After This[3]
Page 2.
Malam Kelabu.
Malam itu aku bertemu dengannya. Ketua babu sekolah yang membawaku ke rumahnya ketika aku mabuk.
Aku tidak percaya ia tidak melakukan apa-apa mengingat pakaian yang kugunakan sangat ketat.
Tetapi setelah melihat sorot mata itu, aku kembali berfikir.
Apakah ia satu dari seribu pria tulus di dunia ini?
Jakarta, 2018.
⏳⏳⏳
Setelah perjumpaan yang ketiga kalinya dengan Starla, Alfa semakin penasaran dengan gadis itu. Cara gadis itu makan dan minum persis sama dengan cara Lea.
Alfa kini sedang berjalan menuju parkiran. Di tengah perjalanan lagi-lagi ia bertemu dengan Starla yang sepertinya sedang menunggu seseorang. Dirinya memutuskan untuk menghampiri Starla dan menyapanya.
"Hai!"
Starla menoleh ke arah Alfa dan langsung tersenyum sembari berucap, "Hai!" Dengan semangat.
"Nunggu jemputan?" Starla mengangguk.
"Kakak sendiri mau ke mana? Parkiran, ya?" Alfa pun mengangguk.
"Lo udah lama tinggal di Yogya?" tanya Alfa dan Starla lagi-lagi mengangguk.
"Dari kecil?" Starla menggeleng.
"Gue baru pindah waktu mau naik kelas sebelas."
Alfa terdiam. Kenapa waktunya bisa sama persis dengan kepergian Lea? Lea meninggal saat gadis itu ingin naik ke kelas sebelas juga.
"Sebelumnya tinggal di mana?"
"Jakarta," jawab Starla kemudian kembali bertanya, "Lo sendiri tinggal di mana?"
"Jakarta," jawab Alfa.
"Sama-sama tinggal di Jakarta, tetapi dipertemukan di Yogya," ujar Starla sembari terkekeh.
"Kenapa pindah ke Yogya?" tanya Alfa lagi.
Starla mengangkat bahunya. "Nggak tahu. Tapi kata Bunda gue, waktu itu gue sakit, dan Ayah lagi kerja di Yogya. Akhirnya gue dibawa ke Yogya gitu biar Ayah bisa ikut ngontrol," jawab Starla.
Alfa mengernyitkan dahinya. Ini hanya sebuah kebetulan atau memang sudah direncanakan?
"Lo sakit apa dulu?" tanya Alfa.
"Kecelakaan," jawab Starla, "kecelakaan yang membuat gue nggak bisa mengingat masa kecil gue sendiri."
Alfa sangat terkejut dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Starla. Jadi sebenarnya gadis yang sedang ia ajak bicara merupakan gadis yang pernah hilang ingatan?
"Tapi ... ingatan lo udah balik, kan?" Starla menggeleng.
"Gue cuma ingat, saat gue kecil ada seseorang yang ngasih gue gantungan kunci stroberi," jawab Starla, "itu alasan kenapa gue sayang banget sama gantungan kunci itu. Karena kalau gue bertemu dengan pemberinya, mungkin ... gue akan mengingat masa kecil gue."
Alfa semakin terkejut. Apakah Starla adalah Lea yang dimanupulasi kematiannya? Mengingat akan Ratna yang dulu pernah dikatakan meninggal, Alfa jadi semakin penasaran dengan asal-usul Starla.
"By the way ... lo kenapa tanya-tanya?" tanya Starla.
"Wajah lo mirip sama seseorang yang gue kenal," jawab Alfa.
"Siapa?"
"Cewek yang gue suka," jawab Alfa dan Starla hanya mengangguk.
"Lo terlalu kangen sama cewek itu mungkin," ujar Starla, "sekarang cewek itu di mana?" tanyanya.
"Di surga," jawab Alfa. Ekspresi pria itu berubah menjadi sendu namun ia segera mempertahankan ekspresi datarnya lagi.
"Maaf, gue nggak tahu," cicit Starla.
Setelahnya, hanya ada keheningan di antara mereka berdua. Baik Alfa maupun Starla, keduanya tidak ada yang membuka suara sampai sebuah mobil berhenti di hadapan mereka.
"Gue udah dijemput," ujar Starla, "duluan!" seru gadis itu kemudian pergi meninggalkan Alfa.
Alfa hanya bisa mengangguk dengan isi kepala yang penuh dengan berbagai macam pertanyaan. Tentang wajah Starla yang sembilan puluh sembilan persen mirip dengan Lea, dan tentang Starla yang ternyata mengalami lupa ingatan dengan masa kecilnya.
Apa kali ini semesta akan mempermainkannya lagi? Apa semesta akan membuat Alfa pusing lagi dengan segala macam teori yang terjadi?
Alfa hanya ingin hidup tenang, tapi kenapa ia harus dipertemukan dengan Starla? Alfa tidak tahu harus menjawabnya dengan kalimat apa.
⏳⏳⌛
Starla sampai di kediamannya pada pukul lima sore. Setelah keluar dari mobil, gadis itu segera memasuki rumahnya dan memberi salam kepada sang bunda.
"Selamat sore!" serunya penuh dengan keceriaan.
Sang bunda hanya tersenyum kemudian menjawab dengan ceria juga. "Selamat sore juga, Starla!"
Starla terkekeh. Gadis itu kemudian pamit untuk pergi ke kamarnya dan membersihkan diri. Sementara sang bunda memberikan sebuah anggukan sebagai jawaban.
Starla mulai berjalan menuju kamarnya. Dirinya jadi teringat dengan Alfa, kakak tingkat yang ia temui hari ini. Kakak tingkat yang menemukan gantungan stoberi kesayangannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Alfa terngiang-ngiang di kepalanya. Tentang dirinya yang Alfa bilang mirip dengan wanita yang pria itu sukai. Mirip dengan wanita yang sudah tiada.
Setelah selesai membersihkan diri, Starla memilih untuk sekedar rebahan di kasur berwarna merah muda miliknya. Gadis itu berusaha mengenyahkan pertanyaan-pertanyaan dari Alfa yang membuatnya penasaran.
Apakah wajah gadis yang Alfa sukai sangat mirip dengan dirinya?
Starla berusaha mengingat. Menurutnya hari ini bukan kali pertama ia melihat Alfa, gadis itu seperti pernah melihat wajah Alfa sebelumnya.
"Di kedai kopi!" seru Starla setelah mendapatkan jawabannya.
Starla baru ingat bahwa dirinya bertemu dengan Alfa di kedai kopi miliknya. Pria yang hanya diam saat ia tanya mau memesan apa kemudian pergi begitu saja.
Starla kini mendapatkan jawabannya apa alasan Alfa hanya diam kemudian pergi. Ini semua pasti karena wajah Starla mirip dengan gadis yang Alfa sukai.
"Apa gadis itu mirip banget sama gue?" monolognya.
Pusing dengan semua yang terjadi. Starla berusaha untuk tidur. Namun, dirinya tidak bisa. Setiap ia memejamkan mata, selalu ada bayangan-bayangan aneh yang bergentayangan di kepalanya. Bukan bayangan hantu, melainkan sekelibat kejadian dengan suasana yang kabur. Seperti sebuah foto blur.
"Apa ini ada hubungannya dengan kecelakaan yang gue alami beberapa tahun lalu?" monolog Starla, lagi.
"Kenapa gue nggak pernah bisa mengingat masa kecil gue?"
Starla mulai frustrasi. Kepalanya menjadi tambah pusing sekarang. Seolah ada batu yang menghantam kepala gadis itu.
"Bunda!" pekik Starla karena sudah tidak kuat dengan sakit kepala yang ia alami.
"Bunda! Kepala Starla sakit!" pekiknya lagi.
Tidak lama kemudian, Serina-sang bunda menghampiri putri satu-satunya dengan raut wajah panik.
"Kamu kenapa, Star?" tanya Serina dan Starla hanya menggeleng.
Serina kemudian mengambilkan obat untuk Starla. Setelah meminum obat tersebut, Starla menjadi lebih baik.
"Starla ketemu teman baru di kampus," ujar Starla.
Serina hanya menyimak ucapan putrinya, hingga akhirnya raut wajahnya berubah menjadi ekspresi terkejut setelah mendengar apa yang Starla lontarkan.
"Dia bilang, wajah Starla mirip dengan gadis yang dia suka, Bun."
Serina diam, tidak menjawab ataupun merespon.
"Starla tahu ada yang namanya reinkarnasi," ucap gadis itu lagi.
"Tapi ... yang Starla tahu. Reinkarsi itu untuk orang yang jarak umurnya jauh, semisal berbeda seratus tahun."
"Mungkin nggak sih kalau ternyata Starla punya kembaran?"
Lagi, Serina hanya diam dan bungkam.
⏳⏳⌛
hallow! selamat sahur ya hehehehe.
bakalan sering update di sini, so stay tune! <3
dreame/webnovel : @itsmeqia
instagram : @itsmeqia__ // @strawsberriess
untuk yang mau kasih kritik dan saran atau sekadar compliment dalam bentuk anon bisa ke secreto aku, ya. link on my bio! <3
best regards, qia.
sunday, mei 2, 2021.
2.56 am.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro