Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#4

GESANG

Satu klik, dua klik, tiga klik sampai aku tiba di halaman wikipedia tentang riwayat hidup Hasanuddin. Kublok semua artikel di sana, tekan ctrl+c, membuka halaman baru di Microsoft Word, lalu tekan paste. Kubetulkan margin, tabulasi, ukuran serta warna font, dan voila... satu tugas MOS (Masa Orientasi Sekolah) kelar.

"Tinggal di-print." ucapku pada diri sendiri.

Kuarahkan pointer di ujung atas halaman, kemudian kutekan tombol print. Harusnya dengan begitu aku bisa mencetak file yang kumaksud, tapi sayang aku baru ingat kalau tidak aku tidak punya printer. He he.

Jadi, kupindah file tersebut ke flashdisk untuk di-print di kamarnya Mas Nugi, yaitu tetangga kamar kosan yang mengisi kamar nomor 8.

Kamar Mas Nugi tak jauh, hanya 5 langkah dari kamar. Iya, seperti lagu dangdut yang dinyainyiin Uut Permatasari.

Lalu sampailah aku di kamar yang pintunya bercat warna coklat kehitaman. Aku langsung masuk. Emang sudah biasa gitu. Kan, di sini aku sudah setahun jadi sama Mas Nugi udah kayak adik kakak.

Di kamar terasa gelap karena gorden kamar yang ditutup. Nggak kayak biasanya Mas Nugi yang pagi-pagi udah bangun lebih cepet dari penjual bubu depan gang. Cuma pas aku masuk ke dalam, nggak ada Mas Nugi. Jadi langsung aja kupakai laptopnya. Tancep flashdisk, dan voila! Printer langsung ngeden muntahin cetakannya.

Mumpung sekalian, ku-copy saja video bokep miliknya. Namanya juga cowok, pastilah punya file bokep di laptop. Apa lagi masih muda kayak kita. Jadi, ku-copy file tersebut. Mas Nugi nyimpennya dalem banget di folder-folder penuh manipulasi. Tapi aku hafal, video bokepnya ada di E:\CANON MP_287\ win\Driver\Driver.

Bokepnya Mas Nugi banyak. Tapi soft semua. Bukan yang gangbang, rape, hardcore, BDSM, dan rough sex. Tapi yang drama, story, women-friendly, sotfporn, dan love. Biar begitu, ada kesamaan di antara selera kami berdua, yaitu tak suka dengan bokep Jepang.

Sambil nunggu file 6 GB itu di-copy, barulah kutersadar jika ada seseorang di kamar mandi. Gemericik suara air yang jatuh tak begitu jelas terdengar dari luar. Aku berspekulasi jika Mas Nugi lagi mandi.

Sebuah keisengan tiba-tiba muncul di benak, yaitu hasrat ingin mengusili Mas Nugi dengan merekam sedang mandi menggunakan video kamera di HP. Itu semua lantaran aku tahu bahwa sudah beberapa hari ini kunci pintu kamar mandinya rusak sehingga tak bisa ditutup.

Aku bersemangat.

Kuambil HP di saku, menekan aplikasi video-kamera, lalu merekam pintu kamar mandi yang hendak kubuka. Aku tertawa tertahan agar Mas Nugi tak dengar. Jadi, kubuka dengan dobrakan kecil pada pintu plastik warna merah muda itu. Aku tertawa, terbahak-bahak sambil melihat semua kejadian dengan kamera.

Cuma, tawaku berhenti karena yang sedang mandi bukanlah Mas Nugi. Aku tidak tahu siapa, cuma tahu bahwa dia cewek rambut panjang yang kulitnya putih mulus. Basah dan mengkilat. Telanjang dengan sisi punggung dan pantat menghadapku.

Saat cewek itu dan aku saling pandang, entah kenapa aku langsung kabur dari kamar tersebut. Mengambil tugas MOS yang baru selesai di-print dan berjalan cepat ke kamar nomor 10, yaitu kamar di ujung lantai 2 yang kutinggali.

Di kamar, aku mengacak-ngacak rambutku frustasi.

"Goblok kamu, Gesang. Kesempatan nggak datang 2 kali!" teriakku pada diriku sendiri.

Aku sedang menyayangkan kesempatan untuk menikmati tubuh telanjang cewek. Bukannya mengingat-ingat setiap lekuk tubuhnya, aku malah kabur. Aku mendesah, sesal pada refleks yang sudah kubuat.

Aku bertanya-tanya siapa gerangan cewek itu? Kenapa ada di kamar Mas Nugi? Dan kenapa pula harus mandi dengan posisi menungging dihadapkan ke pintu. Meski sekilas, kupikir aku bisa melihat retakan di antara kedua kakinya.

Lalu tiba-tiba saja aku teringat jika flashdisk-ku masih ketinggalan di kamar Mas Nugi.

****

Untuk sementara aku singkirkan peristiwa itu dari pikiran, fokus pada MOS yang sedang berlangsung. Itu terjadi dua hari sejak bertemu cewek di kamar Mas Nugi, yaitu pada Senin yang agak mendung.

Selama MOS, 320 murid baru dibagi menjadi 8 kelas yang diberi nama dengan suku-suku di Indonesia. Ada Sunda, Minang, Jawa, dan lain-lain yang aku tidak ingat. Aku sendiri berada di kelas ke-3, diberi nama Suku Betawi. Berempat puluh dalam satu kelas.

Hari pertama MOS sangat membosankan. Semua hanya seminar-seminar, kelas materi, dan sambutan-sambutan yang menjemukan. Entah sudah berapa kali aku menguap saat di kelas sedang menjelaskan sejarah sekolah.

Di saat itu lah tiba-tiba datang kakak kelas membawa aura mencekam. Dia mendatangi guru yang sedang mengajar, berbicara dengan serius, lalu berakhir dengan keluarnya guru dari ruangan kelas. Setelahnya pada kakak kelas masuk ke ruangan. Ada empat, masing-masing berdiri di bagian paling belakang.

"Semuanya tangan ditaruh di atas meja." ucap kakak kelas di depan kelas.

Satu per satu kami di geledah. Aku yang duduk di belakang, bersampingan dengan Adam, kena geledah pertama. Yang menggeledeh deretan kami adalah kakak kelas cewek yang sebenarnya menurutku sangat manis. Cuma, waktu itu wajahnya cemberut pura-pura judes. Biasalah, biar kelihatan gaharnya.

Adam digeledah, dan tak ada yang ditemukan darinya. Adam memang kelihatan seperti anak baik.

Nah, giliranku tiba. Kakak kelas cewek itu mengambil tasku. Mengeluarkan semua isinya yang hanya buku-buku dan peralatan sekolah, dan hal-hal lumrah lainnya. Dia lalu memasukan tangan ke saku kiri, dikeluarkan dompetku. Lagi-lagi semuanya aman.

Bagian selanjutnya sedikit tak menyenangkan. Masih dalam posisi berdiri, cewek itu merogoh kedua sakuku dengan tangannya. Dia berdiri di belakangku, dan aku yakin, meski hanya sekejap, cewek itu menempelkan buah dadanya di punggung. Aku jadi risi, padahal seharusnya keenakan.

Apalagi saat cewek itu merogoh saku kanan. Sebenarnya, saat merogoh saku bisa kau lakukan dengan semua jari yang dihadapkan lurus ke bawah. Tapi cewek itu sengaja mencuatkan jempolnya ke arah berbeda.

Saat tangannya masuk ke saku kanan, gerakannya malah seperti sedang mengelus pahaku. Apalagi jempolnya yang mencuat menyenggol benda pusaka milikku.

Aku bingung, ingin melawan tapi pasti akan jadi bulan-bulanan di sisa MOS. Jujur saja, kawan, saat tangannya mengobok-obok sakuku aku harus menahan gelisah. Agar tak mengeluarkan suara aneh seperti binatang sedang berahi. Sungguh, itu sangat tidak menyenangkan.

Beruntung pemerkosaan yang cewek itu lakukan tak berlangsung lama. Dia mengambil HP dari saku kananku, dan memang hanya itu yang ada di situ! Harusnya nggak perlu lama-lama dielus!

Cewek itu, masih dengan tampang judes meski aku tahu ada senyum tipis yang tersungging di bibir tipisnya. Dia menatap HP-ku dan tangannya digerak-gerakan seperti sedang memeriksa.

Dan, kalian harus tahu. Cewek itu berhasil melihat video rekaman tentang cewek di kamar Mas Nugi yang sedang mandi. Praktis, aku disita oleh panitia. Dibawa ke ruang OSIS di belakang Masjid bersama-sama anak nakal yang lain.

****

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro