Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 46: This Is Not The End

You're shattered like you've never been before.
The life you knew in a thousand pieces on the floor.
When this world drives you to your knees.
You think you never gonna get back to the you that used to be. 

Kau hancur hingga tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Hidup yang kau tahu telah menjadi ribuan keping di lantai.
Ketika dunia membuatmu bertekuk lutut.
Kau mengira tak akan pernah kembali menjadi dirimu yang dulu.

Tell your heart to beat again.
Close your eyes and breathe it in.
Let the shadows fall away.
Leave the darkness feel the sun.

Katakan pada hatimu untuk berdetak kembali.
Tutup matamu dan tarik nafas dalam.
Biarkan bayangan menjauh.
Tinggalkan kegelapan rasakanlah matahari.

Cause your story's far from over and your journey's just begun.

Karena ceritamu jauh dari selesai dan perjalananmu baru saja dimulai

------------------------------------------------------

Aku beranjak untuk mengembalikan Aeon ke rak buku cerita dongeng. Memang, di dunia nyata tidak ada ibu peri yang bisa mengabulkan permohonanku. Bahkan Caleum tidak bisa merubah kehidupan hanya karena aku memohon sampai berbusa. Namun, aku memutuskan ceritaku dan Will belum berakhir disini. Karena akhir bahagia adalah atas usaha kita sendiri, dan aku tak akan membiarkannya berakhir mengenaskan.

Tidak lagi.

Setiap retakan hatiku menguatkan tekadku untuk mencari cara kembali pada Will.

Ponselku tiba-tiba bergetar. Ternyata Mom terpaksa membatalkan makan siang kami, karena ada urusan bisnis penting. Bukannya kecewa, aku malah menghela lega. Tanganku merogoh kertas kecil dari dalam tas, yang selalu kubawa selama bertahun-tahun terakhir. Benda kecil yang menyita hampir setiap malamku selama dua tahun terakhir.

Ingatlah.

Semua ingatan adalah harta. Semua ingatan adalah jalan.

Seperti setapak untuk meniti dalam gerbang waktu.

Hanya dengan memahami dan menguraikan benang-benang masalahnya, ikatan takdir ini akan terputus

DDC (EK 529)

Aku tersenyum. Tidak salah aku mempertahankan secarik kertas ini. Waktu membuktikan bait tersebut berisi cara memperbaiki segalanya. Dan aku sudah semakin dekat untuk meraih jawaban, atas bantuan dari Kyle dan The Nox secara tidak langsung.

Aku bergegas kembali ke meja servis untuk menemui Mrs. Finley. Wanita tua itu bukan sekedar pustakawan biasa. Ia adalah pensiunan The Nox yang masih disegani. Tidak ada yang tahu, perpustakaan ini, termasuk gedung hotel disebelahnya adalah properti The Nox. Kantor organisasi tersebut berada ditingkat teratas.

Mrs. Finley mengembalikan tanda pengenalku ke tempat semula. Bahkan sebelum aku bertanya, sudah menawari, "Kau butuh kartu akses milik Kyle?"

Aku mengangguk cepat. "Terima kasih, Mrs. Finley."

Setelah mengetahui makna tersembunyi dalam tulisan Mrs. Johnson, aku tak bisa berhenti mengejar kesempatan sekecil apapun.

Mrs. Finley menggeleng. "Sekarang aku tahu ada satu hal yang tidak bisa dilakukan sahabatmu itu, yaitu mencegahmu mendekam di perpustakaan The Nox ." Ia merujuk pada Kyle.

Bibirku hanya mengulas senyum samar.

Prestasi dan tampang Kyle, membuatnya dengan cepat terkenal di kalangan The Nox, sejak magang. Pantas saja ketika kembali ke masa lalu, Kyle akrab menggunakan senjata. Inilah yang ternyata dimaksud dengan 'kemampuan yang kupelajari di masa depan'.

Langkahku kembali menuruni tangga, menuju lantai utama New York Public Library. Melewati berderet-deret rak buku, menuju pintu bertuliskan Ruang Administrasi. Aku menempelkan kartu akses Kyle di security lock pintu besi ini. Pintu bergeser, menampakkan ruangan kecil yang sebenarnya lift. Tidak ada tombol apapun didalamnya, karena lift ini hanya menuju lantai dasar. Panel darurat yang berbentuk touch screen hanya menyala ketika lift bermasalah.

Dua tahun yang lalu.

Kyle tiba-tiba menemuiku di sebuah Bar. Ia hampir membuatku jantungan saat mengatakan direkrut magang oleh The Nox. Aku benar-benar menjatuhkan gelas yang sedang kupegang. Dengan sifatnya yang tidak pernah serius dan riwayatnya yang luar biasa dengan wanita, mendengar Kyle menjadi detektif sama dengan mendengarnya menjadi Biarawan.

Itu belum seberapa, hingga Kyle memberitahu informasi sesungguhnya.

"Semoga kau belum membuang kertas kecil dari Mrs. Johnson." Ia berkata was-was. Rautnya diguyur kelegaan saat aku menggeleng. "Kode dalam secarik kertas itu memang berarti sesuatu, Isabelle. Berdasarkan desas desus, Mrs. Johnsonsi tante berambut rose gold, adalah The Great Oracle."

Aku hampir tak mempercayai ucapan Kyle, takut semua ini hanya mimpi yang akan membuyar. Kyle memberitahu, dugaanku benar, DDC memang Dewey Decimal Classificationsistem klasifikasi buku yang digunakan hampir di seluruh perpustakaan.

Aku tertawa frustasi. "Kau mungkin akan menertawakan berapa kali aku mengetikkan kode itu di Google. Nyatanya hanya huruf dan angka tidak masuk akal, Kyle."

"Yeah, kupikir juga begitu. Sampai aku menemukan buku di perpustakaan The Nox diawali dengan kode EK, yang artinya Extraordinary Knowledge," ujarnya, tersenyum penuh arti. Aku tertegun. "Dunia ini menyimpan banyak misteri yang tak pernah kau bayangkan Isabelle."

Secercah harapan mulai menyusup ditengah kesuraman perasaanku. Mungkinkah akhirku dan Will bisa berubah?

Aku melangkah keluar dari lift, memasuki ruangan luas yang sudah terasa seperti rumah. Didominasi lampu led putih, stainless, lantai abu-abu, dan kaca. Seperti lab Science yang ada di film sci-fi.

Perpustakaan rahasia inilah jawabannya.

Segala penelitian mengenai hal supernatural. Ensiklopedia Demons, roh jahat dengan penjelasan ilmiah. Informasi teknologi yang akan dianggap sihir oleh manusia. Bahkan kehidupan-kehidupan dan fenomena galaxi lain. Semua berada di perpustakaan ini.

Hanya anggota organisasi rahasia seperti The Nox dan para pejabat negara yang berkecimpung di rana ini yang memiliki kartu akses.

Aku menuju sebuah ruang baca ditengah perpustakaan, yang sepenuhnya berdinding kaca. Lampu-lampunya menyala lebih terang. Salah satu meja putih panjang tampak penuh tumpukan buku dan sticky note─mejaku selama dua tahun terakhir. Aku menghempaskan diri ke kursi yang akrab. The Nox telah memberiku ijin khusus.

Semua buku-buku tebal dihadapanku ini memiliki nomor klasifikasi yang sama.

529. Tentang waktu.

Kebahagiaan berhasil memecahkan kode, hanya bertahan sebentar ketika aku dihadapkan oleh beribu buku mengenai teori waktu. Ketika aku memohon pada Kyle untuk merubah masa lalu, aku baru menyadari permintaanku sekaranglah yang membuat Kyle kembali ke masa lalu. Merahasiakan identitas Aurielle dari Will, dan membantu menyembunyikan Orcus.

Namun, berapa kalipun Kyle mengulangnya, akhirnya selalu sama.

Kematian tidak bisa dirubah.

Keputusasaan sempat membuatku meninggalkan semua buku ini berbulan-bulan, mencampakan kertas kecil Mrs. Johnson. Hingga suatu waktu aku membacanya lagi.

Ingatlah.

Semua ingatan adalah harta. Semua ingatan adalah jalan.

Seperti setapak untuk meniti dalam gerbang waktu.

Bagai orang buta yang pertama kali melihat dunia, aku akhirnya melihat sisi lain.

Bagaimana jika kata-kata itu diartikan secara harafiah?

Apakah gerbang waktu sungguh ada?

Selama ini hanya manusia yang memiliki kemampuan seperti Kyle lah yang bisa menjelajah waktu. Jika gerbang waktu sungguh ada, siapapun bisa melaluinya, termasuk aku.

Aku mulai mencari literatur tentang The Great Oracle. Banyak sebutan mengatakan waktu seolah berada ditangannya. Ia sudah ada jauh sebelum kehidupanku sebagai Seraphine. Membuatku semakin yakin gerbang waktu yang disebutkan memang nyata. Dengan bantuan Kyle, semua mulai tersusun dengan benar.

Kertas-kertas hasil foto copy berukuran a3 yang berhamburan didepanku, penuh coretan. Dua bulan yang lalu, Mrs. Finley menemukan buku kumpulan naskah kuno, yang dipercaya ditulis oleh The Great Oracle sendiri. Karena sudah cukup rapuh, buku itu disimpan khusus dan aku hanya diberi hasil mesin penyalinan.

Semangatku membuncah. Setelah dua tahun akhirnya jalan yang kucari terpampang nyata di hadapanku.

Disana tertulis, kematian seseorang tidak bisa dicegah hanya dengan mengulang peristiwa tersebut.

Tepat seperti perkataan Kyle, 'Aku sudah mencegahnya berkali-kali, namun selalu berakhir dengan kematian. Dan aku menyadari ada peristiwa yang tidak bisa dicegah.'

Jalinan takdir kehidupan semua makhluk di dunia ini begitu rumit. Seperti pohon besar yang memiliki banyak ranting. Kita harus menemukan akarnya untuk mencabut secara keseluruhan. Mustahil memotong ranting kecil satu persatu. Hal ini mengingatkanku pada bait terakhir teka teki Mrs. Johnson.

Hanya dengan memahami dan menguraikan benang-benang masalahnya, ikatan takdir ini akan terputus


Jalan yang diberikan The Great Oracle akhirnya terpecahkan. Untuk memutus takdir tragis selama ratusan ribu tahun ini, adalah memperbaiki penyebab awalnya. 

Aku harus kembali ke masa lalu. Dan hanya gerbang waktu yang memungkinkan hal itu.

Dalam naskah kuno tersebut, gerbang waktu dijabarkan seperti penemuan ilmiah abad masa depan─yang cukup mengejutkanku.

Hanya seseorang yang bisa kembali ke masa lalu seperti Kyle lah, yang bisa membuka gerbang waktu. Awalnya Kyle tidak percaya. Ia bahkan tidak bisa mengulang waktu sebelum kelahirannya di kehidupan ini. Para senior The Nox pun menganggap naskah kuno itu berisi teori gila.

Namun, penjelasannya begitu solid. Pasti ada cara untuk menjelajah dimensi waktu. Dan dua hari yang lalu, teman Kyle, seorang ahli teknologi The Nox, telah membuktikan hal itu memungkinkan. Rasa terima kasihku tak terbayangkan.

Aku menelaah kembali coretanku. Resiko untuk kembali ke ratusan ribu tahun lalu begitu besar, mempertaruhkan nyawaku. Tingkat keberhasilannya fifty-fifty. Perubahan kecil dimasa lalu akan membuat perubahan besar pada masa sekarang, menciptakan timelinegaris waktu─baru.     


Kyle juga berkata, benakku akan terasa terkoyak, ditarik-tarik untuk kembali ke masa ini. Paling lama aku hanya memiliki dua belas jam, sebelum diriku sepenuhnya kembali ke masa sekarang. Seolah alam bersikeras mengembalikanku ke ruang waktu yang benar.

Tapi bukan itu kekhawatiranku sekarang.

Peristiwa apa yang harus kuperbaiki di masa lalu?

Kesalahan apa yang menyebabkan semua ini?

Aku hanya memiliki satu kesempatan untuk memilih waktu yang ingin kutuju.

Aku memejamkan mata, sudah berulang kali aku memilah ingatanku. Berbagai peristiwa bercampur aduk. Tanda sadar aku memainkan liontinku. Benda ini hanya sekedar liontin batu biasa sekarang─

Tiba-tiba sebuah peristiwa terlintas. Kelopakku menyentak terbuka. Otakku mulai berspekulasi.

Awal dari semuanya... mungkinkah... ?

Ponselku berdenting. Chat dari Archie─teman Kyle si ahli teknologi.

'Hey-ho Isabelle! The Voyage Beyond Time device sudah siap. Rooftop gedung The Nox, 7pm.'

Bibirku tak kuasa menahan senyum. Teman Kyle satu ini sedikit nyentrik. Walau begitu, otak jenius Archie menghasilkan sebagian besar senjata khusus yang digunakan The Nox.  

Well, malam ini aku akan mengetahui jawaban spekulasiku.

Aku menghela nafas. Perutku mulai melilit, harap-harap cemas. Aku telah menunggu momen ini, namun tidak tahu seperti apa hasilnya.

***

Angin malam berhembus kencang. Kyle sudah menunggu bersama seorang pemuda berambut cokelat gelap seumuran kami, mengenakan kacamata berbingkai hitam tebal. Archie. Pemuda bergaya geek itu sebenarnya tidak culun. Namun, gayanya seperti ilmuwan yang sangat cerewet. Seperti sekarang, ia sedang berbicara cepat dan semangat tentang teori waktu.

"Archie, Apa kau tidak tertarik meneliti 'Kenapa para Siren dan Demons sangat cantik' saja?" Kyle yang terlihat dongkol, sengaja mengalihkan pembicaraan asal-asalan.

"Tidak. Selama Cho Chang masih lebih cantik." Archie tersenyum dreamy. Obsesinya dengan tokoh fiksi dalam cerita Harry Potter tersebut, membuatku menggelengkan kepala.

Dua orang dengan pembicaraan aneh yang tidak nyambunguntung mukanya tampan, batinku.

Aku berdeham, membuat mereka menoleh.

"Jadi, dimana alat Voyage Beyond Time mu itu Archie?" Aku memandang sekitar. Mencari sesuatu seperti gerbang atau hula hoop raksasa yang harus kulalui.

Archie mengacungkan sebuah bola besi seukuran genggaman tangan, yang berbentuk seperti bola pokemon. "Right here, my lady!" Ia menyeringai lebar.

Kyle sudah memberiku peringatan dini, Archie memang suka membuat penemuan yang out of the box. Tapi aku tidak paham apa yang harus kulakukan dengan bola pokemon itu.

Seolah membaca ekspresiku, Kyle menjawab, "Intinya kau akan melompat dari gedung ini, ketika Archie mengaktifkan alat itu dan aku menghubungkannya ke dimensi waktu."

"APA?" Aku berteriak syok.

"Ck. Kau menakutinya Kyle," protes Archie. "Tenang saja. Seratus persen aman. Alam semesta ini terdiri dari berlapis dimensi yang tak terlihat. Alat ciptaanku akan membuat medan energi yang bisa mempengaruhi sekitarnya." Ok, Aku mulai tidak nyambung. "Begitu gelombang pikiran Kyle menghubungkan ke dimensi waktu, energi tadi akan berubah─"

"Archie. Pakai bahasa manusia." Kyle memperingatkan. Menghentikan tanda-tanda dimulainya kuliah science.

"Maaf." Ia meringis. "Intinya, saat kau terjun ke medan energi itu, kesadaranmu akan memasuki dimensi waktu. Alat ini hanya membantu membuka dimensi lain bagi seseorang yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Kyle lah yang menghubungkannya ke dimensi waktu, karena ia memiliki kemampuan kembali ke masa lalu."

Aku hanya mengangguk. Archie tak henti-hentinya memuja naskah Great Oracle yang seolah berisi pengetahuan masa depan, seiring kami berjalan ke tepi gedung.

Begitu Archie mengaktifkan alat tersebut, samar-samar aku melihat denyar transparan─seperti gelombang panas di aspal yang terik, mengumpul menjadi bola besar. Setinggi tubuhku.

Sekarang aku mengerti kenapa harus melompat dari gedung. Denyar energi itu berjarak sekitar lima puluh senti diluar pagar rooftop. Berada ditengah kekosongan sekitar seratus meter diatas permukaan tanah. Aku menelan ludah gugup. Archie berkata energi itu tidak boleh terbentuk tepat diatas rooftop ini, karena akan mengganggu satelit The Nox.

"Kau yakin semua ini sepadan? Aku tak tahu apa yang akan kau alami. Perjalanan melampaui waktu ke ratusan ribu tahun lalu bukanlah hal sepele, Isabelle." Kyle memperingatkan untuk terakhir kali. "Benakmu dapat terpisah-pisah secara menyakitkan di dalam dimensi waktu kalau kau kehilangan arah."

Kyle sudah mengingatkanku berkali-kali, tulisan Mrs. Johnson benar. Ingatan bagai setapak untuk meniti waktu ke masa lalu. Sekali aku kehilangan fokus pada waktu yang kutuju, semua akan membuyar.

"Aku tidak peduli, aku harus kembali dan mencegah Will mengklaim Lucifer's Curse." Itulah yang pertama kali terlintas di benakku.

"Kau sudah merencanakan apa yang akan kau lakukan di masa lalu?" Mata birunya mengamatiku ragu.

Aku mengangguk. Berharap saja sudah dan momen yang kupilih tidak salah.

"Ada satu hal lagi yang perlu kau tahu." Kyle menambahkan.

Tubuhku dimasa lalu akan membuyar saat aku kembali ke masa depan. Karena waktu yang kulampaui begitu lama. Tidak ada jaminan dunia seperti apa yang akan kutemui ketika kembali ke masa depan. Dan hanya aku yang akan mengingat garis waktu yang terhapus.

"Aku sudah siap dengan segala resikonya," kataku penuh tekad. "Selama lima tahun, tak ada yang lebih kuinginkan selain merubah akhir tragis ini."

Akhirnya Kyle mengangguk, mengerti.

Duniaku begitu hampa tanpa Will. Aku tak bisa membayangkan Will merasakan hal yang sama selama ratusan ribu tahun, setelah aku meniggalkannya di masa lalu.

Semuanya sudah siap. Aku berdiri di atas pagar pembatas, tidak berani menatap kekosongan dibawahku. Semoga penghuni gedung-gedung seberang tidak ada yang mengira aku hendak bunuh diri.

"Apa kau akan kembali ke saat sebelum bertemu Will dan memutuskan tidak pernah bertemu dengannya?" Kyle mengangkat alis penasaran.

Aku menggeleng dan tersenyum, "Aku tak pernah menyesal jatuh cinta pada Will. Di waktu kapanpun aku akan kembali mencintainya."

"Sudah kuduga." Kyle menghela. "Seandainya Will tahu apa yang kau lakukan untuk menyelamatkannya. Ia pasti menghajarku karena membantumu melakukan hal nekat ini."

Kami tertawa kecil.

"Kau adalah support terbesarku selama lima tahun ini, Kyle. Thank you." Kata-kata itu berasal dari lubuk hatiku. Tanpa sadar air mataku sudah menggenang. "Dan kau, Archie. Terima kasih telah berhasil membuktikan, saat semua orang menganggap naskah kuno itu berisi hal gila. Kau ibu periku di dunia nyata." Aku tersenyum

Kyle mengulas senyum miring. "Aku hanya berharap yang terbaik untukmu dan Will. Kalian sudah cukup disiksa oleh takdir." kata-katanya terdengar tulus.

"Anytime, Cinderella." Archie tersenyum lebar. Ia membuat gerakan salute.

Aku tertawa, beberapa tetes air mata jatuh ke pipiku. "Kuharap kita akan bertemu kembali di masa depan yang baru."

"See you again, Isabelle." Kecemasan mewarnai mata birunya, namun Kyle menutupinya dengan senyum.

Untuk terakhir kali aku menatap mereka berdua dan merengguk seluruh gemerlap kota New York. Entah apa dunia masih seperti ini ketika aku kembali ke masa depan.

Akhirnya aku melompat ke dalam gerbang waktu itu tanpa memikirkan apa yang menantiku di dalam sana.    

Author's note: Hi Readers! Maaf udah late banget updatenya. Banyak hambatan buat ngetik akhir-akhir ini, mood naik turun juga  ;)

Anyway, Thank you so much buat semua yang udah baca sampai part ini, setia nungguin. Gak terasa, kurang dari lima part lagi AEON officially bakal tamat. Keep supporting with vote and comment ya! ^^  

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro