Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2.

Ketika sudah nyaris terlelap, Yoojung berfikir betapa menyediakan hidupnya, bayang-bayang kenangan 10 tahun lalu terus terulang saat di mana keluarganya berkumpul dan hanya kebahagiaan menyelimuti mereka, tapi semuanya sirna semenjak ayahnya memisahkan Yoojung dan mama, yang saat itu sedang mengandung dan tidak lama setelah itu ayah menikah lagi dengan Milan wanita Korea yang sudah tinggal lama di luar negeri.

Oh tuhan, aku merindukan mama tolong pertemuan aku. Ucap Yoojung lalu terlelap.

Yoojung berjalan keluar kamar, untuk memulai rutinitas yang sekarang ia jalani, menjadi seorang Dokter gigi yang sudah hampir 2 tahun ia tekuni.
Tentu saja ayah sangat marah Yoojung menjadi dokter di saat perusahaan berkembang pesat.
Tapi Yoojung tetap nekat dengan pilihan yang sudah ia buat, lagi pula tidak mungkin milen membiarkan Yoojung mewarisi harta ayah terlebih kini wanita itu sudah mempunyai seorang putra yang berumur 10 tahun, dan menginat milen wanita yang  matre menikahi ayah dengan tujuan harta membuat Yoojung miris tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

"Sayang kemarilah " Yoojung terhenti mendengar panggilan milen, pantas saja dia memanggil dengan kata sayang di sebelah milen terdapat wanita cantik dengan rambut sebahu, milen mengisyaratkan untuk Yoojung duduk dan menyapa wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

"Hallo, aku Kim Yoo Jung." Wanita itu mengisyaratkan milen mengingalkan mereka berdua.

"Kim yoojung, kenalkan aku Jennie." Yoojung hanya mengangguk,

"langsung saja sebentar lagi kau akan menikah dengan Keponakanku," Yoojung membelalak ternyata yang dia nikahi adalah keponakan dari perempuan ini,yang di pikiran Yoojung dia akan menikah dengan pria tua yang sudah mempunyai istri, dan ternyata selama ini dugaan ia salah.

"Ingat pernikahan ini tidak semudah yang kau pikirkan, setelah menikah kau harus melaporkan apapun tentang dia ?"

Yoojung mencerna kata-kata Jennie, lalu menatap Jennie dengan tatapan bingung.

"Maksud anda menjadi mata-mata pada suami sendiri ?".

Jennie tertawa renyah dan raut wajahnya berubah drastis menjadi sosok wanita yang antagonis.

"Iya seperti itu tugasmu jika kau ingin bertemu ibu mu." Jennie mengeluarkan 1 lembar foto yang berhasil membuat Yoojung gemetar itu gambar ibunya dan di sampingnya terdapat pria muda yang dia yakini adiknya.

"Mama,"

"Betul sekali aku akan menemukan mu dengan ibu mu jika kau menuruti segala perintahku." Yoojung mengambil foto itu mengamatinya dan memeluk, membuat jennie tersenyum mengejek.

"Bagaimana ?"

"Baiklah" ucap Yoojung tanpa ragu.

.

.

.

Tangan Yoojung sibuk mengetuk-ngetuk  meja kerjanya, pandangan tidak  ia alihkan  dari foto di depannya, melihat objek dalam foto tersebut tersenyum membuat Yoojung ikut tersenyum. sebentar lagi dia bisa melihat ibunya, toh pernikahannya juga menguntungkan untuk dirinya jadi apa salahnya dia memberikan informasi pada Jenni dan dia bisa bersama dengan ibunya, dan itu tidak rugi.

Tok.. Tok..
Permisi

"Ya masuk."

"Dokter ini saatnya jam praktek anda ?" Yoojung bangkit dari kursinya dan bergegas menuju ruangan praktek, setelah sampai di ruangannya Yoojung dapat melihat anterin pasien yang cukup banyak tidak seperti hari sebelumnya, dan Yoojung yakin itu cukup melelahkan tapi ini pekerjaan dan kewajibannya sebagai seorang Dokter.

Jaehyun melangkahkan kakinya menemui Hector psikiater sekaligus teman kuliah, yang sudah lama dia kenal sebenarnya biasanya Jaehyun yang akan memanggil Hector berhubung Hector baru pindah dan bergabung di rumah sakit dia berniat menemui nya sekedar memberikan selamat.

"Mino kau tau ruangannya ?" Mino mengangguk sambil masih mengunyah buah di mulutnya, "berhenti makan dan cepat jalan Mino."

"Ya ya.. kau ini sangat cerewet boss." Mino berjalan terburu meninggalkan Jaehyun.

Pandangan Jaehyun tertuju pada dokter yang tengah berjalan sambil sesekali melihat berkas di tanganya, Jaehyun yakin itu Kim Yoojung gadis yang akan menjadi istrinya dan melihat riwayat gadis itu sama sekali tidak pernah ada hubungannya dengan Jennie kecuali hubungan ayahnya dan juga pamannya. Tapi tetap saja dia yakin bahwa gadis itu punya tujuan lain.

"Yach,, Tofu apa kau akan diam saja ?"

"Sial." maki Jaehyun dan berjalan menuju Mino yang sedari tadi terus mengoceh.

.

.


.
Hari pernikahan 🍁🍁🍁

Jaehyun menjemput Yoojung di kediaman tuan Kim Yoo min, ini pertama kalinya mereka bertemu dan akan melangsungkan pernikahan.
Yoojung masuk kedalam mobil tidak ada suara diantara mereka hanya keheningan dan sesekali keduanya mencuri pandang.

"Kenapa kau setuju menikah dengan ku.?" Yoojung terdiam sedetik kemudian menatap Jaehyun,

"perintah orang tua ku." Jawab Yoojung santai.

"Oh benarkah ?" Yoojung mengangguk pasti.

Dan tidak ada lagi obrolan di antara mereka, sampai  tiba di depan gedung KUA mereka mulai mengisi formulir dan melangsungkan pernikahan sederhana dengan hanya di saksikan oleh Yoo min, milen dan kakek Jaen serta  Jung Sik dan Jenni.

Kini Yoojung resmi menikah walau pernikahannya jauh dari yang selama ini dia inginkan tapi masa bodoh tujuannya menikah hanya untuk bisa bersama ibunya.

Jaehyun menatap Yoojung mengamati gadis itu sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin Jaehyun tanyakan tapi ia urungkan mengingat masih ada Jung Sik dan Jennie, yang akan membahayakan rencananya.

"Hallo,, menantu ?" Yoojung menunduk hormat memberikan salam pada kake Jaen,

"Maafkan cucu ku, yang menginginkan pernikahan seperti ini, baiklah aku akan memberikan hadiah atas pernikahan kalian, bagai mana jika sebuah pesta ?"

"Tidak perlu kakek," tolak Yoojung.

"Tidak, tidak bisa seperti itu kau menantu dan harus ada penyambutan, Jennie siapkan pesta pernikahan untuk pengantin baru ini."  Titah Jaen, membuat Yoojung pasrah.


.

.

.

Pesta pernikahan 🍁🍁

Yoojung marah, kesal benci dengan Jung Jaehyun bagai mana dia tidak hadir di pesta pernikahan dan membuat Yoojung menjadi bahan olokan oleh semua tamu, dan membuat Yoojung berakhir di club malam dengan balutan gaun pesta yang sangat tidak pantas berada di club.

Rancauan  Yoojung lontarkan memaki Jaehyun membuat hatinya sedikit lega dan ancaman Jennie kembali terngiang di kepalanya -kau harus memenangkan hati Jaehyun agar dia terbuka kepada mu dan kau harus memberikan informasi tentang dia, jika tidak kau tidak akan pernah bertemu ibumu lagi-

"Yach iblis, bagai mana aku mendapatkan nya jika dia tidak menginginkan ku, berhenti memperalat ku sialan." Rancau Yoojung yang kini mulai kehilangan kesadarannya.

Yoojung menggoyangkan winenya minuman yang sangat tidak enak tapi memberikan daya tarik yang begitu memikat membuat Yoojung ingin meminumnya lagi dan lagi.

"Yach nona?" Panggil Yoojung pada wanita yang tengah menari.

"Apa pakaian ku pantas datang ke tempat seperti ini ?" Perempuan dengan balutan sexy itu menggeleng dan kembali bergoyang. " Benarkan harusnya aku menikmati pesta tapi sialnya suami ku sibuk dengan pekerjaannya dan mempermalukan aku, aaah kau jangan pernah menikah dengan laki-laki seperti itu nona."

"Yeah dasar keparat, apa uang mu begitu penting, dasar bajingan." Rancau Yoojung yang kini mulai mabuk setelah minum 3 gelas wine.

"Aku sangat menyesal menikah dengan mu bajingan, jika bukan karena nenek sihir yang mengancam aku tidak akan Sudi menjadi istri dari mu, Yach Jung Jaehyun." Ocehan Yoojung berhasil membuat pengunjung club memperhatikan.

Yoojung mencoba membuka matanya tapi sangat berat  kepalanya pusing dan bayangan Jung Jaehyun kembali menghampiri dirinya.

"Nona hei," panggil Yoojung pada gadis yang tengah menatapnya. "Mengapa hidup ku menyedihkan, kau lihat bahkan disini aku masih terbayang dengan si bajingan itu." Yoojung menunjuk ke depan melihat sosok ilusi gambaran jaehyun.

"Nah seperti ini wajahnya tampan dan kau lihat lesung pipinya itu sangat lucu, lihatlah matanya indah dan lihat bibirnya sangat manis aku ingin merasakannya he he he." Yoojung tertawa renyah melihat objek di depannya yang dia yakin hanya ilusi, pandangan Yoojung kembali tertuju pada wanita yang sedari tadi dia ajak bicara.

"Yach nona body mu sangat bagus aku iri, lihatlah." Yoojung menyentuh payudaranya dan tersenyum, "punyaku juga bagus, wajahku lumayan badan ku juga langsing, tapi kenapa dia sama sekali tidak tertarik oh tuhan bagai mana aku menjalankan misi bodoh ini." Yoojung kembali meminum winenya.

"Kau tau nona, kau melihatnya dia ini" Yoojung menunjuk Jaehyun di hadapannya, dan bangkit memeluk Jaehyun "mmuuacch,,," satu ciuman berhasil membuat Yoojung tersenyum dan tertawa,

"Nona lihatlah dia bahkan tidak meresponnya, kau tau dia itu banci ha ha ha." Yoojung kembali terduduk dan meminum winenya namun matanya semakin menyipit dan rasa pusing menjalar di kepalanya membuat Yoojung memejamkan matanya.

TBC
Vote+ komen ya 😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro