Chapter 3
Yaya Pov
Yaya diam tanpa beranjak sedikitpun.Gadis itu merasa bosan sekarang.Menghela nafas panjang,Yaya sedikit menyesali kejadian tadi siang.Itu karena selama beberapa hari ia tidak bisa tidur karena gugup menghadapi pernikahannya sebelum ini nanti makanya ia kelelahan.Perutnya sekarang sudah kembali rata,sepertinya semua anginnya sudah keluar.
Blamm…
Boboiboy sudah kembali masuk ke dalam kamar seraya membawa nampan yang berisi bubur untuk Yaya.
Boboiboy mengambil mangkuk tersebut dan menyimpan nampan beserta segelas air di nakas dekat tempat tidur.Menyuapi Yaya begitu telaten.Sosok seorang ayah idaman kelak.
“Habiskan makananmu,Yaya..!”.Ujar Boboiboy dengan sedikit nada paksaan seraya menyodorkan sendok berisi bubur tersebut pada Yaya.Sesekali Boboiboy menyeka bubur yang melumer di bibir istrinya.
“Sudah…aku tidak nafsu makan..”.Yaya menolak,membuat Boboiboy mendecak.Lantas, Boboiboy mengulurkan tangannya guna mengambil segelas air putih yang tersimpan di atas nakas.
Boboiboy memberikan obat dan air putih tersebut kepada isterinya .Pria itu juga dengan begitu telaten merawat dan menjaga gadis itu yang sekarang sedang sakit.Well,mungkin inilah yang di sebut malam pertama pengantin baru versi mereka berdua.
Boboiboy meletakan mangkuk bubur yang masih tersisa itu di atas Nakas.Ia masih tidak habis pikir kenapa Yaya bisa jatuh sakit ketika pernikahan mereka di langsungkan.Apakah ia mengambil waktu yang tidak tepat.Well, Boboiboy tidak tahu jika keadaan seperti ini akan terjadi.
“Tidurlah…”.Boboiboy menepuk tempat di sebelahnya agar Yaya berbaring kembali di sampingnya.
Yaya menurut,gadis itu mulai kembali berbaring disebelah Boboiboy.Menyandarkan kepalanya di dada bidang lelaki itu.Boboiboy mengusap lembut rambut hitam yang tergerai hingga bahu Yaya.
Boboiboy memeluk pinggang Yaya begitu posesif,keduanya saling menyalurkan rasa hangat karena tubuh mereka yang saling menempel.
“Tidur,Yaya…!”.titah Boboiboy sedikit tegas dengan suara seraknya.Pria itu masih merasakan pergerakan tubuh Yaya yang sedikit gelisah.Sekalipun matanya terpejam, Boboiboy masih bisa tahu bahwa Yaya belum memejamkan matanya.
“Aku tidak bisa tidur,aku baru saja bangun…”.Keluh Yaya. Boboiboy membuka mata lelahnya.
“Kau sedang sakit…Kau harus banyak istirahat..”.
“Benarkah…?tapi,aku merasa tubuhku sekarang baik-baik saja,aku tidak sakit…”.
Boboiboy segera bangun dari tidurnya,Pria itu menatap Yaya tepat di bagian matanya.”Benarkah..?”.
“Hemm…”.Yaya mengangguk.
“Baiklah kalau begitu… “.Boboiboy menyeringai,seolah seringaiannya itu mengandung maksud tertentu.Dahi Yaya mengerut menandakan ketidak tahuannya.
“Kau kenapa…?”.tanya Yaya merasa heran melihat tampang jahil yang biasa Boboiboy tunjukan padanya.
“Kau yakin sudah merasa baikan..?”.Bukannya memberi jawaban, Boboiboy malah melontarkan pertanyaan.
Yaya mengangguk semangat.Lagi,itu membuat perasaan Boboiboy begitu berbunga.Pria itu mengulum senyum tipis yang sedikit dimiringkan.”Itu artinya kau siap…”.
“Siap apa…?”.Tanya Yayamengernyit bingung.
“Melakukan ritual malam pertama.. ehe..…”.Boboiboy kembali menunjukan tampang mesumnya.
Pletakkk…
Yaya,dengan begitu lancangnya memukul kepala Boboiboy setelah ia tahu maksud dari kalimat ambigu yang dilontarkannya.
“Adeh kepalaku…!”.Protes Boboiboy seraya memegangi kepalanya yang berdenyut.
“Malam pertama?bukankah kita pernah melakukannya…”.pekik Yaya.”tidak ada malam pertama,aku ngantuk sekarang…”.Yaya memejamkan matanya,berpura-pura tidur.Membiarkan Boboiboy mengumandangkan umpatan-umpatan kecil padanya.
“Tadi dia bilang tidak ngantuk sekarang malah tidur,ishh…”.gerutu Boboiboy seraya kembali membaringkan tubuhnya disamping Yaya yang tidur membelakanginya.
Dengan jahil, Boboiboy memeluk pinggang Yaya ,tetapi tangannya merayap perlahan menuju dada Yaya,dan sedikit meremasnya.
Plakkk…
Yaya memukul tangan Boboiboy yang jahil meremas dadanya,membuat Boboiboy meringis perih.
“Sudah ku bilang,tidak sekarang…aku ngantuk pakcik …”.Kesal Yaya,kembali menyebut Boboiboy dengan sebutan palcik ketika gadis itu sedang kesal.
Well, Boboiboy sepertinya gagal mendapatkan apa yang ia inginkan.Toh,masih ada malam selanjutnya untuk melakukannya.Pria itu memilih tidur seraya memeluk Yaya.
“Jangan memelukku,tanganmu nakal…!”.Cegah Yaya,membuat Boboiboy memberengut.
“Aku hanya memelukmu,sayang!Aku janji tidak akan menyentuh dada kenyalmu untuk malam ini…”.Ujar Boboiboy dengan mata terpejam.”Tapi aku tidak janji untuk malam selanjutnya..”.Lanjut Boboiboy dengan gumaman lirihnya.
Yaya membiarkan Boboiboy tetap memeluk pinggangnya hingga nafas beraturan yang menandakan Boboiboy sudah terlelap begitu terasa geli mengenai tengkuknya.Gadis itu sebenarnya masih terjaga,ia belum bisa memejamkan matanya.Tangan Yaya mengusap tangan Boboiboy yang bertengger di pinggangnya itu tampak merah karena pukulannya tadi.
“Maafkan aku..!sepertinya ini sakit..”.Lirih Yaya yang hanya dapat didengar olehnya sendiri seraya tetap mengusap tangan Boboiboy yang sedang tertidur pulas diiringi suara dengkurannya.
Sebenarnya,tadi hanya terasa sedikit sakit bagi Boboiboy.Hanya saja,kulit Boboiboy yang terlalu putih membuatnya gampang sekali memerah.Yaya memejamkan matanya tetapi,tangannya tetap bekerja mengusap tangan Boboiboy
Sinar matahari menyelinap masuk melalui celah tirai jendela kamar yang di dalamnya terdapat dua insan yang masih tenggelam dalam mimpinya.Yaya mengerjap tatkala sinar matahari begitu menyorot ke wajahnya.
Eungghh…
Lenguh Yaya yang mulai terbangun lebih dulu daripada orang yang berada di sampingnya,yang sepertinya masih berjelajah di dalam dunia mimpinya.
Pergerakan Yaya sedikit terganggu dengan adanya tangan yang masih melingkar dengan begitu posesif di pinggangnya.
Yaya membalikkan tubuhnya,menghadap kearah Boboiboy yang masih memejamkan matanya dengan mulut sedikit terbuka.
"Oitt ,bangun…!”.Menepuk pelan pipi gempal Boboiboy namun tidak ada pergerakan atau respon sedikitpun dari pria itu,membuat Yaya kesal.
“Hei Boboiboy…bangun..”.Yaya mencubit pipi Boboiboy dengan gemas.Ahh..tidak..!itu bukan gemas,itu adalah ekspresi kekesalannya pada pria yang tidur seperti putri salju;susah dibangunkan sebelum dicium.
Cupp….
Tidak ada pilihan lain,Yaya mendaratkan bibirnya tepat di permukaan bibir Boboiboy.Inilah cara agar pria itu bangun.
Hendak melepaskanya,tetapi tertahan karena tangan Boboiboy memegang kepalanya guna memperdalam ciumannya.Berniat hanya sekedar memberi kecupan,justru Boboiboy memintanya lebih dari itu.
Entah sadar atau tidak,sekarang posisi Boboiboy berada di atas Yaya .Ciuman semakin menggebu itu bisa saja sampai ke tahap selanjutnya,jika saja sebuah ketukan pintu tidak mengganggu dan menginterupsi kegiatan mereka berdua sehingga membuat tautan mereka berdua terlepas.
Tok…tok…
“Yaya..kau sudah bangun…?”.Suara Cik Yah begitu terdengar dari luar kamar.
“Ah Ye Mama …”.Pekik Yaya dengan suara sedikit serak.
“Baiklah kalau begitu segera keruang makan kami menunggu kalian…”.Suara Cik Yah atau Makcik Wawa menghilang seiring dengan suara derap langkahnya yang terdengar semakin menjauh.
“Menyingkirlah dari tubuhmu,kau berat tau Boboiboy! ..”.Protes Yaya yang dibalas dengusan oleh Boboiboy.
“Kau duluan atau aku yang duluan mandi atau kita bersama ?”.Tanya Boboiboy sambil senyum jahil
“Kita bersama saja,kasihan mereka pasti sudah menunggu kita..”.Yaya termenung memikirkan ajakan Boboiboy barusan.Boboiboy benar,pasti mereka sudah kelaparan di bawah dan ingin segera sarapan karena menunggu Yaya dan Boboiboy .Yaya mengangguk mengiyakan. Boboiboy tersenyum penuh arti, Yaya begitu polos sehingga tidak tahu makna yang tersimpan dalam ajakan Boboiboy barusan;mandi bersama.
Kabut putih tampak hilir mudik mengikuti arah angin yang membawanya.Sesekali,mereka berkumpul dan terkadang membuat matahari kesulitan membiaskan cahayanya ke seluruh bumi.
Indahh….!
Tentu saja,alam semesta ini tampak indah.bukan hanya sekedar untuk dinikmati melalui indra penglihatan,terkadang hembusan angin sejuknya begitu terasa menenangkan.
Langit begitu cerah seolah mendukung aktivitas manusia untuk memulai harinya tanpa halangan sedikitpun.Alam tampak bersahabat,memberikan kebebasan pada mahluk bumi untuk leluasa menikmati suguhannya berupa keindahan yang begitu memanjakan dan menyejukkan pikiran.
Brakk….!
“YAKK!Seharusnya kau membantuku membawa koper-koper ini ke dalam..”.pekik Yaya tatkala ia mengeluarkan dua kopernya sekaligus,yang tersimpan di jok belakang Audi Boboiboy manakala mereka berdua sampai di basement apartemen.
“Itu barang-barangmu,kenapa harus aku yang membawanya.Lagipula salahmu sendiri yang memiliki banyak sekali barang..”.ujar Boboiboy santai.
“kau yang menyuruhku pindah.Maka dari itu,wajar jika aku membawa barang-barangku…”.
“Huftt…kau tahu bukan,aku harus segera pergi.Fang pasti sudah menungguku.maaf tidak bisa membantumu karena aku buru-buru…”.ujar Boboiboy,masih duduk di kursi kemudinya seraya menopang wajahnya dengan tangan yang menopang di jendela mobil.
Yaya bergeming,gadis itu diam seraya mencebikan bibirnya.Tak habis pikir dengan kalimat yang dilontarkan Boboiboy barusan.Bukannya membantu,pria itu malah terlihat puas melihat Boboiboy kesusahan.
“Aku harus pergi sekarang,istriku..!Jangan menungguku,karena sepertinya aku pulang agak larut.Jaga diri baik-baik sampai suami tampanmu ini kembali…”.Ujar Boboiboy memuji dirinya di akhir kalimat.Boboiboy mengenakan kacamata solar lagi,Pria itu lantas menancap gas dan pergi meninggalkan basement apartemennya,meninggalkan Yaya yang masih berdiri,sedikit kesulitan membawa kedua kopernya masuk kedalam.
“Cih..!dasar si raja tega…”.desis gadis kesal ke arah Boboiboy yang semakin menjauh membawa Audinya,seraya menghentakan kakinya,kemudian melangkah menarik kedua kopernya masuk ke dalam lift menuju lantai atas apartemen mereka.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro