Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Jawabannya

Setelah dua hari aku memikirkan saran Tama. Aku akhirnya mengambil keputusan mengikuti saran Tama. Semoga keputusanku tidak salah. Apapun nanti reaksi Ayu, aku sudah siap.

Hari Kamis aku ke kost Ayu untuk meminjam jas labnya. Berjanji untuk mengembalikan pada hari Jumat. Namun, aku ingkari. Beralasan aku lupa membawa jas labnya dan berjanji akan mengembalikan pada hari Sabtu saat praktikum di green house.

Hari Sabtu, aku membawa jas labnya di tasku. Entah kebohongan apa lagi yang akan aku lontarkan pada Ayu. Untuk menunda mengembalikan jas labnya. "Mana jas labnya?" Tanyanya saat baru saja sampai di depan green house.

"Di tas," jawabku.

"Ok, simpan dulu aja. Aku baru ingat gak bawa tas sama sekali, aku ke sini naik sepeda tadi. Balik praktikum aja kamu mengembalikannya. Di taruh di keranjang sepedaku." Aku hanya mengangguk.

Seusai praktikum, aku mencari-cari Ayu berharap dia lupa dan sudah di kost. Aku  melihat sepedanya yang masih berada di parkiran. "Asfi, Ayu ke mana? Kok orangnya gak ada, sepedanya ada di parkiran."

"Oalah… itu bocah kelupaan. Masa sepedanya ditinggal. Dianya tadi boncengan sama Asti ke kostnya." Ujar Asfi, dia melirikku. "Ada pesan gak yang mau disampein? Aku mau ke kostnya Ayu naik sepeda. Mana gak dikunci lagi, sepedanya."

"Hm, bilang aja nanti aku ke kostnya setengah jam lagi. Mau mengembalikan jas lab." Pesanku.

"Ok.." jawab Asfi, lalu menaiki sepeda Ayu. Beruntung dia gak nanya-nanya, 'kenapa jas labnya gak di titip ke aku aja?'

"Eh, kamu lama di kost Ayu?" Tanyaku berteriak.

"Gak, cuma anter sepeda aja. Nanti Asti antar ke kostku. Ada materi praktikum yang mau aku kasih ke dia." Aku ber-oh ria dan tersenyum.

»»»

"Assalamualaikum… Ayu…" ucapku.

"Waalaikumsallam… bentar ya." Respon Ayu, aku pun keluar dari ruang tamu. Tapi masih dalam posisi strategis, masih bisa mendengar pembicaraan Tama dan Ayu. Masih bisa melihat mereka berdua, tapi Ayu tidak bisa melihat keberadaanku.

Tak lama Ayu keluar, dengan baju yang berbeda ketika di green house tadi. Saat itu, aku melihat wajah Ayu agak pucat karena syok melihat Tama. "Kok, kamu yang ada di sini, Tama?"

"Iya aku yang ngembaliin jas labmu. Adam lagi ada urusan. Jadi nitip aku yang mengembalikan." Ayu mengangguk. Lalu berusaha mengambil jas labnya dari tangan Tama. Namun, dicegah oleh Tama.

"Sebentar, sebelum aku kasih jas lab ini ke kamu. Aku mau berbicara sama kamu, penting." Jelas Tama.

"Ya, silakan berbicara. Buruan! Bentar lagi Asfi dan Asti ke sini. Aku dan Asfi mau pergi." Ucap Ayu ketus. Aku yakin, setelah mengetahui Tama seperti apa. Tentu sikap Ayu jadi kurang respect.

"Mau ke mana memangnya? Kayaknya asyik banget mau pergi." Jawab Tama mengulur waktu.

"Ih, kalau mau bicara buruan!" Tama masih diam, tidak menggubris omongan ketus Ayu. Malah mengangkat alisnya seolah-olah butuh jawaban Ayu, "aku mau ke gramed." Jawabnya.

"Ok, begini." Kulihat Tama mengembuskan nafasnya, "Adam suka sama Ayu, dan mau ajak kamu taaruf."

"Gak mungkinlah Adam suka sama aku. Gak usah becanda deh!" Tanggap Ayu sambil tertawa.

"Aku serius!" Tiba-tiba tawa Ayu berhenti dan hening. "Adam benar-benar suka sama kamu. Dia mau ajak kamu taaruf. Kamu mau gak?"

"Aku gak bisa jawab sekarang." Refleks Ayu menjawab, namun wajahnya terlihat pucat. Sepertinya dia syok dengan ucapan Tama. Aku gak bisa membaca raut wajahnya, menebak-nebak apa yang dipikirkannya.

"Iya, gak harus dijawab sekarang. Sampai kamu yakin, baru kamu jawab. Aku minta, supaya jawabanmu jangan langsung ke Adam, melainkan ke aku dulu."

"Ya, tenang saja. Sudah sini, jas labku!" Ujar Ayu tidak bersemangat. Tama memberikan jas labnya. Lalu Ayu langsung masuk tanpa menoleh lagi. Aku pun masuk ke dalam ruang tamu dan terdengar suara jeritan, "oh, God! Damn it! This is only my dream! That is impossible! I can be crazzy!" Aku mendengar suara itu jelas. Aku mengikuti Tama keluar.

"Kamu dengar jeritan tadi? Suara Ayu kan, dia ngomong apa sih, pakai bahasa inggris aku gak dengar, omongannya kayak kumur-kumur." Aku hanya menggeleng. Ya, aku tahu. Kemungkinan besar dia akan menolakku. Dari jeritannya tadi, jelas Ayu begitu frustrasi.

»»»

Keesokan malamnya. Minggu malam Senin, Ayu mengechatt Tama. Memberikan jawaban.

Assalamualaikum Tama

Waalaikumsallam Ayu, ada apa?

Aku mau memberikan jawaban atas pertanyaanmu kemarin.

Oh, ok. Kamu sudah yakin?

Aku sudah yakin!

Apa kamu sudah curhat sama sang pemberi cinta? Meyakinkan diri, tentang keputusanmu. Ingat loh, ini keputusan bukan main-main.

Ya sudah

Ok, apa jawabannya?

Aku minta maaf, gak bisa menerima tawaran taaruf Adam. Soalnya masnya Ayu sudah menjodohkan Ayu dengan temannya. Semoga Adam mendapat wanita terbaik untuk bersanding dengannya

Ya, semoga yang terbaik untuk kamu Ayu. Semoga lancar urusannya ya.

Tak ada lagi balasan dari Ayu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro