Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

AFFERO 41 - First Step to Achieving the Goal



Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat. Bukannya membaik, tapi hubungan Dyezra dengan Fero malah semakin memburuk karena diantara keduanya tidak ada yang mau mengalah dan menurunkan ego mereka. Dyezra yang masih terbebani dengan ucapan Alka tempo hari juga semakin dibuat curiga akan sikap kekasihnya.

Jika itu memang Fero, laki-laki itu pasti akan menurunkan egonya dan meminta maaf padanya. Fero adalah orang yang paling tidak bisa jika bertengkar lama dengannya. Akan tetapi ... lima hari sudah hampir berlalu, tapi ia masih saja perang dingin dengan pemuda itu.

Bahkan ia juga mendengar kabar kalau akhir-akhir ini, Fero sering menemui Aretta diam-diam di UKS sekolah. Ah, tidak. Pasti bukan Fero yang memulai. Ini pasti Aretta duluan yang genit dengan kekasihnya.

Plak!

"Woy! Ngelamun aja sih lo!" Viona berseru setelah sebelumnya mendaratkan tepukan yang cukup keras pada punggung Dyezra.

"Viona Ayudia ..."

Suara penuh penekanan itu membuat Viona meringis. Ia lupa kalau saat ini tengah ada di jam pelajarannya Bu Retno. Guru BK sekaligus sang kepala sekolah itu tampak menatap Viona tajam sembari berkacak pinggang.

"Ini kelas, bukan hutan. Jangan berteriak seenaknya."

Viona mengangguk mengerti. "Iya, Bu! Maaf."

"Dyezra juga. Jangan melamun saat di tengah jam pelajaran. Saya tahu kamu banyak pikiran, tapi semua teman-teman kamu pun juga punya beban pikiran masing-masing. Jadi kamu harus pandai-pandai menempatkan diri. Jangan buat masalah pribadi sebagai alasan untuk kamu mengabaikan materi yang saya jelaskan sedari tadi."

Dyezra tidak menjawab. Tidak juga mengangguk ataupun menggelengkan kepala. Gadis itu hanya menatap sosok Bu Retno dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia sedang berpikir, jika memang orang yang saat ini tengah bersama mereka bukanlah Fero, Bu Retno pasti adalah orang pertama yang diberitahu tentang hal ini.

"Dyezra! Kamu dengar Ibu tidak?!"

"Iya, Bu ..."

"Jangan iya-iya aja kamu. Fokus ke penjelasan saya di depan!"

"Iya, siap!"

Dyezra memilih menurut saat ini. Meskipun raganya kini seolah fokus mendengarkan penjelasan Bu Retno di depan, tapi pikirannya tidak berada di sana. Ia ingin memastikan sesuatu, dan ia rasa ... Bu Retno adalah orang pertama yang harus ia tanyai perihal teori Deon dan ucapan Alka tentang sosok Fero yang tidak mereka kenal.

Ada banyak faktor yang membuatnya mulai mempertimbangkan teori-teori yang diutarakan oleh Deon dan ucapan Alka soal Fero tempo hari. Terlebih tentang insiden yang melibatkan Aretta waktu itu. Jika ia ingat lagi, memang benar. Fero di situ seolah tidak mengenal Aretta yang merupakan rivalnya. Fero juga bukan tipe orang yang akan langsung menjudge seseorang hanya dari satu sisi saja. Pemuda itu selalu penuh pertimbangan, dan juga bukan tipe orang yang akan bertindak bak pahlawan kesiangan seperti itu.

Mungkin aku akan menemui Bu Retno secara pribadi nanti.

𓈓 𓈓 ◌ 𓈓 𓈓

"Sayang, kamu sudah siap?" Wanita paruh baya dengan setelan jubah biru berumbai itu bertanya pada sang putri yang kini tampak gugup di depan pintu.

"Dyezra agak gugup, Bunda."

Abella Wilona, ibu kandung dari Dyezra dan Diorza itu tersenyum kecil sebelum mengepalkan tangannya ke atas untuk menyemangati putrinya. "Semangat, dong! Kamu itu cantik, dan kamu juga punya bakat di dunia modelling. Jadi jangan ragu, sayang. Ini adalah salah satu langkah awal kamu untuk menggapai mimpi menjadi seorang model."

Gadis dengan dress pastel selutut berlengan panjang itu menarik napas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan. Dyezra mencoba meyakinkan dirinya kalau ia pasti bisa menunjukkan pada Tante Riani-pemilik agensi modelling tempat ibunya bekerja-kalau ia adalah orang yang dicarinya untuk didaftarkan ke sekolah modelling di London.

Tante Riani memang tengah mencari anak-anak berbakat di bidang modelling untuk dia kirim ke London, dan Dyezra beruntung karena Tante Riani meminta ia untuk ikut seleksi. "Siapa tahu kamu adalah orang yang saya cari, Dyezra." Begitulah yang beliau katakan.

Meskipun tidak pernah masuk agensi modelling karena harus fokus ke sekolah, tapi sang ibunda selalu mengajarkan teknik-teknik untuk menjadi seorang model pada Dyezra sejak kecil. Mereka selalu iseng-iseng fashion show bersama di dalam rumah, dengan Arkabima Wijaya dan Diorza sebagai juri sekaligus penontonnya.

Yahh, itu dulu saat keluarga mereka masih utuh.

"Lohh, Dyezra? Abella juga? Kok berdiri di depan pintu? Kenapa tidak masuk?"

Meskipun sedikit terkejut, tapi Dyezra langsung saja membungkuk dan memberi salam pada Tante Riani yang baru saja keluar dari balik pintu kaca di depan mereka. Wanita karier yang masih tampak cemerlang di usianya yang sudah menginjak angka empat itu tersenyum ramah pada Dyezra dan sang ibunda.

"Iyaa, Bu Riani. Dyezra masih menetralkan rasa gugupnya." Abella berujar dan terkekeh saat melihat ekspresi cemberut dari putrinya.

"Astaga! Kamu sudah tampil cantik gini masa kalah sama rasa gugup sih, Dyezra? Ayo dong, semangat!"

"Tuh, Tante Riani aja udah semangatin kamu, loh."

Dyezra mengulas senyum canggung sebelum menganggukkan kepalanya dengan mantap. "Iya, terima kasih untuk semangatnya, Tante. Aku pasti akan melakukan yang terbaik untuk seleksi kali ini!"

"Nah, bagus! Ayo! Semangat-semangat!"

Dua wanita paruh baya dan seorang gadis yang baru akan memulai perjalanannya dalam menggapai cita-cita itu tertawa bersama penuh kehangatan. Selain baik hati, Tante Riani juga dikenal sangat ramah kepada para model dan seluruh staff di agensi miliknya. Sudah cantik, ramah, baik hati pula. Tipikal bos idaman.

Bagi Dyezra, keluarga selalu menjadi prioritas utama untuknya. Sementara cita-cita, adalah prioritas kedua. Ia tahu, untuk menjadi seorang model, berarti ia harus siap menyisihkan sebagian besar waktunya untuk pekerjaan dan intensitas bersama keluarga akan berkurang.

Untuk itu, ia harus mempersiapkan diri sedini mungkin mulai sekarang. Ia tidak berharap banyak, tapi semisal ia lolos seleksi dan berhasil masuk ke sekolah modelling di London, ia ingin benar-benar melebarkan sayapnya ke kancah internasional sekaligus juga ... ia ingin mencari keberadaan Devina yang entah berada di mana sekarang.

Tunggu gue ya, Vina. Cuma ini cara yang bisa gue lakuin buat nyari keberadaan lo.



Sedih 😭😭😭

Meskipun udah dikhianatin, tapi Dyezra masih peduli banget sama Devina :(

Vina, share loc dong! Biar Dyezranya nggak usah susah-susah nyari keberadaan kamu🥺

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro