Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3. First Daily Live

.

.

.

"Hahh?! Asisten pelatih?!" seruan itu menggema di ruangan gymnasium milik Seirin High School. Hingga burung - burung yang ada diatas atap bangunan tersebut pun yang sekedar bertengger saja langsung terbang ketika dengar gemaan mendadak. Untungnya gema itu tak sampai mengganggu orang yang berada diluar area sana, tapi sayangnya untuk yang berada di dalam area tersebut hampir mengalami tuli pendengaran sesaat. Termasuk dirimu yang hanya bisa mematung lalu menggelengkan kepalamu agar oksigen masuk ke otakmu. Biar tidak budeg.

Riko, yang sudah tahu mereka akan memekik kaget seperti gadis-gadis yang sangat sedang ketakutan karena melihat tikus bersembunyi di bawah kasur mereka, menghela napas.

"Sudah pasti kalian akan kaget kalau aku bilang begitu.." ujarnya pelan.

"Tentu saja lah, kami kaget karena kau langsung mengatakan itu! Apalagi, dia kan bukan siswi disini." semprot Hyuuga rada frustasi akan keputusan yang mendadak seperti itu.

"Ini sudah keputusan, Hyuuga-kun. Dan dia tak keberatan juga."

Kau hanya bisa diam saja sambil bersweatdrop ria sambil menggigit bibir bawahmu. Memang sih, kau tak keberatan. Karena kau menyukai apapun yang bersangkutan akan permainan basket, tapi keputusan Riko jika dibantah dan protes, dia akan langsung melakukan wrestling jika kau tak patuh padanya. Mungkin kau juga tak tahu kalau beberapa anggota sudah pernah merasakan beberapa punishment dari sepupu jauhmu.

"Lagipula dia akan bersekolah disini, kan sudah kubilang tadi." ujarnya sambil melipatkan kedua tangan di dadanya.

"Tidak. Kau tidak bilang yang bagian itu." selanya.

"Aku bilang kok."

"Tidak."

"Iya."

"Tidak."

"Iya."

"Tidak."

"Iya."

"Tidak."

"Iya."

"Ti-"

"Tolong semuanya hentikan." Semuanya diam dan beralih ke arah sumber suara yang membuat dua senior berbeda gender ini menghentikan perdebatannya, ikut menoleh ke seorang pemuda berambut torquise, yang tepat berada didepan antara mereka.

Kau berpikir sejak kapan ia bisa langsung ada disitu. Padahal dia selama ini berada di sisi pemuda yang bernama Kagami itu. Mungkin memang benar kata Hyuuga. Ia punya hawa keberadaan yang tipis.

"Senpai, tolong hentikan. Disini bukan tempat untuk berdebat." ujarnya bijak.

Oke, ini OOC. Sejak kapan Kuroko jadi OOC? Kita juga tak tahu bahkan author juga.

Lanjut.

Hyugga dan Riko pun langsung diam setelah mendengar ujaran Kuroko. "Baiklah, kambali ke topik sebelumnya. (Name)-chan."
Kau mendongak padaya. "Iya?"

"Kau setuju dengan keputusanku menjadikanmu sebagai asisten pelatih 'kan?" tanyanya dan kau hanya bisa menggangguk kecil. Ini demi kebaikan klub basket.

Riko menghadap kepada para anggota Seirin team. "Sesuai pernyataan dari (Name)-chan, bahwa dia sudah kuangkat jadi asisten pelatih jadi dia bisa mengawasi kalian walau aku tak ada untuk mengawasi kalian latihan. Dan itu dimulai dari besok karena dia akan masuk bersekolah disini. Ada tambahan?"

Semua anggota hanya diam.

"Jadi semuanya setuju ya, kalau (Name)-chan menjadi asisten pelatih?"

Semua anggota mengiyakan sebelum Riko tersenyum puas.

.

.

.

Sore menampakkan diri, matahari mulai kembali ke peraduannya saat pukul lima sore yang kau lihat di jam tanganmu menunjukan waktu tersebut.

"Hm.." Riko yang sudah beres - beres, kembali menghampirimu.

"(Name)-chan, ayo kita pulang." Kau mengangguk dan kalian pergi menuju ke rumah sepupumu.

Setelah beberapa menit berjalan kaki, kalian sampai di sebuah rumah yang kecil namun nyaman.

"Tadaima!" Riko menyahut sambil membukan pintu dan kau masuk sebelum ia menutupnya kembali.

Sambil melepas sepatumu dan memakai sandal rumah, kau berkata pada Riko. "Aku ke kamar dulu ya."

Riko mengangguk sambil membalas kalau dia akan memanggilnya saat makan malam sudah siap.

menuju kamarmu yang berada di lantai dua. Setelah sampai, kaupun membuk pintu kamar dan menyalakan lampu kamarmu.

Ukuran kamarmu yang lumayan sedang, tidak sempit ataupun lebar, membuatmu nyaman dan juga, kau sudah unpackaging dari kemarin-kemarin. Kau tiba sehari lebih awal dari hari ini.

'Dan besok aku akan bersekolah di sekolah Riko-Oneechan..' pikirmu, sambil duduk di pinggir kasur empukmu.

Kau lalu membaringkan dirimu di kasurmu sambil memandang kosong langit- langit kamarmu. Kau mulai mengingat semua yang terjadi hari ini; Dipaksa dan diseret oleh Riko ke klub basket, berkenalan dengan anggota -anggota hingga berduel dengan pemuda bernama Kagami dan terakhir ditunjuk sebagai asisten manajer.

Badanmu rasanya mau remuk.

"Ukh.. Kakiku kesemutan.." keluhmu dengan menggeram sedikit. Kakimu kebanyakan bergerak setelah duel.

Kau bangkit dari tidurmu dan berniat untuk mandi dengan air panas yang menyegarkan dan pakai piyamamu sebelum makan malam dengan Riko dan Paman Kagetora lalu berbalik menuju kamarmu yang cozy dan tidur dengan lelap disana semalaman penuh.

Tak terasa malam pun mulai berganti pagi lagi. Waktu berlalu lambat.

Tidak untukmu. Kau bangun telat.

"AAAHHHH! AKU TELATTT!"

Ya. Bangun telat.

Setelah bangkit dari tidurmu, alih-alih berdiri, kau melihat seragam dan sebuah catatan kecil diatasnya. Kau berkedip sebentar lalu mengambil catatan kecil itu sebelum mebacanya dan langsung sweatdrop.

Mau tahu isinya gimana? Nih.

(Name)-chan. Ini seragam dan juga perlengkapan sekolah yang harus kamu bawa di sekolah. Aku duluan berangkat soalnya kamu tidurnya ngorok dan susah ngebanguninnya. Jangan sampai telat ke klub basket nanti ya~

Riko

"Sialan..Riko-Oneechan malah tidak membangunkanku.. Malah cuma ditinggal catatan beginian.. Dasar..." Kau hanya bisa menghela napas dan langsung bersiap - siap.

Menuruni tangga, kaupun menuju dapur untuk mengambil roti berselai kesukaanmu dan menyapa Kagetora yang sedang membaca koran.

"Ohayou, Paman."

Ia mendongak dan tersenyum tipis. "Ohayou, (Name). Mau berangkat?" tanyanya dan disambut dengan anggukanmu.

"Iya. Aku pergi dulu. Dah, Paman!" ujarmu sambil membawa roti di tanganmu dan keluar dari rumah untuk menuju ke jalan yang membawamu ke sekolah dengan kakimu yang berlari kecil.

Roti yang berada di tanganmu kini sudah pindah ke mulutmu yang mengunyah benda empuk berbentuk persegi tersebut sambil terus berlari kecil.

Tak terasa lima menit kau berlari dan gerbang sekolah sudah terlihat tak jauh dari jarakmu.

Akhirnya kau akan bisa bernapas lega~

Dan didalam bayanganmu akan ada dirimu, melewati gerbang itu dengan mulus dan aman, dan sentosa. Seperti terbang dengan indahnya disertai sparkling mengelilingi sekitarmu dan wajahmu terlihat bahagia. Dan...

"Ahh!"

Kau terjatuh setelah menabrak seseorang dan terjatuh ke jalanan aspal sambil menggerutu kesakitan.

"Aduh.. Itte.." gerutumu sambil menahan sakit sebentar sebelum sebuah tangan menjulur dihadapanmu dan mendongak, untuk melihat orang yang telah menabrakmu tadi.

"Kau tak apa-apa? Maafkan aku tadi menabrakmu, nona."

.

.

.

TuBerColosis

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro