Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

About Hım

Kalau kuingat-ingat lagi Boboiboy itu keras kepala dia tidak mau mendengarkan orang lain. Bertindak sesuai kemauan hatinya. Niatnya baik sih ingin menolong, tapi ini kan musuhnya masa' mau dibantu? Kalau aku jadi dia, kubiarkan saja si Adu Du itu terbaring babak belur di planet bersalju itu tanpa repot-repot menoleh dan menggugah hati 'tuk menolongnya.

Selain itu, saat Komandan Koko Ci menyuruh agar Boboiboy pergi ke Planet Quabaq untuk bertemu—pesan yang terputus—Tok Kasa, Boboiboy masih bersikeras untuk tetap tinggal bersama teman-temannya yang terluka diserang Retakka. Tapi kemudian dia menurut setelah kupaksa.

Boboiboy juga seorang yang emosional. Iya sih, aku juga sedih meninggalkan teman-teman tapi mau bagaimana lagi? Ini perintah dan harus dilaksanakan.

Aku sering melihatnya duduk termenung dengan binar matanya yang sendu menatap langit.

Sebagai teman aku tentu menemaninya, menghiburnya dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Yang hanya dibalas senyuman lemah dan ucapan terima kasih darinya.

Sampai pada puncaknya, Boboiboy bertemu dengan Retakka kembali-—setelah pertemuan pertama mereka di markas TAPOPS—ia mengeluarkan kekuatan terbarunya—elemental fusion.

Menggetarkan bumi, menyilaukan pandangan, kurekam pertarungan sengit mereka dalam ingatanku sembari berdecak kagum. Semuanya berakhir setelah Retakka dikalahkan dan Boboiboy jatuh tenggelam ke dasar sungai yang beku.

Beberapa minggu setelah Retakka dikalahkan, semuanya kembali normal. Penghuni tiap planet yang diungsikan dikembalikan ketempat asalnya, markas TAPOPS yang sudah diperbaiki—lagi—dan kami diberi cuti meski hanya beberapa hari. Tentunya disambut dengan suka cita.

Sekarang kami sedang bersantai di kedai Tok Aba, bertukar canda tawa di bawah langit senja. Semuanya terlihat biasa saja, namun aku tidak buta.

Bisa kulihat Yaya yang sedari tadi mencuri-curi pandang kearah Boboiboy dengan wajah yang bersemu merah. Apa lagi memangnya? Sudah jelas kan kalau Yaya menyukai Boboiboy.

Aku juga melihat Fang dan Gopal terkekeh-kekeh di bawah pohon dekat kedai, yang samar-samar kudengar mereka menyebut-nyebut nama Yaya dihadapan Boboiboy yang tidak berbicara sejak tadi.

Kalau kuingat-ingat lagi......
Selama ini mereka berdua terlihat dekat, bahkan sifat mereka pun sama.

Ah...

Kenapa sekarang rasa boluku jadi aneh?

Melirik kebawah, aku tersenyum miring. Tetesan-tetesan air membanjiri boluku tanpa kusadari.

Rasanya begitu sesak saat kulihat Boboiboy menghampiri Yaya sambil menggaruk tengkuknya. Tatapannya sulit diartikan saat menatap wajah Yaya yang semakin memerah layaknya tomat busuk.

Sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, aku pergi tanpa pamit. Tak menghiraukan sorakan Fang, Gopal dan Ying yang makin mengeras.

Warna senja berganti pekatnya malam. Semilir angin membelai tubuhku membuatku mengiggil.

Jika dipikir-pikir lagi.....
Boboiboy dan Yaya itu lumayan cocok. Mereka selalu perhatian terhadap satu sama lain dan seperti yang kukatakan tadi—punya sifat yang sama.

Mengendikkan bahu, kurasa sudah saatnya aku menghilangkan perasaan ini....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

....yang sudah kumiliki jauh sebelum kepergian Boboiboy ke Pulau Rintis.

.

.

.

.

FIN

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro