Bab 8 - Perpustakaan
Perpustakaan Sentral Venesa. Merupakan perpustakaan kota yang banyak menyimpan arsip sejarah kota Venesa. Berbagai buku dari belahan dunia dikoleksi lengkap. Terlebih, hal berbau seni dan musik. Dibuka setiap hari, kecuali hari minggu dan libur nasional.
Inilah tempat yang Ask tuju. Bagi Ask ini adalah tempat pelarian yang tepat. Detektif tidak akan mencarinya di sini. Orang-orang itu akan sibuk menelusuri tempat yang memiliki keterkaitan dengan Ask. Alih-alih sebuah perpustakaan.
Dari pintu masuk, Ask sudah bisa mencium aroma buku yang penuh dengan coretan aksara berbagai zaman. Ada meja resepsionis di dekat pintu masuk yang diperuntukkan untuk meminjam dan mengembalikan buku yang telah dibaca. Beberapa troli terletak di dekatnya. Ask memperhatikan, ada tiga troli penuh buku yang dikembalikan.
Dengan perasaan yang ringan. Ask berjalan lebih jauh ke dalam. Dia menyusuri rak-rak cokelat yang tinggi menjulang. Melewati beberapa orang yang sedang berdiri membaca judul pada punggung buku. Menimang-nimang, buku apa yang cocok bagi mereka.
Di sudut perpustakaan lain, terdapat kantin kecil yang dapat dikunjungi pengunjung bila mereka merasa lapar saat berkeliling perpustakaan dan itulah tempat yang Ask tuju.
Dia sengaja mengambil tempat duduk yang sedikit jauh dari pengunjung lain. Bagian belakang, di pojokan dan sedikit tersembunyi. Ask mengambil acak buku dari rak dan duduk di sana. Tidak lama kemudian, seseorang pelayan datang menawarkan buku menu padanya.
"Cokelat dingin. Tolong," ujar Ask seramah mungkin. Pelayan tersebut pun mengganguk sambil mencatat pesanan Ask. Lalu berlalu pergi.
Sambil membuka buku seni lukis di atas meja. Ask mengamati keadaan sekitar dari sudut pandangnya.
Perpustakaan Sentral Venesa itu selalu ramai. Entah pengunjung dari warga lokal atau wisatawan asing yang berburu buku-buku unik untuk dibaca.
Untuk sekarang, Ask menjadikan perpustakaan sebagai tempat tinggal sementara. Alasannya sederhana, bila malam. Ada ranjang lipat yang disediakan pengelola untuk para tunawisma yang ingin menghangatkan diri dari dinginnya malam.
Merasa bosan dengan buku yang dibaca. Ask memutuskan untuk berkeliling setelah meneguk habis cokelat dinginnya. Dia perlu mencari tempat untuk melakukan pengujian pada sampel yang ia temukan dari limbah rumah sakit.
Ask perlu tempat yang strategis dan tidak menarik minat orang lain untuk mencari tahu hal yang ia lakukan. Untunglah, dia menggunakan masker. Wajahnya yang beredar di koran lokal. Kini, sedang dibaca oleh seorang pengunjung.
"Keterlaluan. Apa yang dilakukan polisi sampai tidak bisa menangkapnya?"
Mau tidak mau, Ask berhenti untuk mendekat. Dia juga penasaran dengan opini orang lain terhadap dirinya.
"Anda merasa kesal?" tanya Ask basa-basi.
"Tentu. Orang-orang mulai gila uang dan tidak segan melakukan apa pun."
Ask mengganguk, sependapat dengan orang tersebut. "Itu kejam."
"Ya, nyawa manusia dibuat seperti mainan. Entah mengapa manusia bisa segila ini demi uang. Apa yang ingin mereka kejar? Dasar payah, aku jadi ragu untuk berobat ke rumah sakit. Bagaimana jika mereka berbohong soal penyakitku?" Pria itu menoleh menatap Ask. Meminta pendapat.
"Kurasa, kita harus pintar," kata Ask padanya. "Kita harus pintar menilai orang lain. Apakah itu wajah asli mereka atau topeng yang digunakan untuk mengelabui publik."
"Ya, aku sependapat. Aku bisa gila, jika melihat berita ini terus."
Ask tidak berkomentar. Dia berdiri diam, mengamati punggung pengunjung itu yang perlahan menjauh darinya.
"Ya, aku akan berjuang untuk orang-orang seperti itu." Ask berujar pada dirinya sendiri. "Nyawa manusia bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh."
...
Saat malam tiba dan seisi perpustakaan mulai hening dan keberadaan tuna wisma mulai tidur di ranjang lipat. Ask pergi ke toilet yang berada di ruangan belakang. Dia sudah menanti-nantikan hal ini sejak matahari bertugas.
Di dalam sana, Ask mulai bereksperimen. Sederet tabung reaksi dia letakkan di atas penutup kloset. Lalu mulai mencampurkan satu bahan dan yang lain. Barang-barang tersebut ia kumpulkan dari membelinya di toko alat kesehatan secara online. Pergi membeli offline adalah pilihan yang beresiko. Orang-orang yang terkait dengan ilmu kesehatan pasti sudah mendengar berita tentang dirinya.
Uji yang pertama dilakukan Ask adalah Uji Komposisi Kimia. Untuk analisisnya, menggunakan metode analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif sendiri adalah analisis kimia yang hanya tahu bahwa sampel mengandung senyawa atau unsur tertentu tanpa tahu berapa banyak unsur yang terkandung di dalamnya. Maka untuk mengetahui berapa banyaknya senyawa atau unsur tersebut, dapat menggunakan analisis kuantitatif.
Sedangkan analisis kuantitatif, adalah analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sampel.
Di tengah-tengah proses pengujian tersebut. Ask dikejutkan oleh ketukan di luar pintu.
"Hey, kau!"
Dari nada suaranya, Ask tahu. Bahwa orang tersebut sedang di bawah pengaruh alkohol. Ask mengabaikannya dan sialnya, orang itu terus mengetuk pintu. Membuat Ask sulit untuk berkosentrasi.
"Kau ingin mati?" tukas Ask sambil membuka pintu bilik.
Orang itu cegukan, berusaha mengintip sesuatu di belakang Ask dan Ask pun buru-buru menghalangi arah pandang orang tersebut.
"Masih ada bilik kosong di sebelah," ujar Ask. "Kenapa tidak ke sana?"
"Kau!" Orang mabuk itu menunjuk wajah Ask dengan jari telunjuk. "Aku mengenali wajah ini. Bukannya kau yang ada di koran itu? Aku ingat."
Mata Ask terbelalak. Dia ingin melakukan sesuatu. Tetapi bingung, dia tidak ingin membunuh orang.
"Kau bersembunyi di toilet. Aku akan—"
Kalimat itu putus. Ask dengan cepat menampar pipi si Pemabuk hingga ia jatuh tersungkur. Ironisnya, dia langsung pingsan setelah kepalanya membentur lantai toilet.
Ask harap dia baik-baik saja. Dan harapannya terkabul. Dengan gerakan cepat. Ask menarik pria tersebut hingga ke sudut toilet dan membiarkannya terbaring di sana.
"Jika ini adalah Drako. Kau akan kutendang hingga jadi dendeng."
Memastikan tidak ada lagi pengujung yang menggangu. Ask kembali masuk ke dalam bilik. Melakukan uji coba sederhana dengan mengeraksi sisa-sisa cairan di dalam ampul. Ia tahu, benda itu sudah terkontaminasi. Tetapi itu bukan hal yang merepotkan.
Berkat kemampuan sihirnya. Ask mengeluarkan gelembung air ke udara, setelah fokus membayangkan rumus kimia aquadest di dalam kepalanya, yang secara perlahan-lahan keluar dari telapak tangan kiri Ask.
Ask berkosentrasi memisahkan zat-zat yang saling tercampur di dalam ampul. Beberapa dikenalnya, patogen yang mulai berkembang biak di dalam, ia matikan dengan segera menggunakan senyawa antibiotik yang kembali keluar dari telapak tangan kirinya.
Beberapa menit berlalu dan Ask berhasil menemukan satu zat tunggal yang ia percayai sebagai zat utama obat tersebut. Tanpa membuang waktu. Ask segera melakukan pengujian ulang pada analisis kuantitatif. Dia perlu tahu, berapa jumlah senyawa tersebut di dalam sediaan obat.
Ask pikir, mereka menciptakan unsur atau formulasi obat terbaru. Nyatanya, mereka malah mencoba mengkombinasi beberapa senyawa kimia yang sudah ada dengan menaikkan level dosis obat tersebut. Ask menjadi berbangga diri, orang-orang itu masih jauh di bawahnya. Sangat ironi, jika harus disandingkan dengan dirinya.
Ask lalu menggunakan analisis Volumetri. Yaitu suatu metode analisis kimia yang menggunakan prinsip titrasi yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi suatu zat kimia dalam suatu larutan.
Titrasi adalah suatu metode pengukuran yang menggunakan reaksi kimia yang terkendali, di mana konsentrasi suatu zat yang diketahui (biasanya disebut titran) ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung zat yang akan ditentukan konsentrasinya (biasanya disebut analit)
Dalam analisa volumetri, volume titran yang ditambahkan ke larutan analit diukur dengan cermat, sehingga konsentrasi analit dapat ditentukan dengan menggunakan rumus kimia yang sesuai.
Dan dari percobaan ini Ask jadi tahu, mengapa obat tersebut bisa menyebabkan kematian batang otak pada pasien di bangsal VVIP.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro