After This[4]
[Baca announcement di bawah, ada bagi-bagi hadiah]
⏳️⏳️⌛️
"Satu yang kupinta, mengetahui semua kejadian di masa laluku."
-Starla Hazalea.
⏳️⏳️⌛️
Pukul tujuh malam Alfa baru sampai di rumahnya. Pria itu menghabiskan waktu sepulang kuliah untuk menjelajahi daerah istimewa ini. Setelah mengobrol cukup panjang dengan Starla, Alfa menjadi semakin penasaran. Ia bertekad untuk mencari tahu semua tentang Starla, tentang latar belakang keluarga gadis itu, dan tentang masa lalu gadis itu.
Alfa memasuki kamarnya. Merebahkan tubuhnya di atas kasur dan berusaha memejamkan mata. Namun, baru saja ia memejamkan mata, dirinya disuguhkan oleh ruangan serba putih.
Alfa kembali membuka matanya dengan napas yang terengah-engah. Apakah pria itu akan dibawa ke dunia mimpi lagi? Bertemu dengan Lea untuk mendapatkan semua jawabannya?
Alfa ingin tidur, tetapi dirinya belum siap. Alfa belum siap jika kenyataannya Starla hanyala seorang gadis yang kebetulan memiliki wajah mirip dengan Lea.
"Sialan!" umpatnya kesal.
Alfa memilih untuk mengeluarkan buku diary milik Lea. Membaca lembar demi lembar dari buku tersebut yang membuatnya menjadi semakin susah lupa. Lea terlalu sempurna untuk dilupakan, terlalu berharga sampai dirinya tidak tergantikan oleh siapa pun.
Akan tetapi saat bertemu dengan Starla, Alfa dapat merasakan sesuatu yang berbeda. Entah itu cinta atau hanya penasaran, Alfa tidak tahu.
"Apa gue deketin aja gadis itu?" monolog Alfa.
"Kalau nanti dia sakit hati gimana? Gue belum siap untuk ngebuka hati, dan gue nggak mau Starla baper."
"Tapi gue penasaran, sialan!"
Alfa mengacak rambutnya frustrasi. Baru kali ini ia dihadapi dengan sesuatu yang rumit, lebih rumit dari apapun.
"Persetaan dengan perasaan Starla! Gue harus tahu kebenarannya!" ucapnya penuh semangat.
Ya, Alfa memutuskan untuk mendekati Starla. Menjadikan dirinya pris brengsek demi mengulik sebuah informasi mengenai masa lalunya. Ia yakin Starla sendiri penasaran dengan masa lalu gadis itu. Bukankah ini hal yang menguntungkan? Alfa bisa bekerja sama dengan Starla, untuk mencari tahu apakah Starla adalah Lea atau bukan.
Pria itu sudah memantapkan niatnya. Dirinya akan menemui Starla besok siang di kedai kopi milik gadis itu. Alfa akan melakukannya dengan hati-hati. Jika pada akhirnya ia menyakiti Starla, ia tidak peduli. Alfa terlalu cinta dengan Lea.
Alfa menaruh kembali diary milik Lea ke dalam sebuah kotak kemudian memasukkannya ke dalam laci. Ia tersenyum sebelum menutup laci tersebut.
"Aku percaya kamu nggak akan mungkin ninggalin aku," ujar Alfa sendu.
Pria itu lantas memilih untuk mandi. Menenangkan pikirannya sejenak sebelum esok tiba. Barangkali berendam di akhir hangat dapat membantu dirinya.
Setelah pintu kamar mandi tertutup, Alfa segera merendamkan dirinya kemudian memejamkan mata. Pria itu terlalu memikirkan tentang Lea, tanpa sadar bahwa semesta sudah siap bermain-main dengannya.
Alfa tidak berpikir panjang. Tidak berpikir bahwa apa yang akan ia perbuat bukan hanya bisa menyakiti hati Starla, tetapi bisa menyakiti dirinya juga.
Bukankah semesta memang senang bermain-main? Apalagi dengan orang yang pikirannya sedang kalut sehingga berpikir rendah.
Segala macam bentuk kepedihan sudah menunggu Alfa di luar sana. Pria itu hanya perlu melangkahkan kaki.
Satu yang harus diingat, kepedihan itu entah untuk Starla, Alfa, atau mungkin mereka berdua.
⏳️⏳️⌛️
Apa yang kalian lakukan jika berada di posisi Starla?
Jangankan menentukan masa depan, mengingat masa lalunya saja gadis itu tidak bisa. Starla hanya bisa berusaha bertahan hidup dengan masa lalu yang buram dan menjadi kaset kusut di pikirannya.
Sakit? Sangat.
Rasanya sangat sakit saat dirimu sendiri bahkan tidak mengetahui apa yang telah kamu lalui.
Starla kini sedang berada di kedai kopi miliknya. Bersama dengan dua karyawan lainnya—Levin dan Chika—yang kini sedang bekerja melayani beberapa pembeli.
Seperti biasa, Starla bertugas di bagian kasir dan juga membuat kopi. Gadis itu tampak tidak bersemangat hari ini. Pernyataan dari Alfa membuat Starla tidak bisa tenang.
"Star, cappuccino satu!" seru Levin yang mendapat anggukan dari Starla sebagai jawabannya.
Starla mulai meracik pesanan yang disebutkan Kevin. Tangannya dengan lihai meracik kopi dengan rasa cappuccino supaya rasanya enak.
Saat sudah selesai, Starla menaruh pesanan tersebut di meja bar yang nantinya akan dibawa oleh Levin.
"Vin, pesanan siap!" seru Starla.
Kevin yang mendengar hal tersebut segera mengambil pesanan tersebut dan menyerahkannya kepada pembeli.
Starla kembali berdiri di depan mesin kasir. Wajah gadis itu masih lesu namun, Starla tetap berusaha tersenyum kepada para pelanggan.
Sampai akhirnya seorang pelanggan kembali menghampirinya. Pelanggan itu tersenyum ke arah Starla yang dibalas dengan senyuman juga oleh Starla.
"Hai!" seru pelanggan itu dan Starla tersenyum.
"Mau pesan apa, Kak?" tanya Starla kepada Alfa—sang pelanggan.
"Kopi espresso," jawab Alfa, "beserta nomor telepon pemiliknya bisa?" tanya pria itu yang membuat Starla mengulum senyumnya.
"Ada-ada aja, Kak," ucap Starla malu-malu.
"Kalau gitu silakan ditunggu ya, Kak. Nanti gue antar." Alfa mengangguk kemudian pergi mencari tempat duduk.
Starla kembali meracik kopi, kali ini untuk Alfa, pria yang seharian kemarin membuat dirinya tidak tenang.
Setelah selesai membuat secangkir kopi espresso untuk Alfa, Starla memanggil Chika dan menyuruh gadis itu untuk menjaga kasir.
"Tolong jaga kasir, ya! Gue mau nganterin ini untuk teman gue," ujar Starla yang dibalas dengan anggukan oleh Chika.
Starla segera mengantar secangkir kopi tersebut di meja yang sudah diduduki oleh Alfa. Gadis itu kemudian duduk di hadapan Alfa, ada yang ingin Starla tanyakan sedari kemarin.
"Gue boleh tanya-tanya sama lo?" tanya Starla dan Alfa mengangguk sebagai jawaban.
"Tanya apa?"
"Tentang cewek yang lo bilang wajahnya mirip sama gue."
Alfa mengangguk. Pria itu menegakkan tubuhnya kemudian mengeluarkan ponsel yang sudah ia nyalakan. Wallpaper tersebut menampilkan sebuah foto—foto seorang wanita yang wajahnya sangat mirip dengan Starla. Wanita di dalam foto itu adalah Lea.
Starla segera memasang ekspresi terkejutnya. Ia tidak menyangka dengan apa yang ia lihat, wajah gadis itu sangat mirip dengan wajahnya.
"Gue speechless," ucap Starla.
Alfa kembali memasukan ponselnya ke dalam saku, kemudian menatap wajah Starla.
"Gue juga nggak percaya," ucap pria itu. "Saat pertama kali gue lihat lo, gue benar-benar ngerasa kalau lo itu Lea, cewek yang wajahnya mirip sama lo."
"Fakta tentang lo yang lupa ingatan membuat gue ragu ...." Alfa menggantungkan ucapannya.
"Membuat gue ragu kalau sebenarnya Lea belum mati."
Starla hanya diam, sampai pernyataan yang dilontarkan oleh Alfa membuat gadis itu kembali terkejut.
"Gue punya pendapat, kalau sebenarnya lo itu Lea yang dimanipulasi kematiannya dan mengalami lupa ingatan."
Starla hanya bisa bungkam dengan keterkejutannya.
⏳⏳⌛
happy 4.4k followers temen-temen! <3 makasih banyak udah selalu support aku, jadi alasan kenapa aku bisa bertahan di sini, love you🖤
aku mau follback beberapa orang, comment di kalimat ini ya kalo kalian mau difollback (tapi pastiin kalian udah follow aku ya!)🖤
mau shopee pay sama ovo? aku mau bagi-bagi shopeepay untuk 2 orang dan ovo untuk satu orang. caranya kalian tinggal comment apa yang membuat kalian tertarik sama cerita ini, komen paling menarik nanti aku tf shopeepay/ovo.
instagram : @itsmeqia__ // @strawsberriess
dreame/webnovel : @itsmeqia
best regards, qia.
tuesday, mei 8, 2021.
10.30 pm.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro