yang susah diatur hingga membuat Arman gusar. Sesi foto pun diakhiri dengan aksi protes Mita karena Arman tidak jadi menukar posisinya dengan Ira.

"Gue ada pemotretan di tempat lain. Permisi." Arman pergi. Kepergian Arman membuat Mita semakin gondok.

"Sabar, Ta. Masih ada hari esok," kata Sarah. Mita mengerucutkan bibirnya. Tak apa lah hari ini dia tidak jadi foto bersama Danu. Lihat saja nanti saat resepsi tiba.

***








Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro