Bab 35 - Curigaan mulu bawaannya
Gimana? Udah pada baca dikaryakarsa? Hot gak? Apa kurang hot...
Hahaha, untung kalian enggak tahu ceritaku di akun lain yg bacanya bikin panas dingin.. wkakaka..
Ngeri kalo kalian sampai tahu mah
-----------------------------------------
Mungkin kini aku masih menduga-duga atas kebenarannya, tetapi aku yakin nantinya aku akan terbiasa dengan kenyataan yang sebenarnya.
Melihat kedatangan Vlor yang entah dari mana, Eve sengaja menghentikan langkahnya sambil terus menatap gerak gerik Vlor yang begitu mencurigakan. Terlihat melambaikan tangan, Vlor dengan cepat mengikis jarak kepada Eve, kemudian tertawa lepas disaat Eve memberikan tatapan bingung ke arahnya.
"Kenapa lo?"
"Hehehe, abis keliling-keliling. Abis bosen banget gue."
"Bosen? Tumben lo bosen? Bukannya tadi ada adegan seru yang bisa lo gosipin. Kok bisa-bisanya lo malah bilang bosen," ungkap Eve merasa tidak percaya.
Hanya cengegesan sambil bergerak gerak salah tingkah, Vlor malah dengan sengaja membahas hal lain, seolah enggan membicarakan keributan yang terjadi antara Ethan dan juga Gil sampai menyebabkan salah satunya terluka.
"Gimana? Mau syuting lagi ya lo?"
"Hm. Katanya pak Thomas, satu take untuk durasi malam hari."
"Owh, gitu."
Kembali terlihat salah tingkah, sebenarnya Eve ingin sekali melemparkan banyak pertanyaan kepada managernya itu. Namun sayang, baru saja ia membuka mulutnya, seseorang dari bagian make up berteriak memanggil nama Eve untuk segera bersiap untuk take syuting selanjutnya.
"Tuh ... lo dipanggil. Udah sana. Gue mau mandi dulu. Gerah banget abisnya."
Berusaha menebak-nebak apa yang sedang disembunyikan oleh Vlor, Eve hanya mendapatkan satu jawaban yang terlihat amat sangat masuk akal, yakni Vlor baru saja menemui kekasihnya, Danesh. Diluar dari pada itu Eve tidak tahu, dan tidak bisa menebak apa yang sedang disembunyikan oleh Vlor saat ini.
"Dasar manusia centil. Kayaknya enggak bisa hidup tanpa seks tuh orang," gumam Eve sebelum masuk ke dalam ruang make up.
Sekalipun tebakannya tidak begitu meleset, namun masih ada satu hal yang tidak tertebak olehnya, dan baru saja dilakukan oleh Vlor.
***
Melihat Eve sedang menghafalkan naskah sendirian disebuah area gazebo, Ethan tanpa pikir panjang langsung mendekatinya. Berjalan perlahan, kemudian dengan cepat Ethan duduk di samping Eve sampai membuat tubuh perempuan itu tersontak kaget.
Ditatap tajam, Ethan mengangkat kedua tangannya ke udara. Dia sedikitpun tidak bermaksud untuk membuat keributan dengan Eve, hanya saja setelah kejadian tadi sore Ethan merasa ingin terus menerus berada di sisi Eve.
"Jangan dihafal, tapi dipahami dan diekspresikan. Kalau kamu cuma menghafal, yang ada kamu enggak akan dapat ekspresinya."
"Iya. Tahu. Cuma susah banget. Masalahnya aku ...."
"Belum biasa?" tebak Ethan.
"Hm."
Perlahan menggeser posisi duduknya, Ethan dengan sengaja memeluk tubuh Eve, kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu perempuan itu. Tidak hanya sampai di sana saja kelakuan random Ethan yang belum pernah laki-laki itu lakukan sebelum yah ... kemesraan mereka tadi sore, Ethan juga dengan sengaja mengembus-embuskan napasnya sampai menerpa bagian sisi pipi kiri Eve.
"Kenapa sih?"
"Kangen," bisik Ethan diselingi tawa.
Eve menggeleng tidak percaya. Laki-laki yang terkenal buaya seperti Ethan mengucapkan kata kangen kepada perempuan seperti dirinya amat sangat mustahil. Eve bahkan bisa menebak yang dirindukan Ethan adalah cara Eve memberikan kepuasan kepada laki-laki itu, bukan karena real Ethan merindukan sosok Eve sebagai perempuan baik disisinya.
"Hahaha, enggak tertipu ternyata," ucap Ethan sambil melepaskan pelukannya.
Tangannya dengan cepat menarik dialog naskah yang Eve sedang pelajari, kemudian dia baca dengan seksama. Jujur saja untuk project ini, Ethan belum sedikitpun membaca alur cerita hingga usai. Sewaktu pembaca script conference atau sewaktu reading, Ethan masih setengah hati mengerjakan project ini. Dengan posisi dia baru saja keluar dari penjara, pikiran Ethan belum sepenuhnya berada dalam project ini. Apalagi banyak sekali masalah-masalah lain yang terus menerus datang dalam hidupnya, membuat lelah dan ingin rehat sejenak dari aktivitas dunia hiburan. Akan tetapi karena project ini permintaan langsung dari Thomas, sahabat lamanya, mau tidak mau, Ethan berusaha untuk menerima dan melakukan yang terbaik.
"Lagian mana ada sih laki-laki buaya kayak kamu dengan mudah bilang kangen. Paling yang dikangenin kelakuan kita tadi siang, bukan akunya yang kamu kangenin. Benerkan?"
Setelah dibaca-baca singkat naskah tersebut, Ethan kembali menutupnya, kemudian membalas tatapan Eve sembari menggelengkan kepala.
"Kata siapa? Aku enggak sejahat itu. Kalau kamu enggak percaya, kamu bisa tanya sama Megan. Bukannya dia itu yang ajarin kamu soal akting. Harusnya dia enggak akan berbohong."
"Ngapain tanya dia, kan aku bisa tanya sama kamu langsung."
"Yaudah, kalau kamu tanya sama aku, kamu harus percaya kalau aku kangen sama kamu. Yah, diluar dari pada kondisi tadi siang, aku kangen aja ngobrol sama kamu, gangguin kamu. Selain itu kamu juga orangnya asik diajak ngobrol. Diajak mikirin masalah. Jadi ya, enggak ada salahnya dong kangenin perempuan kayak kamu. Toh, aku percaya enggak akan ada yang marah juga. jadi why not?"
"Ya ... ya," tanggap Eve sambil leluasa memukul-mukul paha kiri Ethan kemudian memberikan banyak cubitan kecil di sana, entah karena Eve merasa gemas atau Eve ingin mendapatkan perhatian full dari Ethan saat ini.
Yang jelas keduanya sempat saling tatap kembali sebelum Eve mengingat sesuatu hal yang membuatnya merasa begitu penasaran.
"Eh ... eh, aku mau cerita deh. Soal Vlor, managerku. Kok makin lama sikapnya makin aneh deh. Waktu yang kamu sendirian ada di gazebo ini, sebelum aku samperin, Vlor juga tahan aku buat enggak dekat-dekat kamu, karena masalah orang ABSI itu loh yang menjebak kamu. Awalnya kupikir, yah ... mungkin aja Vlor bersikap demikian karena ingin melindungi aktrisnya. Cuma ... cuma tadi sore, aku ketemu dia lagi. Disaat orang-orang heboh sama kelakuan kamu dan juga pak Gil, Vlor yang biasanya selalu paling penasaran, tiba-tiba aja menghilang kan. Dan muncul-muncul pas udah sore tadi. Waktu aku tanya dia dari mana, katanya bosen dan pengen jalan-jalan aja. Padahal di tempat ini lagi ada kejadian heboh, eh ... bisa-bisanya dia malah bosen. Kan aneh banget. Kalau disambungin sama karakter asli dia, kayaknya enggak mungkin banget deh. Tebakan aku kayaknya emang dia sengaja deh keluar, entah karena ada sesuatu hal yang mencurigakan, atau dia nemuin pacarnya, si Danesh. Cuma kok iya, Danesh sampai datang ke sini? Emangnya tuh orang enggak kerja. Kan buat aku jadi mikir aneh-aneh ke dia."
"Pacarnya? Kok dia tahu kalau ada syuting di sini? Harusnya kan baik itu kru film, ataupun dari pihak artis, termasuk manager, enggak bisa seenaknya kasih tahu lokasi yang dipakai syuting. Selain karena pastinya mengganggu, yang kedua pasti kru film enggak ingin projectnya bocor duluan sebelum pengumuman waktu tayangnya keluar. Kalau sampai Thomas tahu masalah ini, bakalan ngamuk dia."
"Entahlah. Jujur aku juga enggak paham. Mungkin tahu dari Vlor. Atau mungkin karena dia tuh kerja kayak pesuruh gitu di bagian perfilman jadi bisa dapat info ini dari kantornya. Aku juga kurang tahu sih. Enggak kenal dekat. Karena benci aja sama si Danesh ini, kayaknya orangnya juga enggak bener deh. Karakternya ngeselin gitu, terus aku yakin dia tipe-tipe cowok enggak setia gitu, Cuma bodohnya Vlor masih aja percaya. Terus yang bikin aku makin benci, mereka melakukan seks di rumah kontrakanku. Kan sinting banget. Padahal di sana Vlor tinggal bareng aku, dan mayoritas yang bayar kontrakan itu aku, hasil dari uang syuting. Tapi bisa-bisanya mereka berdua enggak tahu diri."
"Mereka ngelakuin itu?"
"Hm. Parah, kan? Kemarin-kemarin aku cuma bisa diem, karena emang belum ada uang lebih buat kontrak sendiri. Tapi sekarang, selesai project ini, aku bener-bener mau ngontrak sendiri."
"Wah, enggak beres berarti si Vlor. Karena tadi aku juga ribut sama dia. Bahkan dia minta aku mati juga. Hahaha, kirain dia emang orangnya sebercanda itu. Ternyata orangnya ngeselin lahir batin."
"Iya, Vlor ngeselin, dari awal. Dari cara dia yang maksa aku buat ikut project ini."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro