Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5

"Ada apa jaehyun." Geram Yoojung yang ke hadirannya di hiraukan.

"Kau mengambil flashdisk ku !" Kecam Jaehyun yang menarik pinggang Yoojung membuat mata mereka menatap satu sama lain, Yoojung dapat merasakan amarah Jaehyun membuat gadis itu membeku sekaligus kagum dengan wajah Jaehyun yang sangat menawan.

Sempurna.

Yoojung menggeleng dengan cepet menghilangkan segala pikiran tentang kekagumannya pada wajah Jaehyun.

"Kim Yoojung !"

"Hah " Yoojung memundurkan dirinya membuat tangan Jaehyun lepas, matanya masih mengamati Jaehyun yang menatapnya tajam.

"Di mana flashdisk ku !"

"Maksud mu ?"

Jaehyun mengatur napasnya seraya kembali berjalan mendekat pada Yoojung yang bingung dengan perkataan Jaehyun.

"Jangan bersandiwara, kau mengambil flashdisk yang ku taruh di kotak itukan." Tangan Jaehyun menunjuk kotak beludru berwarna merah hati yang berada di samping foto keluarganya.

"Tidak "

Jaehyun tersenyum kecut membuat Yoojung kembali heran.

"CK, tidak usah bersandiwara di mana flashdisk ku NYONYA JUNG !"

Yoojung merinding dengan penekanan Jaehyun dia mengalihkan wajahnya melihat kotak beludru yang yoojung yakin tidak ada saat malam dia masuk untuk mencari ponselnya.

"Mana ku tau Jaehyun,"

"Benarkah bukan kau yang mengambilnya ?" Yoojung mengangguk pasti, Jaehyun tidak Menemukan kebohongan di mata Yoojung.

"Sekarang keluarlah !" Perintah Jaehyun yang membuat Yoojung semakin heran.

Yoojung menggerutu saat keluar kamar Jaehyun yang mana membuat gadis itu tidak habis pikir di pagi buta ini, dia dituduh menjadi pencuri pada barang yang bahkan belum dia tau bentuknya seperti apa, Yoojung berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan walau tidak pandai membuat masakan yang lezat tapi Yoojung mahir dalam membuat pancake dan dulu ibunya sangat menyukai pancake buatan Yoojung.

"Selamat pagi Nyonya, ada yang bisa saya bantu ?"

Yoojung tersenyum dan kembali mengambil panci dan juga mengeluarkan telur, gula, madu, susu dan tepung dari dalam kulkas. "Aku ingin membuat pancake."

"Biar saya saja Nyonya," ucap asisten yang baru tiba mengambil alih panci membuat Yoojung mengerut.

"Aku ingin membuatnya, bibi kau bisa membantu ku memanaskan teplon bukan." Asisten itu kembali mengangguk lalu Yoojung kembali mengocok telur dan juga gula gadis itu tersenyum ceria membuat pancake mengingatkannya dengan ibunya. "oh iya pakai api kecil saja biarkan selama 7 menit " perintah Yoojung yang di patuhi asistennya.

Mata Yoojung terangkat seraya senyum mengisi wajahnya Meliat pancake yang dia buat mengingatkan nya pada kehangatan ibunya yang selalu menyajikan pancake saat sarapan, Yoojung sangat penasaran bagai mana reaksi Jaehyun saat menyantap pancakenya, tapi sudah 15 menit menunggu dan Yoojung belum menemukan tanda-tanda kehadiran Jaehyun untuk turun membuat gadis itu sedikit bimbang.

Kemana Jaehyun, apa dia sudah berangkat tapi sedari tadi aku tidak melihatnya ?

Yoojung menggigit bibirnya gelisah yang sekarang dia rasakan membuat gadis dengan kemeja abu itu bangkit berjalan ke kamar jaehyun, saat pintu di buka betapa kagetnya dia melihat tubuh Jaehyun yang terkapar tidak sadar terbaring di lantai dengan tangan yang menggenggam botol obat yang isi pilnya berserakan.

"Tolong.... Tolong.. bibi Paman An, cepat bantu aku !" Teriak Yoojung yang membuat para pekerja dan asisten rumah tangga itu berlari dan terkejut saat melihat tubuh Tuannya Tergeletak.

Dengan bantuan para asisten rumah tangga kini Jaehyun sudah berbaring di kasur dan Yoo Jung menyuruh bibi membuatkan Teh hangat.

"Paman An, aku harus membawa Jaehyun ke rumah sakit, ayo bantu aku."

Pria yang di panggil paman An, itu menggeleng membuat Yoojung tidak mengerti. "Maaf Nyonya, Tuan tidak suka jika di bawa ke rumah sakit dia akan marah besar kami tidak berani."

"Ini darurat kita harus membawanya jika tidak nyawa Jaehyun akan terancam ?" Paman An, terkejut tapi dia tau sifat Tuan nya seperti apa dan dengan rasa bersalah pria itu menundukkan wajahnya.

"Ah sial," Yoojung keluar dari kamar mengambil tas putih miliknya yang terletak di kursi meja makan membawa kembali ke kamar Jaehyun.

Yoojung mulai membuka isi tasnya mengambil Stetoskop dan mulai memeriksa denyut jantung Jaehyun yang berdetak sangat lambat, membuat gadis itu sangat cemas, dan mengambil sphygmomanometer untuk mengukur tekanan darah Jaehyun, lalu kembali memeriksa Jaehyun dengan penlight, sial di hanya bisa memastikan kondisi Jaehyun stabil tidak terlalu berbahaya tapi Yoojung tidak tau jenis penyakit apa yang jaehyun derita meningkat gadis itu hanya dokter gigi.

"Nyonya." Bibi membawakan teh hangat sesuai perintah Yoojung tapi setelah meneliti jaehyun sebaiknya di beri air putih atau susu murni saja untuk membuat stamina dan cepet memulihkan kesadarannya.

"Letakan saja, bibi kau bisa membuatkan aku susu murni ?" Bibi kembali mengangguk dan berlalu pergi sementara paman An, hendak pamit tapi di tahan oleh Yoojung.

"Tunggu, paman apa jaehyun sering seperti ini ?" Paman An terdiam dan menundukkan wajahnya, Yoojung dapat menemukan jawaban dari ekspresi paman An.

"Baiklah kau boleh pergi " perintah Yoojung yang langsung di patuhi paman An.

***

Mino berdiri mondar mandir di depan ruangan Jaehyun dan kembali menatap jam yang menunjukan pukul 9 tapi Jaehyun belum muncul juga, bagai mana Jaehyun bisa sangat terlambat sedangkan lalulintas tidak terlalu ramai, dan sialnya keterlambatan Jaehyun kenapa harus di hari saat rapat umum direksi membuat mino mengeluarkan ponselnya dan menghubungi jaehyun kembali.

"Halo Tuan Jung Jaehyun kenapa belum sampai ini sudah jam berapa Rapat hampir di mulai tapi ka___ Apa ? Bagai mana bisa______ yoojung, baiklah kau jaga Jaehyun tidak usah memangil dokter dan aku akan ke sana setelah mengurus kekacauan ini___ Yach kau juga seorang dokter !!!"

Mino mematikan sambungan telponnya dan berjalan menuju ruangan yang dia yakini sudah banyak orang yang menunggu.

***

Yoojung hanya mematung matanya melihat pil yang tidak tau mengandung zat apa, saat ini dia benar-benar merasa sangat bodoh dengan ilmu yang terbatas bahkan Yoojung tidak dapat menyimpulkan penyakit Jaehyun.

"Kau sakit apa Jae, sadarlah."

Drettt.... Drettt...

Ponsel Jaehyun berdering mata Yoojung memincing melihat layar ponsel bertulis Mino dengan cepat gadis itu menjawabnya. Yoojung menarik napasnya menjauhkan ponsel dari gendang telinganya ocehan panjang mino membuat telinga Yoojung berdenyut, bagai mana Jaehyun sanggup menghadapi laki-laki itu setiap saat.

"YA! Aku Yoojung, berhentilah bicara, Jaehyun pingsan, aku harus membawanya ke rumah sakit !"

Yoojung kesal dengan jawaban Mino yang tetap tidak mengizinkan dirinya membawa Jaehyun,

"Aku dokter gigi bukan dokter umum Ya.."

Tut.. Tut..
Yoojung menggeleng tidak habis pikir dengan kelakuan Mino.

Yoojung bangkit dan berjalan keluar kamar untuk mengambil ponselnya untung saja ini jatah liburnya dia bisa terus menjaga Jaehyun ingin menanyakan banyak pertanyaan tentang ini semua,

"Nyonya, Tuan Jaehyun sadar ."

Langkah Yoojung terhenti tangannya melepaskan gagang pintu kamar miliknya, dengan sedikit berlari Yoojung berbalik untuk menuju kamar Jaehyun, napasnya masih Terengah-engah matanya melihat Jaehyun yang kini meringis, membuat Yoojung mendekat mendudukkan dirinya di samping kasur.

"Kau telah sadar ?" Bukannya menjawab Jaehyun hanya bergerak ingin menyandarkan kepalanya, Yoojung yang paham langsung membantu Jaehyun, dan mengambil gelas yang berisi air putih memberikannya pada Jaehyun.

"Minumlah !" Perintah Yoojung yang di turuti begitu saja.

Setelah meletakan gelas yoojung meminta bibi membawakan makanan, Jaehyun memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

"Di mana obat ku ." Dengan suara yang bergetar membuat hati Yoojung sedikit miris dia bisa melihat sosok Jaehyun yang sangat lemah.

"Makan dulu baru minum obat, tidak baik minum obat dengan perut kosong terlebih denyut jantung mu tidak normal." Yoojung mengambil alih nampan yang di bawakan bibi di sana terdapat pancake buatannya membuat Yoojung menatap bibi Choi,

"Apa tidak ada nasi ?"

"Maaf nona, kami akan membuat nya." Yoojung mengangguk.

Jaehyun memperhatikan yoojung, dari raut wajahnya bisa di tebak gadis itu sangat cemas membuat Jaehyun tersenyum.

Yoojung memotong pancake yang sudah di cocol dengan madu, lalu memberikan suapan pada Jaehyun.

"Buka mulut mu jae!" Geram Yoojung yang tangannya sudah pegal memegang garpu, Jaehyun tidak juga membuka mulutnya.

"Makanlah "

"Ini sudah jam makan siang, pancake ini sarapan atau jatah makan siang ku ?" Bukannya membuka mulutnya Jaehyun malah mengajaknya berdebat.

"Anggaplah sebagai hidangan pembuka sekarang Aaaa.."

"Tapi aku tidak ma___" perkataan Jaehyun terpotong saat pancake itu masuk kedalam mulutnya, dengan terpaksa membuat Jaehyun mengunyah rasanya tidak buruk juga dan nikmat apa lagi jika di sajikan saat masih hangat.

"Apa ini masakan mu ?" Tanya Jaehyun yang kini mau menerima suapan demi suapan dari Yoojung.
Yoojung tersenyum bangga benar dugaannya Jaehyun menyukai pancake buatannya.

"Kau suka ?" Tanya Yoojung antusias, membuat Jaehyun ingin menggodanya.

"Lebih enak." Ucap jaehyun singkat, lalu kembali memakan suapan pancake.

"Benarkah " senyum di wajah Yoojung semakin mengembang saat di puji oleh Jaehyun,

"Daripada aku memakan mie instan dengan telur yang gosong." Sindir jaehyun.

"Ya!" Teriak yoojung membuat Jaehyun tertawa lepas.

Yoojung sangat ingat betul saat tengah menggoreng telur untuk mie instan, Jaehyun terus menyuruhnya mengambilkan ini itu sehingga membuat telurnya gosong.

"Sudahlah jangan membahas telur gosong itu."

"Kau malu he he he." Jaehyun kembali tertawa.

"Yach berhenti mengolok ku Jaehyun."

.

.

.

****
Bandara internasional Incheon Seoul 12 : 00 pm

Hwang Minhyun si pria chinese-korea itu sedang memamerkan senyum indahnya hanya dengan memikirkan Kim Yoojung gadis kecil dan manja yang sebentar lagi akan menjemputnya membuat Minhyun tersenyum tidak karuan dan debaran jantungnya kembali berdetak sangat cepat.

Ya gadis itu telah mencuri hatinya 20 tahun yang lalu saat pindah di samping rumahnya menjelma menjadi sosok malaikat yang selalu bersinar, tapi saat gadis itu di pisahkan oleh ibunya membuat malaikat kecilnya kehilangan arah dan berlindung di belakangnya.

Dan hari ini Minhyun kembali bukan hanya sekedar urusan bisnis tapi niat dalam hatinya membebaskan gadis itu, mengajaknya menikah dan mengelilingi dunia seperti kemauan Yoojung sewaktu kecil terbebas dari segala kekacauan hidupnya.

Setelah 5 tahun menghilang Minhyun sangat merindukan Yoojung alasannya satu menjadi orang yang berpengaruh agar Yoojung dapat apa yang dia mau terhindar dari kekacauan dunia, ajaran yang di berikan orang tuanya benar saat kau di atas maka semua kan berjalan dengan baik dan itu alasan Minhyun kembali hanya untuk menjemput Yoojung malaikat kecilnya Minhyun merasa kekuasaan yang selama 5 tahun ia peroleh cukup untuk melepaskan yoojung dari kekangan Kim Yoo min.

"Yoojung kau di mana ?" Minhyun mencoba menghubungi gadis nya dan tidak mendapat jawaban membuat dia khawatir.

Minhyun melihat jam tangan yang dia kenakan sudah pukul 15:00 itu tandanya dia sudah menunggu Yoojung 3 jam tapi gadis itu belum muncul juga apa Yoojung lupa ? Tapi dengan sigap Minhyun membuang jauh-jauh pikiran buruknya Yoojung gadis yang selalu menepati janji mungkin dia sedang banyak pasien.

Dan Minhyun memutuskan untuk menunggu Yoojung yang sudah berjanji menjemputnya.

TBC..

Hi sebelumnya mau minta komen nya boleh dong 😄
Gimana nyambung gak ? udah berjalan 5 chapter ceritanya ?

Aku berusaha membuat tulisan yang enak di baca revisi sana sini, maaf ya kalo banyak typo.

Hwang Minhyun

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro