Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

XII

Selamat Pagi, Selamat Beraktivitas ….

Izinkan AL menemani pagi kalian yg cerah ini🤩

+++

"Kalian … serius udah tunangan?"

Sekarang, bukan hanya ada Hanum dan Nora saja. Namun juga Alen dan Isya yang entah datang darimana. Ah, Dinda lupa jika mereka berdua adalah sahabatnya Nanda yang belakangan ini sering terlihat selalu bersama. Kurang lebih seperti Dinda, Nora, dan Hanum.

Kepala Dinda mendadak diserang migran. "Hoax!" sergahnya tanpa banyak pertimbangan.

"Emang belum secara resmi, sih. Tapi planning, weekend ini bakal ngadain party kecil-kecilan yang paling cuman ngundang orang-orang terdekat." Panjang lebar, Nanda menjelaskan yang Dinda tidak tahu apa motifnya.

Sepersekian detik, Dinda beradu pandang dengan Alen yang menatapnya kecewa. Cih, memangnya apa urusannya dengan laki-laki itu. Toh, ia sudah lama memutuskan hubungan yang terpaksa harus dilakukan karena kesalahan bodoh yang Alen perbuat. Kesalahan yang tidak akan pernah bisa Dinda lupakan.

Di samping Alen, Isya nampak sumringah mendengar kabar gembira itu. "Akhirnya, lo ada niatan baik juga, Nan …."

Dinda nyaris saja memuntahkan kembali jus yang baru saja ia telan, ketika melihat wajah sok terharu Isya yang ia yakini tengah kegirangan dalam hatinya itu.

Sedangkan Nora sudah memicingkan mata ke arah Nanda dan Dinda. Merasa tidak percaya, jika Dinda mau-mau saja bertunangan dengan Nanda. Garis-bawahi, Nanda. Seorang Playboy Elite yang sudah terkenal saking gilanya laki-laki itu bergonta-ganti pacar. Nora jadi curiga, jangan-jangan Dinda sudah dipelet oleh Nanda.

Dinda kegerahan di bawah tatapan-tatapan yang bagai menghujam ke arahnya. Belum lagi Hanum yang entah kenapa kumat penyakitnya. Perempuan itu tengah memindai satu per satu gaun muslimah di laman salah satu aplikasi belanja online. "Lo nanti mau pakek gaun warna apa? Temanya apa?" Dan pertanyaan polos tanpa dosa itu sontak membuat kesabaran Dinda habis. Perempuan itu menggeser kursi ke belakang, sebelum berlalu tanpa banyak bicara dengan wajah memerah menahan emosi.

"Nanda sialan!" Dalam hati, tidak henti-hentinya ia mengumpati laki-laki yang menjadi dalang atas keruhnya hari Dinda yang seharusnya baik-baik saja, di samping kejadian pagi tadi yang sudah membuatnya kesal.

Sementara itu, Alen menarik Nanda hingga ke lorong yang sekiranya sepi. Tidak menarik dalam artian sesungguhnya. Namun, lebih ke memaksa Nanda untuk mengikutinya. Ada yang ingin dia bicarakan. Dan tentu saja, Isya tidak mau ketinggalan. Wanita itu mengekori dua sahabatnya. Selain tidak ingin sampai terjadi baku hantam juga, mengingat Alen yang masih belum move on sepenuhnya.

"Lo beneran serius sama Adin?" Sorot mata Alen tajam menatap Nanda yang menanggapi santai.

"Serius nggak serius, apa hubungannya sama lo?" tanya Nanda menantang.

Rupanya, ucapan Nanda barusan berhasil menyulut emosi Alen. Laki-laki itu sontak saja menarik bagian atas hoodie yang tengah dipakai Nanda. "Gue nggak masalah lo mau main-main sama perempuan mana pun, tapi pengecualian buat Adin!" gertak Alen dengan napas memburu. Jauh berbeda dengan Nanda yang tetap tenang seraya melepas cengkeraman tangan Alen di hoodie-nya sembari menyunggingkan senyuman sinis.

"Jadi, kalau lo yang nyakitin Dinda, fine-fine aja, gitu?"

+++AL+++

Pagi-pagi udah dibikin panas aja, nih sama  polah tokoh-tokoh AL

BTW, yg baca ini cerita darimana aja, ya?
Boleh dong absen di kolom komentar demi menambah relasi juga yekan ….

See You Next Part👋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro