Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1


Yoojung tersenyum menyambut semua tamu yang hadir di pesta pernikahan, bukan orang sembarang yang menghadiri pesta tersebut melainkan kalangan pejabat, menteri bahkan kolongmerat yang  tidak pernah ia bayangkan.

"Dimana suaminya ?" Bisik perempuan paruh baya kepada gadis cantik, yang tengah tersenyum mengejek.

"Apa dia di tinggal sendiri di pesta pernikahannya, oh malang sekali gadis itu ?" Yoojung mengeratkan giginya menahan amarah yang akan meledak, ini sudah 2 jam pesta di mulai tapi suaminya belum juga muncul.

"Kesian sekali nasibnya."

Tangan Yoojung terkepal kuat wajahnya ia tundukan, malu hanya itu yang sekarang dia rasakan.
Oh tuhan kenapa hidupku seperti ini.
Pikir Yoojung yang kini bangkit dan berjalan ke luar gedung, semua tamu kembali berbisik dan tidak sedikit yang menertawakan Yoojung.

.

.

.

Yoojung tersenyum kecut sambil menggoyangkan gelas wine yang langsung dia teguk, denteruman musik sangat kencang tapi tidak dapat mengusik segala pikirannya tentang suaminya dan kesengsaraan hidup yang harus dia jalani.

"Yeah dasar keparat, apa uang mu begitu penting, dasar bajingan." Rancau Yoojung yang kini mulai mabuk setelah minum 3 gelas wine.

"Aku sangat menyesal menikah dengan mu bajingan, jika bukan karena nenek sihir yang mengancam aku, tidak akan Sudi menjadi istri dari mu, Yach Jung Jaehyun!!" Ocehan Yoojung berhasil membuat pengunjung club memperhatikan.

Yoojung mencoba membuka matanya tapi sangat berat  kepalanya pusing dan bayangan Jung Jaehyun kembali menghampiri dirinya.

"Nona hei," panggil Yoojung pada gadis yang tengah menatapnya. "Mengapa hidup ku menyedihkan, kau lihat bahkan disini aku masih terbayang dengan si bajingan itu." Yoojung menunjuk ke depan melihat sosok ilusi gambaran jaehyun.

"Nah seperti ini wajahnya tampan dan kau lihat lesung pipinya itu sangat lucu, lihatlah matanya indah dan lihat bibirnya sangat manis aku ingin merasakannya he he he." Yoojung tertawa renyah melihat objek di depannya yang dia yakin hanya ilusi, pandangan Yoojung kembali tertuju pada wanita yang sedari tadi dia ajak bicara.

"Yach nona body mu sangat bagus aku iri, lihatlah." Yoojung menyentuh payudaranya dan tersenyum,

"punyaku juga bagus, wajahku lumayan badan ku juga langsing, tapi kenapa dia sama sekali tidak tertarik, oh tuhan bagai mana aku menjalankan misi bodoh ini." Yoojung kembali meminum winenya.

"Kau tau nona, kau melihatnya dia ini."  Yoojung menunjuk Jaehyun di hadapannya, dan bangkit memeluk Jaehyun.

"mmuuacch,,,"

Satu ciuman berhasil membuat Yoojung tersenyum dan tertawa.

"Nona lihatlah dia bahkan tidak meresponnya, kau tau dia itu banci ha ha ha." Yoojung kembali terduduk dan meminum winenya namun matanya semakin menyipit dan rasa pusing menjalar di kepalanya membuat Yoojung memejamkan matanya.

***

Yoojung duduk di kursi panjang, menyeruput es susu yang beberapa menit lalu di buatkan oleh pelayan, bola matanya yang bulat melihat ke setiap arah, kecuali pria yang tengah memberikan tatapan menusuk yang kini duduk di hadapan Yoojung.

Apa yang aku lakukan ? Oh tuhan selamatkan aku.
Jaehyun mengetuk meja membuat dirinya bertatap dengan Yoojung yang sedari tadi menghindari kontak mata.

"Maaf" cicit Yoojung pelan seakan tau dirinya akan di marahi, Yoojung terlebih dahulu meminta maaf membuat jaehyun melipat kedua tangannya.

"Aku benar-benar minta maaf," dengan tangan yang di rapatkan dan mata yang memohon membuat Jaehyun angkat suara.

"Perbaiki sikap mu nona ? Jangan permalukan aku lagi." Ucap jaehyun  yang langsung bangkit meninggalkan Yoojung.

apa dia tidak bercermin ?

"Oh..

Suara itu membuat Yoojung kembali menatap jaehyun yang berjalan menghampiri dengan aura dingin dan menyeramkan.

"Apa istriku, mata-mata Ny. Jennie ?"

Yoojung meneguk ludahnya dan terdiam.

"Dan satu hal aku bukan banci!"

****

Hari sebelum pernikahan.

Yoojung mengemas barangnya, matanya tertuju pada bingkai berukuran 40x60 yang di sana terpasang foto keluarga, yang dulu penuh dengan kasih sayang dan cinta.

"Mama, jangan sedih kita akan bersama kembali."  Satu senyum terukir di wajah Yoojung, Yoojung menyeret kopernya meninggalkan kamar, matanya menangkap sosok pria dan seorang wanita tengah bercakap.

"Mau ke mana anak sialan." Ucap milen, membuat Yoojung berjalan tanpa menjawab.

Merasa di acuhkan milen bangkit, tangannya langsung menjambak rambut Yoojung.

"Yach, mama sedang bicara!" Yoojung mengeratkan giginya menahan rasa peri dia tidak ingin terlihat lemah,
Yoojung memutar tangan milen menghempaskan nya kuat, membuat milen terhuyung.

"Berhenti menyiksaku sialan."

"Apa kamu bilang ?"

"Kau sialan, pelacur, jangan berharap kau menggantikan peran ibu ku, dasar pengemis."

Plak..

Satu tamparan di layangkan Kim Yoo Min, ayah yoojung.

"Kau menampar ku ?"

Yoo min terdiam iya merasa bersalah, membuat Yoojung tersenyum satu tangannya memegangi pipi yang terasa peri.

"Demi pelacur ini!"

"Tutup mulut mu Kim Yoo Jung!" Tangan Yoo min  kembali melayang.

"Silahkan, tampar, bunuh aku demi perempuan sialan ini." Yoo min mendesah prustasi.

"Dengar dia sekarang ibu mu Yoojung bersikap baiklah jika tidak kau-"

"Kau ingin mengusir ku juga, seperti Ny. Kim dan Felix."Yoojung tersenyum pahit mengingat kejadian ibunya dan adiknya di usir begitu saja tanpa dia tau penyebabnya, dan dirinya menjadi tawanan ayahnya sendiri agar ibunya bersedia kembali lagi.

"KIM YOOJUNG, Tutup mulut mu!" 
Yoojung benar-benar kaget dan terdiam, Yoo min menatap putrinya iba.

"Menikahlah dengan peresdir jung, maka aku akan mempertemukan mu dengan ibumu.?"

"Baiklah aku setuju."
Jawab Yoojung tegas tanpa berpikir panjang, hatinya sudah terluka bagai mana ayahnya selalu tega menjadikannya alat.

***

Jaehyun memeriksa berkas yang mino berikan, keningnya berkerut melihat bukti kematian ayahnya sangat mencurigakan.

"Kau selidiki lagi kasus kematian ayah  ku Mino, aku curiga pria tua itu terlibat .?" Mino mengangguk lalu pergi, jaehyun menggenggam erat gelas dan melemparnya.

Prang...

Jaehyun mengacak rambutnya prustasi, kepalanya kembali berdenyut nyeri dengan buru-buru dia membuka laci dan mengeluarkan pil putih lalu meneguknya.
Satu pesan masuk dari Jean kakeknya yang ingin menemuinya, setelah sedikit tenang pria dengan Surai hitam itu bangkit, merapikan kemeja yang sedari tadi tergulung dan berjalan menuju ruangan direktur utama kingone grup, jaehyun menatap Kim Jung sik pamannya yang sudah ada di ruangan Jean.

"AH.. kau sudah tiba Jaehyun silahkan duduk, paman mu, punya berita bagus untuk mu ?"

Jaehyun mendudukkan dirinya di kursi panjang yang langsung berhadapan dengan Kim Jung sik, paman yang dia curigai terlibat dalam kasus kematian ayahnya. Jung sik sedang menatap dirinya seraya tersenyum. Yang jaehyun tau senyumannya menyimpan seribu makna.

"Benarkah." Seru jaehyun, membuat Jaen bersemangat dan mengisyaratkan Jung Sik berbicara mengenai rencana perjodohan.

"Ayah telah setuju menjodohkan mu dengan putri Tuan Yoo Min bagai mana jaehyun apa kau setuju ?"

Jaehyun tersenyum dan mengangguk, matanya menatap Jung Sik tajam, kali ini apa yang kau rencanakan Brengsek.

"Jika kakek saja setuju bagai mana aku bisa menolak." Jaehyun tertawa renyah, dan pamit dari ruangan Jean, jaehyun mengeratkan rahangnya menahan marah, tangannya merogoh ponsel dan menghubungi Mino orang kepercayaan nya.

   "Hallo,, Mino cari tau semua tentang anak dari Kim Yoo min, ya pria tua itu sedang merencanakan sesuatu,,,,, nanti aku jelaskan." Ucap jaehyun dan langsung mematikan ponselnya. 

TBC..

Asik aku mau bikin cerita lagi.

Gimana-gimana ?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro