Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Epoch

-Camelot Regnum's New Year Projects-

A World Without You
[Hyuna x Reader]




Disclaimer:
All characters except reader belong to VIVINOS.

Written by: Rumi

-Warning!-

(Terdapat kalimat yang mungkin menyinggung beberapa pembaca. Namun harap diingat, cerita ini hanyalah fiksi belaka. Sosok Tuhan yang saya maksud hanyalah tokoh fiksi dalam serial Alien Stage.)




Kamu sudah mengenal Hyuna saat masih di Anakt Garden. Walaupun hanya sebatas 'tahu', karena kamu terlalu takut untuk mendekati dan berbicara dengan sang hawa pemilik iris abu.

Kamu hanya bisa memandang dari jauh interaksi antara Hyuna dan dua bocah yang kamu terka adalah temannya.

Bagaimana kalau kamu ikut bergabung? Tidak. Kamu pernah mencoba untuk berbicara, namun lirikan sinis dari bocah pirang membuatmu urung. Lalu kamu kembali menjauh.

Sekarang, pemilik iris abu yang dulu pernah kamu kagumi berada di hadapanmu. Menarik tanganmu, membebaskan mu dari neraka yang sudah ditinggali sejak kecil.

Suara alarm tanda penyusup tak lagi terdengar, kamu hanya fokus pada Hyuna.

Kamu sudah menyerah pada Tuhan.

Tuhan tidak datang untuk menolong mu saat alien itu menyerang planet tempat tinggal mu.

Tuhan tidak datang ketika alien itu memisahkan mu dari ibumu.

Namun sekarang...

Bolehkah kamu percaya bahwa Hyuna adalah malaikat yang dikirim oleh Tuhan untuk menyelamatkan mu?

-✿-

Kematian sudah bukan hal asing bagimu.

Kamu sudah menyaksikan banyak kematian, dan... Kamu secara tidak langsung juga ikut andil merenggut nyawa mereka.

Sejak kecil kamu hanya punya dua pilihan, bernyanyi atau mati.

Dan kamu memilih yang pertama.

Meski itu artinya kamu harus menyaksikan kematian lawanmu.

Meskipun kamu harus terus tinggal di tempat yang membuatmu muak.

Meskipun kamu... Harus jadi manusia peliharaan mereka.

"Ada yang terluka?"

Matamu mengerjap, otakmu masih memproses apa yang terjadi. Kamu bisa mendengar pertanyaan yang Hyuna lontarkan dengan nada khawatir dalam suaranya.

"Oh, tidak ada. Syukurlah."

Namun sebelum kamu sempat menjawab, Hyuna kembali berbicara. Kini dengan senyum manis yang terutas di wajah.

Kamu masih mengingat memori itu, dan akan terus mengingatnya. Sebab itu adalah awal mula kedekatan mu dengan sang hawa pemilik iris abu.

"Hyuna."

Kamu memanggil nama wanita yang duduk di sebelah mu dengan lirih, sedangkan matamu bergerak ke mana pun asal tidak menatap iris abu milik Hyuna.

Iris mata dengan warna yang mengingatkan mu akan langit mendung, namun sang pemilik memilih senyum secerah mentari.

Hyuna adalah duniamu.

Hyuna berdeham sebagai balasan, namun atensi wanita itu kini terfokus padamu seorang.

"Jika besok adalah hari terakhirmu, bagaimana caramu menghabiskan waktu terakhir itu?"

Pertanyaan itu seolah meluncur bebas dari bibirmu tanpa di filter. Meninggalkan Hyuna yang kini menatapmu tanpa ekspresi.

Hal itu tak pernah sekalipun Hyuna pikirkan.

Bagi Hyuna, kematian seolah sudah mengintai sejak lama. Hyuna hidup dalam bayang-bayang kematian karena dirinya adalah pemberontak.

Eksistensi yang harus dimusnahkan menurut para alien itu.

"Tidak ada. Mungkin minum alkohol sambil menunggu waktuku."

Hyuna mengendikkan bahu, jawabannya terdengar pasrah ditambah senyum tipis yang terutas di bibir.

"Oh! Mungkin akan lebih bagus jika kau menemaniku."

Kamu terkekeh.

Jawaban konyol. Namun kamu senang mendengar itu.

Hyuna adalah jiwa yang bebas. Kamu sangat tahu hal itu. Hyuna tidak suka hidup dalam kekangan.

Namun kamu tidak bisa menahannya.

"Jika bersama ku, kau tidak ku izinkan mati."

"Yang itu mustahil."

Tawa kalian menggelegar di atap club. Tertawa seolah tidak memiliki beban. Tertawa seolah kalian bukanlah buronan.

"Yang itu serius. Because I can't imagine myself to live in a world without you."






End.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro