After This[8]
Kamu datang memberi harapan yang begitu besar. Aku harap harapan itu tidak membuahkan sebuah luka.
-Starla Hazalea.
⏳⏳⌛
Alfa baru saja masuk kembali ke ruangan Starla. Pria itu segera membuang makanan yang berada di atas nakas yang mana membuat Starla, Gilang, dan Karina menatap bingung ke arahnya.
"Kenapa, sih?" tanya Gilang penasaran. Pasalnya sedari tadi Alfa hanya bertindak dan tidak berbicara sepatah kata pun.
"Bisa tinggalin gue sama Starla?" tanya Alfa.
"Kenap—"
"Bisa tinggalin gue sama Starla?" Alfa kembali bertanya. Namun, kali ini nadanya menjadi agak tinggi.
Gilang mengangguk, pria itu keluar bersama Karina, menyisahkan Starla berduaan dengan Alfa diliputi rasa bingung dan penasaran.
Setelah kepergian Gilang dan Karina, Alfa segera menghampiri tempat tidur Starla dan mulai berbicara.
"Starla, dengar! Jangan pernah makan makanan dari rumah sakit kalau nggak ada gue!" perintah Alfa.
Starla menatap bingung ke arah pria itu. "Kenapa?" tanyanya.
"Lo tahu? Makanan tadi mengandung racun," jawab Alfa dan Starla segera menampilkan ekspresi wajah terkejut.
"Lo ... serius?" Starla bertanya, berusaha meyakinkan bahwa pendengarannya bermasalah.
Alfa mengangguk sebagai jawaban. Ternyata pendengaran Starla tidak bermasalah. Namun, kenapa perawat tadi memberikan dirinya makanan beracun?
Seolah mengerti dengan apa yang Starla pikirkan, Alfa kembali berbicara.
"Perlu lo ingat kalau wajah lo mirip dengan seseorang," ujar Alfa.
"Lea." Starla kembali menampilkan wajah bingung, sebelum akhirnya Alfa melanjutkan ucapannya.
"Orang yang berusaha ngeracunin lo adalah orang yang benci sama Lea. Orang itu beranggapan kalau lo punya hubungan darah dengan Lea, jadinya dia mau bikin lo mati, sama kayak Lea."
Tenggorokan Starla tercekat setelah mendengar ucapan yang dituturkan oleh Alfa. Gadis itu tidak menyangka hidupnya akan serumit ini. Mulai sekarang, Starla mungkin akan mencari tahu semua tentang Lea, tentang latar belakang gadis itu.
"Kenapa orang itu bisa tahu kalau ada orang yang mirip dengan Lea setelah bertahun-tahun?" tanya Starla.
"Karena lo bertemu dengan gue," jawab Alfa. "Orang itu terobsesi sama gue, La. Dia nggak akan ngebiarin siapa pun ngedapetin gue."
Lagi-lagi Starla harus dihantam dengan kenyataan yang begitu rumit. Ia bingung harus berbuat apa, mengingat masa lalu saja tidak bisa.
"Kalau lo ngejauh dari gue, apa hidup gue akan kembali normal seperti dulu?" tanya Starla, berharap ada sedikit harapan di sana. Namun, hasilnya nihil, Alfa menjawabnya dengan gelengan kepala.
Starla mengembuskan napasnya. Sementara Alfa hanya bisa merutuki kebodohannya. Sebenarnya jika ia berpisah dengan Starla, gadis itu tentu saja dapat menjalankan hidup normal kembali. Namun, Alfa tidak mau berpisah dengan gadis itu. Ia ingin memastikan terlebih dahulu bahwa Starla memang bukan Lea, mereka berdua hanya mirip.
Keheningan sempat terjadi di antara mereka berdua, sampai akhirnya Alfa kembali bersuara.
"Ada satu cara biar lo bisa menjalani hidup normal dan nggak diganggu sama orang itu."
Starla terlihat antusias. Gadis itu lantas menatap penuh minat ke arah Alfa. "Caranya?"
"Lo harus jadi pacar gue."
Starla hanya bisa diam. Dirinya baru saja diajak berpacaran dengan Alfa, seorang pria yang di masa lalunya memiliki pujaan hati yang wajahnya mirip dengan dirinya.
Starla takut. Dirinya takut jika akhirnya Alfa hanya menjadikan Starla sebagai penghilang rasa bosan. Menjadikan Starla sebagai pelampiasan karena, wajah gadis itu mirip dengan Lea—gadis di masa lalu Alfa.
⏳⏳⌛
Alfa sampai di rumahnya tepat pukul sepuluh malam. Setelah meminta Starla menjadi pacarnya, pria itu merasa seperti bajingan yang sesungguhnya. Apalagi jawaban yang dilontarkan oleh Starla membuat Alfa semakin merasa bahwa dirinya sangat brengsek.
Namun, mau bagaimana lagi? Nasi sudah berubah menjadi bubur. Alfa sudah dilanda rasa penasaran yang amat sangat mendalam terhadap gadis yang sangat mirip dengan pujaan hatinya itu.
Apalagi, setelah bertemu dengan Starla, Alfa tidak pernah bertemu kembali dengan Lea di alam mimpi. Hal itu membuat Alfa semakin yakin bahwa Starla memang memiliki hubungan dengan Lea. Entah Starla adalah kembarannya Lea, atau bahkan ternyata Starla adalah Lea.
Kemungkinan-kemungkinan yang ia buat sendiri membuat dirinya semakin dilands rasa penasaran dan bingung. Belum lagi ucapan seseorang yang bilang bahwa Starla dan Lea bisa saja memiliki hubungan darah.
Mengingat bagaimana liciknya Fasha—ayah kandung Lea—membuat Alfa memiliki pemikiran bahwa Starla adalah kembaran Lea yang dijual oleh pria itu.
Di tangan Alfa kini sudah terdapat dua foto seseorang dengan wajah yang sama, tetapi dengan warna rambut dan ekspresi yang berbeda. Di foto itu ada Lea dengan rambut merah dan ekspresi datarnya, sementara di foto satunya terdapat Starla dengan rambut coklat dan senyuman manisnya.
Tiba-tiba saja Alfa teringat dengan satu nama. Nama yang mungkin bisa dengan mudah ia ajak untuk bekerja sama. Segera Alfa men-scroll kontak teleponnya dan mengetikkan sebuah pesan kepada seseorang, seraya berharap orang itu mau untuk ia ajak bekerja sama.
⏳⏳⌛
Setelah Alfa pulang, Starla hanya menatap datar langit-langit tempatnya dirawat dengan pikiran yang melayang ke mana-mana. Pikirannya melayang pada penyataan yang Alfa lontarkan, perihal tentang pria itu yang meminta Starla menjadi kekasihnya.
Bukan hanya itu saja, di otaknya kini sudah terdapat beribu-ribu pertanyaan mengenai Lea—gadis yang sangat mirip dengannya. Gadis yang membuat Starla mengalami semua kejadian ini.
"Starla Hazalea, Aletta Azalea," gumamnya.
"Kenapa nama belakang kita bisa hampir sama?" monolognya.
Gadis itu kemudian mengambil ponselnya. Mencoba mencari beberapa informasi yang mungkin saja bisa memberinya petunjuk.
Mata gadis itu kemudian dengan tidak sengaja menemukan sebuah artikel yang diunggah ke media beberapa tahun yang lalu dengan judul, "Kecelakaan Hebat yang Disebabkan oleh Putri Bungsu Keluarga Abraham, Satu Orang Tewas."
Karena penasaran, Starla membuka artikel tersebut. Gadis itu langsung terkejut setelah mengetahui isi dari artikel itu.
"Kecelakaan hebat yang disebabkan oleh putri bungsu Keluarga Abraham menjadi topik hangat di media."
"Aletta Azalea, putri bungsu keluarga itu menyebabkan kecelakaan beruntun yang mengakibatkan satu orang meninggal dan korban lain mengalami luka yang cukup parah."
"Putra pertama Keluarga Abraham—Zidan Ariyan—mengalami kerusakan pada ginjalnya. Sementara putri bungsu mereka—Aletta Azalea—penyebab kecelakaan beruntun itu hanya mengalami luka ringan."
"Salah satu sahabat Aletta kehilangan nyawanya dan satunya lagi sedang dirawat dengan perawatan intensif."
"Fasha selalu kepala keluarga, meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para korban jiwa, dan berjanji akan menghukum putri bungsungnya itu."
Kepala Starla tiba-tiba menjadi sangat pusing saat membaca isi dari artikel tersebut. Bayangan-bayangan kejadian muncul di pikirannya, tetapi dengan gambar yang buram.
Entahlah, tetapi Starla dapat merasakan bahwa orang-orang yang berada di dalam bayangan buramnya itu sedang menghina dan menyalahkan dirinya.
Starla pusing bukan main. Gadis itu segera memencet tombol perawat untuk mendapatkan penanganan. Tepat pada pencetan ketiga, Starla kehilangan kesadarannya.
⏳⏳⌛
best regards, qia.
friday, december 10, 2021.
7.30 pm.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro