Chapter 5
Kalau ada nak mature content sikit just bagitau ya. Sbb saya nak buat special untuk diorg berdua. Kalau tak best sory ya. Please vota kalau nak
Yes
Or
No
Ok kita continue balik. Terima kasih kepada pembaca yang sokong my cerita. ❤️🌈
Belum sempat Yaya hendak berguling ke samping, ke dua tangan lelaki itu sudah lebih dulu menahannya. Alisnya naik turun melihat tingkah Yaya yang seolah seperti menghindarinya.
“Ada apa?” katanya bertanya. Yaya masih berusaha menelan ludahnya yang serat.
“Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin segera tidur”
“Oh..” Boboiboy membulatkan mulutnya saat dia menjawab.
Yaya sepertinya memang belum bisa menghindar karena saat sang suami sudah bersuara, pria itu malah menarik selimut tanpa mau memberinya kesempatan untuk membuat jarak.
“Malam ini sangat dingin dan aku juga sudah sangat lelah. Besok malam saja kita melakukannya, ok?”
“Melakukan apa?”
Yaya bertanya lantang. Di saat bersamaan, hatinya turut berdegup karena dari ucapan suaminya sudah terbesit sesuatu yang aneh. Hawa dingin semakin ia rasakan di tubuhnya terlebih perasaan merinding yang sekarang dirasakan Yaya.
“Bercumbu”
“Yak! Hmmmpp-“
“Tidak perlu berteriak. Aku memang tidak akan melakukannya sekarang karena sangat mengantuk”
Pria itu akhiri ucapannya sesaat setelah dia selesai membekap mulut Yaya dengan satu telapak tangannya. Senyuman dia berikan saat beri balasan tatapan terkejut yang sekarang istrinya tampilkan. Pria itu tetap beri senyumnya setelah dia mulai mendekap lalu memeluk istrinya. Boboiboy berikan bisikan pelan sebelum ia mulai terpejam.
“Selamat malam, sayang. Selamat tidur istriku. Semoga mimpi indah”
Lengkap. Tidak hanya penuturan lembut yang Boboiboy berikan pada istrinya malam ini. Ciuman hangan di bibirnya turut dia dapatkan sebagai pengantar tidur walau hanya beberapa detik.
Ck, Boboiboy! Kau membuatku jantungan.
Omel Yaya dalam hati karena sangat gugup. Dengan gerak semangat, ia turut balas pelukan suaminya dan mengikuti suami itu untuk memejamkan mata.
Secara perlahan tubuhnya terasa tak terbaring nyaman. Samar-samar sebuah kecapan halus terdengar dan saat itu pula sesuatu yang lembut terasa menyapa kulit putihnya. Erangan lembut berkumandang dan dengan susah payah, dia coba membuka mata.
“Bo..Boiboy” serak dari suara yang ditimbulkannya menggema sekarang “Kau sedang apa? Uhhh” pertanyaannya ia akhiri dengan lenguhan pelan sesaat setelah dia merasakan sebuah sensasi kecil dari apa yang tengah didapatkannya.
Dia, Yaya , tak bodoh. Dengan kesadaran yang baru setengahnya dia dapat, dirinya bisa menyadari jika sekarang suaminya tengah berbuat sesuatu di tubuhnya. Ingin bertindak sebuah penolakan namun tak bisa. Gairahnya timbul seiring dengan semakin membabi buta gerakan-gerakan halus itu tubuhnya rasakan.
“Boboiboy……”
“Aku berubah pikiran” balasan serupa yakni sama serak telah Boboiboy kumandangkan. Satu kecupan, dua kecupan dan terus kekecupan selanjutnya suami itu lakukan disela dia berbicara “Hawa dingin karena turun hujan ditambah ulah lututmu yang tak sengaja menyentuh adikku saat tidur tadi membuatku tak bisa bertahan”
Boboiboy angkat kepalanya dari area leher Yaya . Pria itu kini beralih kecupi wajah Yaya dengan lembut. Dia nikmati dan hadiahi sentuhan manisnya di sana untuk beberapa saat hingga ciuman panjang Boboiboy lakukan bersama istrinya. Saling memagut dan begitu bergairah.
“Ku pikir, tidak ada salahnya jika melakukannya malam ini” sambungnya terengah malah lebih terengah dari sebelumnya “Bukan malam pertama namanya jika dilakukan besok”
“Boboiboy….”
Yaya berada pada masa di mana dia tak bisa mengambil tindakan. Ketakutan yang semula bersemayam dalam otaknya kini, beralih menjadi sebuah kenikmatan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Sentuhan suaminya begitu lembut hingga membuatnya seolah lupa jika kekesalan sempat muncul manakala tidur nyenyaknya diganggu secara sepihak.
“Emhh….” Boboiboy mengulum napasnya yang berburu saat dia sudah semakin menapaki tingkat lebih. Bibirnya tetap setia mengukir sentuhan manis di tubuh atas Yaya . Tanpa wanita itu ketahui, sekarang gaun pink yang tadi belum sempat ia ganti sekarang sudah terlepas dan tak menyisakan sehelai benang pun yang dapat menutupi tubuh polosnya.
Boboiboy merasa jika ini adalah surga dunia. Bodoh sekali jika dia harus melewati malam ini begitu saja. Sekarang dia tahu dan sadar jika malam ini sangatlah penting. Sebuah malam panjang yang memang perlu untuk dia nikmati bersama istrinya.
Di bawah kuasa tubuh suaminya, Yaya begitu menikmati ketika kini sebuah pagutan lembut tengah salah satu gundukan kembarnya . Bersamaan dengan hal itu, tangan jahil suaminya sudah lebih dulu bergerilya di daerah paling intim kepunyaannya. Sebuah sentuhan dari elusan lembut tangan suaminya kemudian berlanjut pada cubitan-cubitan kecil. Tidak cukup sampai di sana, Yaya merasa sesuatu yang kecil memasuki daerah pribadinya namun rasa sakit tetap tak bisa ia hindari. Ia meringis walau pada akhirnya menggumamkan sebuah lenguhan nikmat.
“Kau menyukainya, sayang?” Boboiboy angkat kepalanya dan sekarang dia menatap dalam wajah istrinya yang tengah menutup mata namun bibir wanitanya digigit sendiri oleh wanita itu. Senyumnya terukir puas. Saat itulah dia semakin bertindak lebih dengan mempercepat kocokannya di daerah intim Boboiboy. Membuat wanitanya semakin mengerang hebat dan pundaknya harus merasa sakit kala kuku-kuku Yaya memberi goresan luka di sana.
“Ah….” kembali lenguhan terdengar namun kali ini yang melakukannya adalah Yaya. Wanita itu melenguh panjang serta lega saat pencapaian pertamanya telah sampai pada titik nikmat.
Boboiboy menyeringai. Seringainya dia lanjutkan dengan kembali ajak istrinya untuk berciuman dan tak lupa, satu tangan yang tadi bermain di daerah intim Yaya kini, dia lanjutkan di gundukan Yaya lagi. Meremasnya. Memberi sensasi lebih dari sebelumnya.
Mereka terengah dalam kekehan yang sama-sama dikumandangkan. Walau sama terengah dan keringat sudah bercucuran, tapi aktivitas tersebut tak bisa berhenti sampai di sana. Boboiboy angkat dulu tubuhnya. Dia berikan tawanya saat sang istri langsung menutup wajahnya dengan sangat malu. Dia lepas seluruh bajunya hingga tak menyisakan apapun lagi. Kembali, Boboiboy posisikan dirinya di atas tubuh Yaya
“Hei….” serunya selembut mungki. Tidak perlu malu” kecupan lembut Boboiboy berikan di telapak tangan istrinya saat dia lepaskan serta jauhkan tangan itu agar tidak menutupi wajah cantik sang istri. Yaya bersemu merah, sangat merah hingga dia tak bisa mengukur seberapa merah dan panasnya kini wajah yang ia miliki karena terlalu malu dan gugup.
“Aku tak menyangka kau bisa melakukan ini, Boboy ” serunya disertai pukulan ringan di lengan sang suami “Kau membuatku ketakutan tadi. Aku pikir kau sedang apa? Ternyata….”
“Ternyata aku tengah memberimu kenikmatan” ejeknya yang harus diberi sebuah pukulan lagi dari Yaya. Pria itu acuh. Sekarang dia malah semakin merapatkan tubuh polosnya dengan wanitanya “Aku mencintaimu, sayang…kau sangat cantik. Selalu cantik dan malam ini lebih lebih lebih cantik”
Pujiannya memang sangat berlebihan. Sadar itu buat orang yang berada di bawahnya semakin melayang tak sedikitpun membuat Boboiboy puas. Kecupan lembut dirinya kembali ia lakukan dan senyum cerah dia suguhkan untuk bidadarinya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro