Prologue
Langit merah gelap membentang dari ufuk timur hingga barat. Menutupi sinar sang surya. Badai dan petir tampak menyambar terus-menerus ke segala tempat. Sungai darah mengalir dengan begitu deras dari balik tumpukan badan. Kematian benar-benar menusuk dari segala arah.
"Serius, setelah ini selesai aku pensiun,"keluh seseorang sembari bangkit, menyingkirkan tubuh-tubuh tak bernyawa dari atas badannya.
Tampak seorang pria paruh baya berdiri dari gunung mayat yang sebelumnya menutupinya. Tubuhnya terlumuri penuh darah, dari kepala hingga kaki. Entah dari dirinya sendiri maupun dari mayat yang menumpuknya. Bahkan hingga seperti meresap ke dalam kulitnya. Lelaki itu kemudian melirik ke sekitarnya. Lalu menghela nafasnya.
Tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali, sepertinya hanya dirinya yang tersisa.
Manik birunya kemudian menatap sekali lagi ke depan. Pada seekor naga hitam. Sayapnya telah hilang, tampak seperti dirobek. Sisiknya penuh dengan luka. Entah itu sayatan hingga tusukan. Tubuhnya sudah kehilangan terlalu banyak darah. Monster satu itu kini tengah dalam ambang nafas terakhirnya.
"...kau benar-benar tangguh,"gumam pria tadi.
Lelaki itu mulai melangkah mendekat. Tangan kanannya menggapai sebilah pedang yang tergeletak di dekatnya, sedangkat tangan kirinya mulai mengeluarkan cahaya putih redup yang tampaknya menyembuhkan sedikit lukanya. Tepat ketika dirinya sampai di kepala sang naga, ayunan kakinya terhenti.
Tanpa ragu-ragu, pria itu menancapkan pedangnya pada mata sang naga. Menusuknya begitu dalam, menembus tengkoraknya, hingga pada otaknya. Sang naga kini telah tiada. Ia tersenyum, lalu tertawa. Sementara cahaya yang ada di tangan kirinya berubah menjadi merah gelap. Lelaki itu menatap ke langit, berseru dengan begitu keras dalam bahasa yang tak dapat terdengar. Namun, kata-kata yang ia lontarkan tercetak di atas udara.
"ᛟᚺ, ᚦᛖ ᚲᚱᛖᛏᛟᚱ ᛟᚠ ᚨᛚᛚ ᚦᛁᛜᛊ
oh, the creator of all things
oh, sang pencipta segala hal
ᚨᚾᛞ ᚦᛖ ᛞᛖᛊᛏᚱᛟᛁᛖᚱ ᛟᚠ ᛖᚢᛖᚱᛁᚦᛁᛜ
and the destroyer of everything
dan penghancur semuanya
ᛟᚾᛖ ᚹᚺᛟ ᛞᛖᚲᛁᛞᛖᛊ ᚦᛖ ᛈᚨᚦ
one who decides the path
yang menentukan arah perjalan
ᚹᛁᚦ ᛊᛟᚢᛚ ᛟᚠ ᚦᛟᚢᛊᚨᚾᛞ ᚺᚢᛗᚨᚾᛊ,
with the soul of thousand humans,
dengan nyawa seribu manusia,
ᛊᛟᚢᛚ ᛟᚠ ᚦᛖ ᚲᚨᛚᚨᛗᛁᛏᛁ,
soul of the calamity,
nyawa sang kehancuran
ᚨᚾᛞ ᛊᛟᚢᛚ ᛟᚠ ᚦᛖ ᛒᚱᚨᚢᛖ
and soul of the brave
dan nyawa sang pemberani
ᛚᛖᛏ ᚦᛁᛊ ᛒᛖ ᚦᛖ ᛚᚨᛊᛏ, ᚦᛖ ᚱᛖᛊᛏ, ᛟᚠ ᛟᚢᚱ ᛃᛟᚢ-
let this be the last, the rest, of our jou-
biarkan ini menjadi yang terakhir, tempat istirahat, dari perja-"
Belum sempat dirinya mengucap 'mantra', tanah yang ia pijak tiba-tiba saja menyala begitu terang. Hingga menyita perhatiannya. Pria itu terkekeh dan terduduk, menatap rangkaian kata yang ia ciptakan di udara tadi perlahan menghilang. Senyuman pahit tampak tercetak di wajahnya.
"Nampaknya ini bukan yang terakhir,"gumamnya sembari tertawa kecil.
Bersamaan dengan tawanya, tanah yang ia pijak mulai runtuh. Sementara cahaya tadi menjadi semakin terang. Menyelimuti sosok pria paruh baya itu dengan perlahan. Seolah tak puas, cahaya itu mulai menyebar dari sang pria, menyelimuti semua yang ada di sekitarnya. Baik yang hidup maupun yang mati. Tanpa meninggalkan apapun di dunia yang tengah runtuh itu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro