Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. New Episode Adira-Axel

Btw di setiap cerita tentang mengasuh bayi, aku sering mengulang penjelasan tentang asi, mpasi, dll, tujuannya untuk share aja dari apa saya dapat, yg saya pelajari, dan saya praktekkan waktu anak masih bayi. Dan cerita-cerita seputar perawatan bayi ini ada di cerita Nikah Muda dan Mr.Neat Freak VS Mrs.Messy, dua cerita ini udah lama tamat dan udah lama dipindah di dreame. Jadi di Adira aku ingin menghadirkan kembali cerita merawat bayi yang disisipi info-info. Kalau gak suka info seperti ini, diskip aja. Ini khusus untuk yang suka dengan info2 seperti ini.

Tok tok tok...
Suara ketukan pintu terdengar menggema. Axel melangkah menuju pintu depan dan membukanya. Cherise datang dengan seorang laki-laki yang tak dikenal Axel. Mereka menjinjing beberapa benda. Cowok di sebelah Cherise menjinjing dua buah stroller yang dilipat sedang Cherise membawa dua kantong besar.

"Ayo masuk Cher, Mas," Axel mengangguk pada kaki-laki itu.

Cherise dan laki-laki berkaos biru itu masuk dan duduk di kursi. Sekarang ruang tamu itu tak lagi kosong dan hanya dihiasi karpet, ada satu kursi dan meja yang menjadi pelengkap.

"Axel, ini semua titipan dari Opa." Cherise meletakan semua barang yang ia bawa di meja.

"Papa nitip ke kamu sebanyak ini? Kenapa Papa nggak mengantar sendiri? Apa Papa belum mau datang lihat cucu-cucunya?" Sesekali Axel melirik cowok yang terdiam di sebelah Cherise. Apa ponakannya ini sudah mulai pacaran?

"Aku udah bilang gitu ke Opa. Opa bilang, Opa belum ada waktu. Atau mungkin Opa memang belum siap datang langsung ke sini." Cherise sadar "Om mudanya" ini tengah memperhatikan Febrian, cowok yang saat ini sedang dekat dengannya.

"Oya kenalin ini Febrian. Dia pemain basket. Kuliah juga di Jogja. Karena lagi liburan, jadi bisa nganter aku ke sini."

Febrian mengangguk dan tersenyum.

"Pantes ya liburan kamu nggak pulang, rupanya ada Febrian." Axel bisa membaca  ada sesuatu diantara keduanya.

"Ih, bukan itu. Aku emang lagi ada kegiatan. Lagi banyak pertandingan makanya aku nggak pulang.". Cherise tak ingin Axel salah paham. Antara dirinya dan Febrian tidak ada hubungan apapun, hanya tengah dekat saja.

"Oya Adira dan si kembar mana?" Cherise bertanya antusias.

"Lagi di dalam, lagi nyusuin. Biasa kalau mau bobo, pasti disusuin dulu," balas Axel.

Cherise dan Febrian tidak lama bertamu. Mereka pamitan karena hendak menonton pertandingan basket.

Setelah Cherise dan Febrian pamit, Axel dan Adira membuka hadiah dari papa Axel. Alma dan Alfa telah terlelap setelah menyusu.

"Stroller-nya bagus banget, Pah. Ini yang suka dipakai artis. Mamah kadang lihat postingan artis yang juga baru punya baby." Adira mengamati dua stroller yang sudah dibuka dari lipatannya. Rasanya tak sabar membawa si kembar jalan-jalan dengan dua stroller itu.

"Nanti kita ajak si kembar jalan-jalan pakai stroller ini, ya." Axel menelisik dua stroller yang terlihat kokoh itu.

Selanjutnya Adira membuka dua kantong besar yang berisikan barang-barang keperluan bayi. Ada dua lusin clodi (cloth diaper) juga baju-baju bayi branded yang lucu-lucu.

"Masya Allah clodi, Pah. Mamah tuh udah lama pingin beli ini buat si kembar nanti. Tapi harganya satuannya emang lebih mahal dibanding popok sekali pakai. Tapi dihitung-hitung sebenarnya lebih hemat."

Axel mengernyit dan melihat-lihat bentuk clodi tersebut. Ada bagian yang berkantong juga kain tebal seperti handuk sebagai isian.

"Ini clodi cara pakainya gimana? Ini pengganti popok sekali pakai, ya?" Axel mengernyitkan kening dan mengamati penampakan clodi lebih detail.

"Iya fungsinya sama kayak popok sekali pakai. Cuma kelebihannya, clodi ini bisa dicuci dan dipakai ulang bahkan sampai bayi umur satu atau sampai dua tahunan. Di pinggangnya ini bisa diatur, ada yang pakai kancing, ada yang pakai velcro (perekat) jadi bisa menyesuaikan tubuh bayi." Adira menjelaskan sembari membuka clodi.

"Ini namanya insert, kain tebal buat menampung pipis. Insert ini dimasukkan ke kantong clodi. Permukaan atas kantong clodi ini akan tetap kering meski bayi ngompol. Dari yang aku baca di grup, daya tampungnya bervariasi. Ada yang bisa menampung sampai empat kali pipis, ada yang lebih dari itu. Ini sangat membantu bayi waktu bobo malem biar lebih lelap karena saat ngompol, kainnya tetap kering. Bantu orang tuanya istirahat lebih  baik juga, kan? Lebih ramah lingkungan, bisa dicuci dan dipakai ulang. Cocok banget untuk kulit bayi yang sensitif dengan popok sekali pakai, menghindari ruam."

Axel berdecak, "Ckckck... Semua semakin mudah ya, Mah. Banyak kan ibu-ibu yang khawatir bayinya ruam pakai popok sekali pakai, belum lagi sampahnya katanya gak bisa diuraikan sampai sekian tahun, ini ada solusi yang ramah lingkungan. Meski harganya lebih mahal di awal tapi itungannya lebih hemat karena bisa dipakai ulang."

"Betul, Pah. Papa tahu banget ya soal kebutuhan bayi. Barang-barang yang dikasih Papa semuanya bermanfaat." Adira tersenyum cerah.

Axel mengangguk, "Papa pasti minta saran sama mamanya Cherise."

"Kamu coba telepon Papa, Pah. Bilang makasih sama Papa."

Axel ragu, tapi ia turuti saran Adira. Ia menelepon papanya. Telepon belum jua diangkat. Axel menduga sang Papa masih sibuk bekerja.

"Tidak ada jawaban, Mah. Kayaknya Papa masih sibuk. Nanti aku telepon maleman." Axel duduk di sebelah Adira dan mengamati bayi kembarnya yang tengah terlelap.

Preetttt... tiba-tiba terdengar suara membahana dari baby Alfa hingga membuat bayi itu kaget dan mengangkat tangannya ke atas. Baby Alfa menangis karena terkejut mendengar pupnya sendiri. Axel dan Adira tertawa. Tingkah si kembar meski belum banyak bergerak sudah mampu membuat pasangan muda itu tertawa. Dunia serasa lebih berwarna dengan kehadiran buah hati.

Axel membantu membersihkan pup baby Alfa. Bayi yang pipinya sudah terlihat tembem itu kembali memejamkan mata.

"Masya Allah, enak banget ya jadi bayi. Pup dicebokin, udah gitu sambil bobo lagi." Axel geleng-geleng.

Adira tertawa.

"Tiap malam bisa mimi Mamah... Papah udah nggak dapat jatah."

Seketika Adira menepuk tangan Axel pelan, "Papah, ih..."

Axel tersenyum dan melirik Adira.

"Papah mah rela berbagi cinta sama si kembar. Sekarang Mamah waktunya lebih banyak untuk dede kembar. Tapi ya kebanyakan orang tua muda kayak begini kali ya. Dua-duanya repot ngurusin bayi, nggak punya banyak waktu untuk berduaan." Axel kembali memakaikan popok setelah membersihkan pup Alfa.

Adira menarik tangan Axel hingga keduanya saling beradu pandang. Adira beranjak dan berdiri di hadapan Axel dengan pendar cinta yang terurai dari matanya. Ia mengusap pipi suaminya lembut.

"Aku masih nifas, jadi belum bisa manjain kamu. Masih pemulihan dan belum bebas gerak. Masa nifas itu adalah masa di mana rahim akan mengecil kembali ke ukuran semula. Kadang ada rasa nyeri seperti menstruasi. Setelah selesai nifas dan udah pulih banget, semua akan normal kembali."

Axel tersenyum. Ia meraih tangan Adira dan menciumnya.

"Aku ngerti, kok. Dan aku nggak mempermasalahkan. Kamu udah berjuang hebat melahirkan si kembar. Rasanya aku nggak akan sanggup membayar perjuanganmu. Bagaimana mungkin aku masih menuntut lebih?" Axel menyila rambut Adira ke belakang telinga.

"Makasih, ya, Pah." Adira mengulas senyum lembutnya. Cinta itu masih terlihat jelas dari binar mata indahnya.

"Makasih untuk apa?"

"Makasih karena udah jadi suami dan ayah yang hebat. Makasih udah begitu pengertian bantuin aku ngurus semuanya. Nggak semua laki-laki menyadari tanggung jawabnya sebagai suami dan ayah. Nggak semua mengerti kondisi istrinya. Padahal dukungan suami itu luar biasa berarti bagi istri. Setelah melahirkan ibu rawan mengalami baby blues syndrome atau malah postpartum depression."

Axel mengernyitkan alis, "Bisa nggak kamu jelasin apa itu baby blues syndrome dan postpartum depression?"

"Jadi gini, pasca melahirkan, ibu mengalami perubahan tubuh dan hormon. Ada penurunan secara drastis kadar hormon estrogen dan progesteron serta hormon lainnya yang di produksi oleh kelenjar tiroid dan hal ini menyebabkan ibu sering mengalami rasa lelah, depresi, dan penurunan mood. Gejala-gejalanya tuh si ibu merasa sedih berlebihan, cemas, khawatir nggak bisa jadi ibu yang baik, nggak bisa ngrawat bayi dengan baik, emosinya labil, jadi gampang marah, gampang tersinggung, sulit tidur, sering ngrasa takut. Katanya sih baby blues syndrome ini wajar dialami 50 persen ibu setelah melahirkan. Nah kalau dalam dua minggu nggak juga membaik, bisa berlanjut ke postpartum depression. Gejalanya sama kayak baby blues cuma berlangsung lebih lama, bisa sampai enam bulan." Adira menjelaskan panjang lebar.

"Pantas aja ya, Mah, kadang ibu setelah melahirkan malah murung, sedih, sering nangis. Padahal mereka baru mendapat anugerah bayi yang lucu."

"Iya, Pah, makanya suami dan keluarga terdekat ibu itu harus peka dengan kondisi ibu, mesti siap membantu saat si ibu butuh pertolongan. Ada tingkatan depresi yang lebih parah lagi, namanya postpartum psychosis. Jadi si ibu bisa punya pikiran obsesif terhadap bayinya, mengalami halusinasi, delusi, paranoia, bahkan bisa menyakiti dirinya dan bayinya. Lebih jauh bisa bunuh diri atau membunuh bayinya. Naudzubillahimindalik."

"Astaghfirullah...." Axel semakin mengeratkan genggamannya.

"Kamu kalau butuh bantuan, terus ada sesuatu yang mengganjal, jangan sungkan untuk cerita sama aku. Komunikasi itu penting. Kalau semua dipendam sendiri, nanti kamu tertekan," ujar Axel sembari menatap Adira lembut.

"Iya, kita akan selalu terbuka satu sama lain. Jangan terbiasa untuk memendam sesuatu yang mengganjal."

Keduanya menatap Alma dan Alfa yang masih tertidur. Ada hal yang menggemaskan dan membuat Axel tersenyum lebar. Baby Alma tersenyum dalam tidurnya.

"Masya Allah, lihat Mah, baby Alma Senyum-senyum sendiri. Lucunya princess Papah. Jangan-jangan dia lagi mimpi indah ya, Mah." Axel duduk di sebelah Alma yang senyum-senyum menggemaskan dengan kondisi mata masih terpejam.

"Itu namanya baby Alma sedang dalam fase tidur REM, di mana otak bayi masih aktif. Jadi waktu itu aku browsing kenapa bayi kadang suka tertawa atau senyum saat tidur, kadang tangan atau bola matanya gerak-gerak juga. Ternyata itu yang namanya tidur REM, Eye Rapid Movement. Otak bayi yang masih aktif ini memproduksi hormon kortisol. Hormon ini berperan dalam membantu bayi mengingat sekaligus menyusun aktivitas motoriknya seperti mengisap ASI, merangkak, dan lain-lain. Selain REM, ada satu fase lagi dalam tidur bayi, namanya deep sleep atau non REM. Di fase ini, bayi dalam keadaan relaks dan detak jantung serta napasnya lebih teratur."

"Mamah hebat ya, Dek. Rajin baca-baca. Semakin banyak membaca semakin bertambah wawasan kita. Nanti Kakak Alfa sama Dede Alma mesti rajin baca juga, biar wawasannya luas." Axel melirik Adira dan melemparkan senyum.

"Dua fase tidur ini punya fungsi yang beda ya, Mah?"

"Iya, Pah. Kalau tidur REM itu untuk restorasi emosi dan kognitif, sedang non REM untuk pemulihan tenaga, pemeliharaan sistem imun, serta perbaikan sel-sel yang rusak. Dua-duanya harus dipenuhi dengan baik, Pah."

Axel manggut-manggut.

"Ilmu seputar bayi ini ternyata banyak banget ya, Mah. Kadang orang nggak segitu detail memperhatikan perkembangan bayi, padahal di setiap perkembangannya ada saja ilmu atau informasi yang bisa kita serap dan berguna juga buat kita dalam merawat bayi. Kemarin tuh lucu waktu Budhe Maulid ke sini, lihat baby Alfa senyum-senyum pas tidur, masa katanya baby Alfa lagi diajak main sama "sedulur tua" (saudara tua). Aku ngakak aja jadi keinget waktu penjajahan Jepang, mereka datang mengaku sebagai saudara tua."

Adira tertawa renyah.

"Itu namanya mitos."

Adira meraba perutnya, "Kok laper lagi ya, Pah."

"Bukannya tadi udah makan?" Axel melongo.

"Iya, tapi laper lagi."

"Masya Allah, istriku, jadi doyan banget makan, hehe. Ayuk Papah suapin."

"Kayak anak kecil aja disuapin," tukas Adira.

"Nggak apa-apa. Aku pingin aja nyuapin Mamah." Axel melebarkan senyumnya.

Adira menurut saja. Axel menyuapi Adira sambil sesekali berbincang segala hal. Keduanya begitu menikmati peran baru mereka sebagai orang tua dengan segala kerempongan dan keseruannya. Mereka sadar menjadi orang tua artinya bertambah lagi tanggung jawabnya dan mereka akan berusaha untuk mengemban amanah itu sebaik mungkin.

******

Next part akan ada Sakha dan Alea yang datang ke kontrakan Adira.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro