Mon Chérie, Je t'aime
Yeosang berlari-lari kecil untuk segera sampai di pintu depan. Demi Tuhan, ia baru saja bangun tidur dan menggosok gigi ketika Jongho bilang ia sudah sampai di depan rumah dengan motornya.
"Kamu ngapain ke sini?" Yeosang menghampiri Jongho yang terlihat tampan dengan balutan black leather jacket miliknya.
"Selamat pagi, Kak Yeosang."
"Memang kamu udah sembuh?" Yeosang menaruh telapak tangannya di dahi Jongho. Sudah tidak panas, berarti Jongho sudah sembuh. "Baru sembuh jangan keluyuran dulu, nanti kalo sakit lagi gimana? Pagi ini masih minum obat--"
Cup!
"Bawel banget sih, gemes." Jongho terkekeh dengan gampangnya sehabis mencuri satu kecupan di pipi Yeosang.
"Jongho."
"Ya?"
"Aku belum mandi."
"Gapapa, aku ke sini cuma mau bilang sesuatu sama Kak Yeosang." Sebelum Jongho sempat mengutarakan isi pikirannya, ia lebih dahulu menyodorkan sebuah paper bag pada lelaki di hadapannya. "Untuk Kak Yeosang."
"Terima kasih." Yeosang tersenyum sambil menerimanya, "Boleh aku buka sekarang?"
Jongho mengangguk.
Dengan perlahan, Yeosang membuka paper bag pemberian Jongho. "Ini semua buat aku?"
"Iya."
Isinya terdapat satu kaleng minuman ceri, gantungan kunci berbentuk buah ceri dan sebuah plushie berbentuk buah ceri yang sedang tersenyum.
"Kak Yeosang suka?"
"Suka banget!"
"Kalau sama Jongho suka gak?"
Yeosang mendongak, mendapati Jongho tengah menatapnya serius. "Suka..."
"Oke." Jongho menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah dan terasa panas. "Aku mau cium, boleh?"
"B-boleh."
Bibir Yeosang masih sama lembutnya saat terakhir kali Jongho menciumnya di dapur. Kali ini, Yeosang dengan cepat membuka mulutnya yang langsung dibalas Jongho dengan pagutan yang lebih dalam. Dalam hati, Yeosang bersyukur dirinya sudah gosok gigi.
Jongho menyudahi ciumannya, lalu mengusap pipi Yeosang yang bersemu. Keduanya tersenyum, Yeosang mundur selangkah lalu mengulurkan tangan kanannya.
"Mau sarapan bareng?"
Dan Jongho tidak punya kuasa untuk menolak. Jadi ia menerima uluran tangan Yeosang lalu mengikuti lelaki itu untuk masuk ke dalam rumah.
•
•
Hubungan keduanya memang di awali dengan cara yang tidak biasa. Dimulai dari Jongho yang suka mengamati berakhir dengan menjadi sang pemilik hati. Begitu juga dengan Yeosang yang tidak yakin dengan perasannya, kini menjadi percaya sepenuhnya.
Apakah mereka terlalu cepat dengan semua ini?
Keduanya juga tidak tahu, tapi yang pasti mereka berdua tidak menyesal. Terlebih Jongho, ia tidak menyesal mencintai Yeosang ke lebih dulu dan perlahan yang lebih tua membalas cintanya.
Jongho jadi senyum-senyum sendiri di tengah kegiatan mengunyah sarapannya. Hari Minggu yang sejuk dengan sepiring pancake dan makhluk cantik di hadapannya.
Choi Jongho adalah pria paling beruntung di dunia.
•
•
•
Kalau ingin memuji, puji saja Yeosang. Karena kalau memuji Jongho, ia akan semakin tinggi hati. Bahkan dihari pertama mereka pacaran, Jongho sudah pamer sana sini.
Dasar bocah kalau kata Mingi, tapi Jongho tidak peduli.
Karena momen bahagia seperti ini layak untuk mendapatkan selebrasi.
•
•
•
•
•
The End.
•
•
•
•
•
A/N :
Yey akhirnya Admire tamat 🤩 aku memang nargetin buku ini less than 10 chap, yah namanya juga short fiction masa panjang-panjang.
Udah kepikiran bikin bonus chapter sih, ditunggu saja ya 😁
Terima kasih sudah mencintai buku ini dari awal sampai akhir 🍒
-yeosha
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro