4
Yoojung menikmati hidangan penyambutan jisoo anak Jennie yang kini sudah lulus universitas ternama, Di penghujung makan malam, Jennie mencondongkan tubuhnya ke yoojung. "Saya ingin bicara empat mata dengan anda," ujarnya.
"Kapan saja bisa," sahut Yoojung.
"Kita akan tunggu sampai yang lain pergi," ucap Jennie.
Selesai menikmati makan malam, Jean mengajak sekeluarga untuk berkumpul di ruang tengah untuk menikmati semangka dan buahan dingin lainnya. Jarang-jarang mereka berkumpul seperti itu Jaehyun yang memang sudah hidup mandiri sejak dia berada di universitas dan jungsik yang sibuk dengan perkejaan kantor, sementara jisoo yang keluar negri untuk menyelesaikan pendidikannya. Kesepian yang selalu di keluhkan Jean adalah pikiran belaka toh selama ini dia juga sangat sibuk dengan pekerjaan kantor.
Percakapanpun mengalir begitu saja dari membahas bisnis hingga pengalaman jisoo selama berada di negri orang, dan makanan di meja mulai habis membuat jennie mengisyaratkan Yoojung membantunya untuk mengambil cemilan, Yoojung mengikuti isyarat yang Jennie, bukannya ke dapur tapi Jennie malah membawanya ke sebuah ruangan yang di sana berisi Gucci dan lukisan indah yang yoojung yakini bernilai fantastis.
"Itu.. "
"Ambillah !" Perintah Jennie.
Yoojung berlari tangannya menggapai sebuah kalung yang tergeletak di atas meja, itu kalung milik mamahnya dengan hiasan kupu-kupu dan juga bintang Yoojung sangat yakin itu milik mamanya yang memang di buat khusus. "Ini, milik mama ku, apa semuanya baik-baik saja, kenapa bisa ada di anda ?" Tanya Yoojung.
Jenni tersenyum lalu memegang pundak Yoojung "Ya, tentu jika kau menuruti keinginanku ?"
Yoojung sama sekali tidak mengerti dengan maksud perkataan Jennie, bukankah dia sudah memberi informasi tentang Jaehyun, lalu kapan dia bisa bertemu mama.
"Bibi maksud mu, Aku sama sekali tidak mengerti?"
"Kau wanita cerdas, kau tau yang harus kamu pilih Yoojung, jika kau ingin bertemu mama mu, maka serius untuk menjalankan misi ini."
Yoojung mengamati raut wajah Jennie pandangan menusuk membuat Yoojung ngeri.
"Jangan berpura-pura bodoh Yoojung, aku tidak akan menipu, apa semua bukti ini kurang, jika kau bersungguh sungguh aku akan menepati janjiku untuk mempertemukan mu dengan mama mu." Yoojung menimbang perkataan Jennie tanpa sadar membuat Yoojung menggigit bibirnya hal yang selalu dia lakukan saat sedang gelisah.
"Baiklah, tapi kapan aku bisa bertemu mama ?"
Jennie tersenyum, "setelah kau menemukan keberadaan Jang Geum aku janji akan mempertemukan mu dengan mama mu." Yoojung merasakan tubuh Jennie yang sedikit gemetar saat mengucapkan Jang Geum.
"Tapi siapa wanita itu ?"
"Mertua mu."
Yoojung bingung bagai mana dia bisa menemukan wanita yang bahkan belum pernah dia temui dan ini mama Jaehyun, Yoojung yakin ada yang tidak beres jadi Jennie tidak tau keberadaan Jang geum, atau Jennie sengaja mempermainkannya.
"Baiklah, itu mudah tapi apa bisa aku melihat wajahnya ?" Jennie membuka Amplop coklat yang terdapat foto Jang Geum wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
"Aku mengandalkan mu, dan jangan pernah mengirim apapun jika tidak penting." Yoojung mengangguk, dan mengekor pada Jennie.
Pandangan mereka bertemu, seolah Yoojung dapat merasakan ke curigaan dari mata Jaehyun tapi Yoojung menangkis semua itu lalu meletakan apel di atas meja dan duduk kembali di samping Jaehyun yang mulai kembali mengobrol membuat Yoojung hanya mengamati keluarga barunya.
"Aku kelaparan!" Jisoo mulai mengeluh dan kini menepuk perutnya dengan gerakkan heboh membuat Yoojung memperhatikan Jennie yang kini menyuapi jisoo,
merasa iri dengan interaksi anak dan ibu itu, Jaehyun yang memperhatikan hanya bisa terdiam.
"Makanlah" Jaehyun menyuapi Yoojung sebuah anggur, tanpa sadar Yoojung memakannya dan mendapat tatapan tidak biasa dari Jean yang menyaksikannya, membuat Yoojung tersedak, dan dengan gerakan cepat mengambil jus dan menyeruput membuat tetesan jus itu mengenai gaun, Yoojung mengutuk kebodohannya sedangkan jaehyun tersenyum tipis melihat tingkah memalukan Yoojung.
"Ah aku harus ke kamar mandi," Yoojung mencari tasnya tapi tidak ada dan dia baru ingat saat hendak turun Eunwoo menelponnya dan membuat Yoojung lupa dengan tasnya dan sekarang di mana dia harus meletakan ponselnya.
"Jae, tolong pegangkan ponselku." Jaehyun mengangguk dan Yoojung berlalu untuk membersihkan gaunnya.
***
Jaehyun dan Yoojung berjalan menuju kamar masing-masing mereka, saat Yoojung ingin masuk panggilan Jaehyun menghentikan langkahnya.
"Aku ingin bicara ." Ucap jaehyun yang sudah berjalan ke arah sofa, dengan membuka jas dan merebahkan dirinya, pandangan jaehyun tertuju pada Yoojung yang masih Engan untuk duduk.
"Duduk." Setelah berhadapan Yoojung dapat merasakan perubahan hati Jaehyun, ini Jaehyun yang sudah kembali pada sosok dingin dan menyeramkan, bukan Jaehyun yang tersenyum ramah dan selalu bersikap manis saat di pesta tadi.
"Kenapa ?"
"Apa yang kau bicarakan dengan bibi ?"
Yoojung tersenyum lalu menggeleng, menatap kalung yang dia genggam.
"Tidak ada, kami hanya mengobrol dan dia menanyakan keadaan ku, itu saja." Dusta Yoojung.
Jaehyun tersenyum merasa belum puas dengan jawaban dari istrinya itu, dia tau Jennie sosok wanita seperti apa, mana mungkin wanita itu repot-repot menghabiskan waktunya hanya untuk hal yang tidak berguna.
"Aku harap istriku tidak pernah menikam ku." Ucap Jaehyun sebelum pergi lalu masuk ke dalam ruang kerjanya.
Yoojung merasa tidak enak hati, bagai manapun Jaehyun Sangat baik padanya, memberinya makan dan juga tempat tinggal terutama melindungi nya dari milen, tapi Yoojung harus ingat tujuannya menikah hanya untuk bisa berkumpul kembali dengan ibunya dan kesempatan sudah di depan mata bagai mana dia bisa menyia-nyiakan.
"Maafkan aku Jae." Yoojung semakin mengeratkan kalungnya. Dan bangkit dari sofa.
Yoojung sudah selesai dengan skincare rutinnya dan saat mencari ponselnya dia tidak dapat menemukannya di laci maupun di dalam tas pun tidak ada, bagai mana dia melupakan benda persegi itu yang di dalamnya terdapat berkas para pasien nya yang harus segera di periksa untuk pekerjaan besok.
Yoojung mengingat terakhir kali ia menggunakan ponsel, "ah Jaehyun.. " Yoojung bangkit dari kursinya berjalan ke sebuah kamar dan di sana tidak menemukan keberadaan Jaehyun padahal ini sudah pukul 1 malam tapi Yoojung dapat mendengar gemericik air pikirnya Jaehyun sedang mandi. Dan Yoojung akan mencari ponselnya lalu pergi.
Yoojung mencari keberadaan ponselnya tapi tidak ada, dan satu ruangan di dalam kamar itu membuatnya sedikit penasaran mungkinkah ponselnya berada di situ, dengan langkah penasaran Yoojung memasuki ruangan yang bisa di sebut ruang kerja Jaehyun dan benar saja dia melihat ponselnya berada di atas meja kerja.
"Ponselku." Yoojung mengambil ponsel dan menyimpannya di saku baju tidurnya tapi sebuah photo menarik perhatiannya di sana terdapat seorang laki-laki yang sangat mirip dengan jaehyun yang mengenakan seragam SMA yang terlihat sangat tampan yang tengah memeluk seorang wanita yang yoojung yakin itu Jung Geum, dan di sebelahnya terdapat seorang gadis kecil yang tengah di gendong dengan memakan permen kapas.
"Sedang apa kau!" Suara dingin dan menusuk membuat Yoojung terdiam dan melihat Jaehyun yang berjalan kearahnya dengan aura menyeramkan.
"Akuuu mengambil ponsel." Ucap yoojung ragu-ragu.
"Sudah dapat ?" Yoojung mengangguk dan menunjukan ponselnya.
"Lain kali jangan pernah memasuki ruangan ku sebelum dapat izin dari ku." Yoojung mengangguk.
"Baiklah aku permisi," Yoojung berjalan keluar dari ruangan Jaehyun tapi Jaehyun menggenggam tangan Yoojung, "Aku lapar!" Ucap jaehyun membuat Yoojung melongo.
"Lalu ?"
"Kau tidak berniat membuatkan ku makanan, kau kan istriku ?"
Yoojung mengerut sebenarnya Jaehyun sedang meminta bantuan atau sedang menyuruhnya.
"Baiklah akan ku buatkan." Yoojung berjalan ke arah dapur siap bergelut dengan bahan makanan di pikiran Yoojung sudah menyusun hidangan yang akan dia masak dengan waktu yang cepat tapi enak, tapi semuanya sirna saat tidak ada apapun kecuali mie instan dan juga telur.
****
Jaehyun mengacak lembar file, tangannya sibuk membuka laci dan matanya mengintai semua meja mencari flashdisk yang tidak ada. Jaehyun berdiri mengendorkan dasinya dan menggulung ke atas kemejanya, tangannya masih menyiapkan lembar file dan buku-buku tapi nihil dia tidak dapat menemukan benda kecil yang dia cari.
"Yoojung!" Teriak Jaehyun.
"Kim Yoojung!"
"Yoojung."
Yoojung berlari memasuki ruang kerja Jaehyun terlihat bingung dengan aktifitas yang di kerjakan suaminya.
"Ada apa, kau mencari apa ?" Tanya Yoojung yang melihat Jaehyun yang sangat frustasi tapi tangannya masih mencari-cari sesuatu.
"Ada apa jaehyun." Geram Yoojung yang ke hadirannya di hiraukan.
"Kau mengambil flashdisk ku !" Kecam Jaehyun yang menarik pinggang Yoojung membuat mata mereka menatap satu sama lain, Yoojung dapat merasakan amarah Jaehyun membuat gadis itu membeku sekaligus kagum dengan wajah Jaehyun yang sangat menawan.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro