Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

SPECIAL STORY: How to Date Human Girl 101

Hello readers! hari ini Special Part dulu ya, Author agak sibuk ngurusin acara hehehe. 

Jadi, Part SPECIAL STORY ini Isinya cerita lepas, kejadian diluar plot AEON. Persembahan khusus, karangan salah satu pembaca setia AEON [ Thank You! Sellycatheharin] Enjoy!

Part 39 aku upload Sabtu atau Minggu ini ;)

"Kau dan Isabelle sama PDAnya dengan Bernard, walaupun lebih parah," goda Kyle yang langsug disambut dengan sikutan Bernard.

Natasha, yang juga ikut disindir, mengalihkan pembicaraan dengan sebuah gosip yang lagi trend di sekolah tentang Nick dan Adelyn. Salah satu teman dalam lingkaran pertemanan Will itu baru saja mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan ulang tahun Adelyn. Jelas saja Natasha yang gila pesta itu diundang oleh Nick. Will tidak terkejut dirinya tidak menerima undangan Nick. Temannya itu tau kalau pesta bukanlah sebuah aktivitas yang menyenangkan baginya.

"Sayang sekali aku tidak bisa datang ke pestanya ya. Nick so sweet sekali sampai rela repot-repot untuk mengadakan pesta ulang tahun buat Adelyn," kata Isabelle setelah Natasha selesai bercerita.

"Tidak usah iri begitu. Aku yakin pacar barumu ini bisa menyiapkan kencan yang lebih so sweet dari Nick. Right, Will?" Seru Kyle sambil menyikut lengan Will. Semua temannya ikut memperhatikan, menunggu jawaban Will.

Will tidak tahu harus berterima kasih atau mengutuki Kyle. Niat Kyle yang ingin membela Will justru menjadi bumerang baginya. Ia sama sekali tidak paham apa yang dikagumi cewek-cewek ini dari tindakan Nick tadi. Isabelle memandang Will dengan penuh harap. Membuat Will menjadi serba salah.

"Yeah, of course," jawab Will berusaha menunjukkan tampang yang meyakinkan. Padahal dalam hati ia ingin mengumpat. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Will sama sekali tidak mengerti tentang kegiatan manusia yang berlabel 'kencan so sweet' ini.

***

Setelah berperang dengan egonya, ia melakukan research di internet selama hampir tiga jam. Will masih tidak mendapatkan ide brilian untuk kencan pertamanya dengan Isabelle. Kebanyakan artikel yang ia baca menyarankan untuk mengajak Isabelle nonton film di bioskop atau minum kopi di cafe. Tapi Will merasa itu hal yang sangat membosankan dan tidak berkesan.

Ia menimbang-nimbang apakah ia perlu bertanya pada teman-teman manusianya—satu-satunya koneksi Will dengan dunia manusia? Gengsinya yang sebesar gunung menahannya. Namun, lebih tidak mungkin lagi jika Will menanyakan hal semacam ini kepada Cateno. Ia sendiri ragu apakah Cateno pernah berkencan.

Setelah pergumulan hebat, akhirnya Will memutuskan untuk mengesampingkan egonya demi Isabelle. Ia akan bertanya kepada tiga temannya itu nanti saat mereka berkumpul di tempat Bernard. Sepertinya mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang berkencan ala manusia.

Orang pertama yang harus ia wawancarai adalah Nick. Bagaimana pun juga ia adalah orang yang dulu pernah dikagumi oleh Isabelle. Will akan menjalankan strategi mencari tahu kelebihan musuh. Siapa tau mantan saingannya ini bisa memberinya ilham.

Will mempertimbangkan kedua teman manusia lainnya. Bernard juga sepertinya bisa memberikan saran yang bagus. Pasti ada hal istimewa yang dilakukan Bernard hingga Natasha bertahan lama bersamanya. Saran Bernard tampak sudah teruji dan akan membuat Isabelle terpesona nanti.

Dan Kyle, temannya yang berhasil menggaet puluhan cewek, juga pasti sangat expert dalam hal berkencan. Tapi ia ragu apa Kyle akan memberinya saran yang bagus mengingat tidak ada cewek yang bertahan lama dengannya.

Akhirnya terpikir sebuah rencana agar ia dapat melancarkan pertanyaannya dengan mulus.

***

Begitu Will sampai di hotel Bernard, Nick dan Bernard tercengang melihatnya. Dan mereka lebih terperanjat saat Will cepat-cepat menyelesaikan tugas kelompok mereka. Lebih cepat bertanya, lebih baik, pikir Will. Nick dan Bernard menatapnya aneh karena tiba-tiba rajin dan berhasil menyelesaikan tugas kelompok itu sendirian. Kyle entah ada dimana, sampai sekarang ia masih belum sampai.

"Thanks to Will, sekarang kita bisa santai-santai," kata Bernard sambil memberikan dua gelas champagne kepada Nick dan Will. duduk nyaman di sofa ruang tamunya.

"Yeah, hari ini kau tiba-tiba rajin. Padahal biasanya aku yang mengerjakan semuanya. Sepertinya Isabelle membawa dampak yang bagus untukmu, Will," kata Nick sambil menepuk pundak Will.

"Tidak apa-apa, sesekali biar aku yang menanggung bebanmu Nick." Will tersenyum, bersiap dengan alasan sesungguhnya. "Actually, aku mau bertanya sesuatu," kata Will mulai mengalihkan pembicaraan.

Nick dan Bernard menunggunya untuk melanjutkan. Untuk sejenak Wil merasa lidahnya kelu. Bagaimana aku harus memulai? Pikirnya. "Jadi begini, kalau kalian akan menyiapkan kencan pertama, kira-kira apa yang kalian rencanakan? Kau tahu, pastinya yang tidak biasa-biasa, berkesan dan—" Will berhenti, menatap Nick dan Bernard yang tersenyum menahan tawa. "Kenapa kalian menatapku seperti itu?"

"Bilang saja kau tidak tahu bagaimana menyiapkan kencan romantis bagi Isabelle?" Sahut Bernard, di sela pertahanan diri menahan ledakan tawa.

Akhirnya Will mendesah menyerah dan mengangguk.

Tidak pernah seumur hidupnya ia merasa malu seperti ini. Will harus mengingatkan dirinya sendiri kalau ini semua demi Isabelle.

Setelah mereka puas tertawa, Nick yang lebih dulu menjawab pertanyaannya. "Isabelle kan suka musik. Sepertinya nonton konser orkestra bisa dicoba sebagai kencan pertama kalian."

"Sounds boring, Nick," sahut Bernard yang bukan tipe penggemar konser musik klasik. "Bagaimana kalau kau ajak Isabelle ke party? Dua hari lagi ada pesta dengan DJ terkenal di salah satu club Dad," lanjutnya. Ia tidak mau kalah dengan saran Nick.

Will berpikir sejenak mempertimbangkan saran kedua temannya. Konser musik klasik pasti menarik bagi Isabelle, tapi tidak baginya. Bisa-bisa ia tertidur selama konser dan tidak jadi berkencan. Di sisi lain, Isabelle juga tidak suka ke pesta. Terakhir kali ia ke pesta bersama Natasha, Isabelle tampak seperti orang yang ingin segera mengakhiri acara itu. Dan lagi di club mungkin akan ada demon-demon lain yang mengenalinya. Will tidak ingin mereka tahu tentang hubungannya dengan Isabelle. Isabelle bisa saja dalam bahaya jika demon-demon itu tahu Rajanya memiliki pacar seorang manusia.

"Saran yang lain?" Tanya Will yang secara tidak langsung, menolak kedua saran temannya.

"Liburan ke luar negeri? Paris, London, Maldives, Bali? Isabelle sepertinya orang yang suka mencoba hal-hal baru. Tanyakan saja ia ingin pergi kemana," kata Nick yang diikuti anggukan setuju dari Bernard. Will jadi sedikit kesal karena Nick sepertinya lebih taku kesenangan Isabelle daripada dirinya.

"Sepertinya saranmu itu lebih cocok untuk acara bulan madu daripada kencan pertama." Will memutar bola mata. "Yang lain? Sesuatu yang tidak heboh namun bermakna," jawab Will menolak saran Nick.

"Kau cerewet sekali." Nick yang sabar mulai merasa kesal karena ide-ide briliannya ditolak mentah-mentah oleh Will.

Will ingin semunya sempurna dan tidak setengah-setengah.

"Olahraga bersama? Aku dan Nat sering melakukannya. Selain asyik, kencan begitu juga sehat," kata Bernard.

"Sepertinya Isabelle bukan tipe orang yang suka olahraga," jawab Will, setelah mengingat pengalamannya berkunjung ke rumah Natasha untuk menemui Isabelle. Gadis itu masih tidur, padahal matahari sudah terbit sekitar empat jam yang lalu.

Bernard mendesah pasrah sarannya ditolak lagi. Isabelle dan Natasha memang memiliki kepribadian yang berbeda. Will tidak yakin apa yang menyenangkan bagi Natasha juga akan menyenangkan bagi Isabelle.

"Kau tanya saja pada Kyle, sepertinya dia lebih expert daripada kami berdua." Nick mendesah lelah. "Aku pulang dulu. Aku dan Adelyn ada janjian untuk dinner bareng malam ini. Good luck with your first date, Will," lanjutnya sambil berdiri dan pamitan kepada mereka berdua.

Temannya yang satu ini selalu sibuk sendiri sejak dulu. Sekarang sejak tunangan dengan Adelyn, ia seperti presiden yang susah ditemui oleh Will, Bernard, dan Kyle. Mungkin Nick merasa dirinya tidak selevel lagi dengan bocah-bocah yang baru pacaran seperti mereka.

Will juga ikut pamit pulang. Usahanya hari ini untuk mengerjakan tugas mereka berakhir sia-sia. Tau begitu Will tidak repot-repot mengerjakan semuanya. Dalam perjalanan, ia menelpon tersangka yang mangkir dari tugas kelompok mereka. Penyebab pertama Will terjebak dalam situasi inj juga.

"Ada yang susah dengan tugasnya?" tanya Kyle dengan nada tak bersalah, begitu telepon itu tersambung.

"Tugas kelompok kita sudah selesai." Will berdecak. "Aku menelponmu karena ada hal lain yang harus kutanyakan. Ini penting dan mendesak. Bisa kita bertemu sekarang?" tanya Will tanpa basa basi.

"Sure. Di bar dekat apartmentku?" jawab Kyle yang sudah terbiasa dengan kelakuan temannya yang suka serba mendadak.

"Oke. I'm on my way," jawab Will dan langsung memutus sambungan telepon.

****

Sesampainya disana, Kyle sudah menunggu di salah satu meja kecil untuk dua orang. Di depannya sudah terdapat satu botol minuman beralkohol yang masih penuh dan satu botol lagi yang sudah hampir habis. Sepertinya ia sudah menunggu Will cukup lama di sana.

"Kita terlihat seperti teman sungguhan sekarang, bukan teman diatas kertas perjanjian. Berbincang di bar bersama...." Kyle nyengir.

"Aku menemuimu hanya karena ingin bertanya sesuatu." Will memutar bola mata.

"Ouch!" Kyle berlagak sakit hati.

"Jadi hal penting apa yang ingin kau tanyakan?" Kyle bertanya begitu Will duduk di depannya. "Kalau kau ke sini untuk menceramahiku yang tidak ikut kerja kelompok, lupakan saja. Aku tahu kalian bisa menyelesaikannya tanpaku."

"Bukan itu yang ingin kutanyakan," jawab Will lalu ia diam sejenak untuk berpikir bagaimana ia harus bertanya supaya ia tidak terdengar memalukan. Kyle akan melontarkan ejekan yang lebih parah dari Bernard dan Nick. "Ini tentang Isabelle. Tentang mengajaknya melakulan kegian manusia disebut 'berkencan' ini. Aku tidak tahu harus mengajaknya kemana dan melakukan apa."

Diluar dugaan, Kyle tidak tertawa. Ia langsung duduk dengan tegap dan berubah serius. Seolah sedang menangani client dan pertanyaan Will ini hal gawat yang harus segera ditangani olehnya. Kalau ia seserius ini bila menanggapi pertanyaan tentang kencan, Entah apa yang selama ini membuat Kyle tidak bisa serius dalam mempertahankan hubungan.

"Kau bertanya pada orang yang tepat, Will," jawab Kyle sambil menangkupkan kedua tangannya di atas meja. "So tell me, sejauh ini kencan pertama apa yang kau pikirkan?"

"Berkuda?" tanya Will sambil mengernyit ragu. Menurut pengamatannya dulu, itu kencan paling sering yang dilakukan oleh pasangan manusia suku-suku kuno.

"Astaga, you are the real devil, man!" jawab Kyle lalu bertepuk tangan sendiri, membuat beberapa orang disekitar mereka menoleh ke arahnya. "Aku tampak seperti saint dibanding kau. Tapi aku tidak yakin Isabelle siap melakukannya."

"Memangnya kenapa?" tanya Will kebingungan. Sepertinya pemahamannya dengan Kyle sedikit berbeda.

"Kuda-kudaan adalah kegiatan yang biasanya dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah, bukan saat kencan pertama. Ya meski ada juga pasangan yang melakukannya saat kencan pertama," jawab Kyle berusaha menjelaskan maksudnya yang membuat Will semakin bingung.

"Zaman dulu para pasangan sering berkuda di padang rumput. Kau tahu, menaiki kuda bersama? Tidak jelas berkeliling kemana," kata Will yang berusaha menjelaskan maksudnya.

"Ah, ternyata maksudmu berkuda yang itu. Kukira yang lain," kata Kyle lalu tersenyum malu karena telah salah memahami maksud Will. Will hanya memutar bola matanya. "Kalau berkuda yang itu, sepertinya sudah hal yang kuno sekarang. Menurut pengamatanku, wanita-wanita sekarang lebih suka sesuatu yang homey dan original," lanjut Kyle dengan lagak seolah ia adalah expert di bidang ini.

Lalu Kyle menjelaskan bahwa wanita-wanita sekarang, tidak terkecuali Isabelle, akan terpesona jika pasangannya melakukan sesuatu atau membuat sesuatu yang khusus untuk dirinya seorang. Mereka akan merasa sangat spesial diperlakukan seperti itu, meski hal itu bukanlah sesuatu yang mahal. Kyle juga mengatakan kalau wanita-wanita sekarang lebih suka kencan di rumah daripada di tempat publik.

"Tapi kau tau sendiri aku tidak bisa mengajak Isabelle ke apartmentku. Bawahanku akan tahu jika aku berpacaran dengan seorang manusia," sanggah Will mengingat apartmentnya itu sudah seperti rumah dan kantor baginya.

"Hartamu kan tidak terbatas, Will. Belilah properti dimanapun kau mau. Jadikan itu tempat khususmu dengan Isabelle. Hitung-hitung sekalian untuk investasi rumah," jawab Kyle dengan santainya.

Will jadi teringat sebuah tempat yang ia miliki di dunia manusia. Waulupun terus menyuruh pekerja manusia mengurusnya, ia tak pernah ke sana sejak lama. Mungkin tempat itu bisa dijadikan tempat untuk berkencan dengan Isabelle. "Lalu apa yang harus kulakukan supaya Isabelle merasa terkesan?"

"Mudah saja, memasaklah sesuatu untuknya. Zaman sekarang wanita-wanita melihat pria yang bisa memasak itu bagaikan malaikat," kata Kyle lalu membuka botol bir milik Will dan menuang ke gelas kaca miliknya. Yang benar saja? Batin Will.

"You know I never cook, Kyle. Memasak tidak termasuk salah satu kekuatan yang diberikan Lucifer's curse padaku," jawab Will, sarkastik.

"Then learn, Will. Sekarang sudah ada youtube yang mengunggah ribuan tutorial memasak, contohnya, channel Gordon Ramsay. Buka channelnya, belajarlah dari ahlinya. Aku pernah mencoba salah satu masakannya," kata Kyle lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan salah satu video memasak milik Gordon Ramsay. Siapa lagi si Gordon Ramsay ini. Will mengerutkan kening.

"Ini adalah resep yang mudah, aku pernah mencobanya sendiri dan berhasil," lanjut Kyle berusaha meyakinkan Will.

Kyle memang pernah mencoba memasaknya sendiri dan berhasil, tapi entah kenapa dagingnya tidak bisa dimakan setelah masakan itu matang. Mungkin Kyle menggunakan daging dengan kualitas yang terlalu bagus untuk masakan itu.

Will melihat video itu dengan seksama dan memperhatikan setiap langkahnya dalam memasak. Terlihat mudah, Isabelle pasti menyukai masakan yang tampak lezat itu. Akhirnya Will merasa lega telah menemukan sesuatu untuk menghindari kekecewaan Isabelle.

"Thanks Kyle," jawab Will lalu menepuk pundak Kyle sebagai ungkapan terima kasihnya.

"Untuk urusan dating, akulah rajanya," jawab Kyle berbangga diri, menganggap berhasil membantu menyelamatkan kencan pertama Will.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro