Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

FREE FRIDAY | Part 2


Dear, Lilly

Remember the first Free Friday in high school when you dressed up in that pink Miu Miu dress just because you wanna look all pretty for one person-a boy you liked to be exact? What was I called you back then? Shallow.

Well, guess what? Today I'm the shallow one.

Sambil diam-diam mengunyah snack bar di bilik perpustakaan, Sam terus menulis buku harian. Istirahat makan siang ini ia manfaatkan untuk curhat dengan Lilly. Suasana tenang ini lebih Sam pilih daripada harus makan di kafetaria dan bertemu dengan Kai yang pagi tadi sudah mengancam akan menemaninya makan siang. Sembari mengunyah makan siangnya itu, Sam menulis tentang bagaimana pagi sebelumnya ia memberanikan diri untuk berenang bersama Arav dan akhirnya menyapa cowok yang disukainya itu dengan kata sesederhana, "morning."

Menulis bagaimana momen pagi itu bisa membuat perubahan pada penampilannya di Free Friday kali ini, ia juga jadi ingat momen ketika Lilly muncul dengan dress berwarna pink lembut berpotongan feminin serta sepatu tinggi itu. Seperti halnya Sam, saat SMP Lilly menganggap tradisi Free Friday sekolah sangat tidak penting. "Gue mengerti kalau mayoritas anak Byron itu dompetnya tebal, tapi nggak perlu show off juga dengan pakai pakaian mahal begitu, kan? Lagian memangnya nyaman ikut kelas dengan baju aneh-aneh begitu?"

Tapi ternyata, kalimat yang diucapkan Lilly tadi dibantah sendiri olehnya ketika dengan malu-malu dia mengakui jika, "waktu SMP kan gue naif, Sam. Sekarang gue sadar jika Free Friday adalah hari dimana lo nunjukin kepribadian lo dengan pilihan pakaian."

"Atau lo cuma kepingin dapat perhatian Bill aja," kata Sam menyebut cowok yang disukai temannya itu santai sambil menyuap nasi putih dan ayam bakar yang menjadi menu makan siang hari itu.

"Sst!" Katanya sambil mengisyaratkan Sam untuk menurunkan volume suara dengan tangan. "Dapat perhatian Bill itu alasan kedua, Sam."

"How shallow."

Lilly mencibir mendengar pendapat Sam yang sinis itu. "Setidaknya gue mau berkorban untuk menjadi dangkal demi dapet perhatian cowok yang gue suka. Sedangkan lo?"

"Gue nggak lagi ada suka sama cowok."

"Oh, please! Arav memangnya bukan termasuk cowok?"

"I don't like him that much."

"Kenapa sih lo sukanya memendam semuanya sendiri? Gue yakin lo tuh punya cerita tentang Arav dan cerita-cerita lainnya yang gue nggak tahu."

"Udah deh, Lil, nggak perlu menebak-nebak begitu."

"Ya gimana nggak nebak-nebak guenya kalau lo nggak mau cerita?" Lalu ia menyingkirkan tray makan siang, memajukan duduknya untuk lebih mendekat pada Sam dan akhirnya berbicara, "lo ingat nggak gue pernah wawancara anak klub renang waktu mereka mau perlombaan nasional itu? Nah, waktu giliran Arav, anak-anak renang ribut nyindir-nyindir dia."

"Nyindir apa?" Sam tak bisa menyembunyikan keingintahuannya dengan memberikan nada sedikit tinggi pada pertanyaannya itu.

"Pengen tahu ya lo?" Jari telunjuk Lilly menoyor bahu Sam, wajahnya menampakkan ekspresi menggoda. Dengan malas, Sam menepis jari itu lalu dengan serius mendengarkan penjelasan Lilly. "Intinya mereka bilang nggak kebalik tuh gue yang wawancara Arav? Padahal dia yang kepingin tahu info-info tentang sahabat gue."

"Sahabat lo?"

"Elo Samara! Siapa lagi?"

"Lo kan punya banyak teman dekat, jangan ambil kesimpulan begitu."

"Terserah lo deh, terserah!" Kata Lilly akhirnya menyerah.

Sam hanya menampakkan senyum samar melihat ekspresi sebal Lilly yang langsung melanjutkan makannya. Sementara perasaan senang merayap di tubuhnya ketika mengetahui ada kemungkinan jika Arav pernah suka padanya, Sam memutuskan untuk mengakhiri makan siangnya terlebih dahulu. "Gue ke perpus dulu, mau balikin buku."

Tapi begitu Sam baru saja akan mengangkat pantatnya dari bangku, suara Lilly sudah kembali menggelegar. "Heh! Gue udah pancing-pancing tetep nggak mau cerita?"

"Cerita apa sih?"

"Kenapa ibu lo dateng ke Tatler Ball sama laki-laki lain yang bukan ayah lo?" Lilly mengutak-atik smartphone-nya, sekejap kemudian Sam bisa melihat akun Instagram yang menampakkan foto ibunya beserta seorang laki-laki yang terlihat masih muda berdandan sangat glamor menghadiri pesta tahunan majalah high end itu. Di kolom caption sebenarnya hanya tertulis: Karina Warsa and Rizal Wiredja posed together at Indonesia Tatler Ball. Tapi pose ibu yang menempel dan bagaimana lengan laki-laki itu melingkar di pinggang ibu dengan mesra menjelaskan semuanya.

"Really Sam? Lo nggak cerita tentang Arav still not fine, but okay, gue masih bisa terima. Tapi berita orang tua lo cerai?"

"Nggak ada yang perlu diceritain, Lil."

"Memangnya kenapa sih lo nggak kasih tahu gue? Masih belum anggap gue teman?"

"Perceraian bukan hal yang menarik untuk dibicarakan."

"Oh well, menurut gue ada sisi menariknya, Samara," kata Lilly dengan wajah super serius dan nada tegas yang belum pernah Sam dengar. Cewek ini bisa terlihat galak dan menyeramkan juga ternyata. "Gue kepingin tahu, gimana perasaan lo waktu tahu mereka pisah? Kapan mereka pisah? Dan apa penyebabnya? Apa gue bisa bantu lo dan semacamnya." Masih dengan cara bicara yang penuh dengan penekanan, Lilly melanjutkan bicaranya, "gue sudah berusaha untuk berteman, curhat ke lo biar lo terbuka, tapi lo tetap aja bikin benteng tinggi."

"Gue nggak pernah minta lo untuk jadi teman gue."

Sam langsung meletakkan penanya ketika mengingat kejadian yang menjadi kali pertama dirinya melihat sisi serius Lilly itu. Tentu saja setiap orang punya batas kesabaran, termasuk Lilly. Sebenarnya yang membuat Sam membangun benteng tinggi untuk orang-orang di sekitarnya adalah karena dirinya tak merasa orang lain perlu tahu apa kesulitan yang ia lalui. Dan untuk Lilly, cukup sudah satu cerita tentang bagaimana perasaannya pada Arav yang terpaksa ia bagi.

Setelah perselisihan itu, butuh satu minggu untuk Lilly kembali menyapa, "lo ini keras kepala sekali ya, Sam. Untung gue baik hati, sabar, dan punya toleransi tinggi." Dan pada Jumat itu, Sam pun memutuskan untuk mengabaikan sebagian dirinya yang terus memberikan skenario kemungkinan terburuk jika dia membiarkan Lilly mengetahui perasaannya tentang perceraian kedua orang tuanya. Sam akhirnya menceritakan bagaimana dia selama ini menyalahkan dirinya atas perpisahan itu. Rasa bencinya pada kenyataan jika kini dia harus membagi waktu untuk tinggal di rumah ibu dan ayah bergantian. Hingga pertemuannya dengan Arav di kolam renang saat SMP dulu.

"GOD! Lo ninggalin Arav begitu aja?" Lilly sudah kembali menjadi cewek histeris yang sangat dramatis saat ini. Dia bahkan sampai akting sok sakit kepala ketika Sam menjawab pertanyaan itu dengan mengangkat kedua alisnya bersamaan. "Sam, gue sampai nggak tahu mau bereaksi gimana sama cerita ini. He probably liked you."

"But now, not anymore," kata Sam mengakhiri curhat tentang Arav waktu itu.

Dan kini, mengakhiri curhatnya pada Lilly lewat buku harian, tangan Sam menulis dengan cepat:

Kita saling sapa hari ini. He even smiled at me.

And it's been four weeks since you've gone missing. Believe it or not, I started to miss you, Lil. Gue kepingin dengar bawelnya lo mengorek cerita dari gue. Dan gue kepingin tahu pendapat lo tentang Kai. Menurut lo kenapa dia tiba-tiba aja muncul dan gangguin gue? Dia bukan reporter sekolah kayak lo yang lagi cari bahan artikel, jadi sampai sekarang gue belum bisa mendapat motifnya. Seandainya lo disini pasti gue nggak perlu terus bertanya-tanya karena lo akan langsung cari info ke teman-teman lo.

"Atau dia bisa tanya langsung ke gue." Kai langsung berdiri tegap, memajang tampang sok tak bersalah walaupun Sam tahu cowok itu tadi sedang mengintip buku hariannya. Lalu ia menunjukan senyuman lebar yang memperparah tingkat sebal Sam pada cowok itu. "Gue udah nungguin lo untuk dengerin deskripsi kata-kata seperti tadi di kafetaria. So, what exactly are you doing here? Beside writing diary?"

Hanya satu hal saja yang ingin Sam lakukan saat ini:

Menyihir Kai menjadi kodok lalu menggunakannya sebagai bahan percobaan di praktikum Sains besok Senin.

_______________

Udah Jumat aja ya, nggak kerasa. TGIF! And I thank God too karena bisa update part Free Friday bagian kedua. Di part ini Lilly dapat porsi adegan lagi dan sejujurnya entah kenapa setiap nulis bagian yang ada cewek itu mood-nya juga langsung up up up.

Anyway, semoga kalian suka ya. Part ini adalah penutup bagi chapter Free Friday dan minggu depan bakal ada part baru yang lebih seru! Yah, semoga kalian juga bakal merasa seperti itu nantinya, lol.

Jangan sungkan untuk kasih vote dan comment juga. Tahu kalau misalnya kalian suka dan nunggu cerita itu adem banget, bikin semangat nulis. So, please don't be shy to drop a comment. *wink*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro