Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2

"Selamat siang Yaya ..", Yaya tersenyum ketika 2 dosen penguji dan satu dosen pembimbing ada dihadapannya.

"Selamat siang kembali juga..", Yaya bungkukkan badannya dan mendudukkan tubuhnya ketika isyarat ia dapat.

"Apakah anda sudah siap?", Yaya mengangguk dengan senyum.

Dihadapannya juga terdapat sang suami, duduk dengan wajah santai sembari membolak-balikkan kertas.

"Baiklah.. Pertanyaan pertama dimulai dariku..", Yaya memfokuskan pandang pada Cikgu Papa Zola.

"Pertama.. Mengapa saat pernikahan kalian tidak mengundangku? Sedangkan aku adalah Cikgu yang juga berwenang untuk melihat seberapa bahagianya mahasiswiku. Bisa kau jawab?", Seketika seisi ruangan yang terdiri dari 4 orang tersebut menatap kearah Cikgu Papa Tidak mengerti.

Pertanyaan macam apa ini?

Ia susah payah belajar demi dapat menjawab segala pertanyaan, namun? Pertanyaan ini malah membuatnya buntu. Dengan apa ia menjawab? Dan mengapa pernikahannya bocor? Akhh..

Ia baru menjumpai pertanyaan seperti ini.

Yaya maupun Boboiboy membelalakkan mata, keduanya tidak pernah membocorkan hal ini saat di Universitas. Mengapa seolah Cikgu Papa mengerti semuanya?

"Apa?"

"Pertama aku ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu, entah sejak kapan. Namun rasa itu kian melambung membuat dadaku penuh akan dirimu.. Mungkin ini lambat, namun aku semakin yakin jika kau memang Malaikat ku. Aku bahagia dapat menikah denganmu..", Yaya terdiam.

Ternyata perasaan itu sama, dan pantaskah ia mengelak lagi? Ia dan Boboiboy saling mencintai. Tidak ada lagi masalah alam pernikahan ini.

"Perasaan kita sama. Apakah ini artinya kita boleh melakukan hubungan suami istri?", Boboiboy tersenyum lebar mendengar kalimat yang dikeluarkan Yaya .

"Tentu saja boleh? Kau ingin? Mari kita lakukan agar rasa penasaranmu terjawab", Yaya malah terbujur kaku tanpa bergerak. Ia mulai berkeringat, masa sih ia dan Boboiboy bertelanjang bersama.. Berciuman bibir, Saling menyentuh, Ouhhh..

"Sayang.."

"Awak, Saya takut", Yaya rasakan tangannya ditarik lembut oleh Boboiboy

"Tak perlu takut", Ciuman Boboiboy menyentuh lehernya.

"Shh.. Aku.. Malu"

"Buang rasa malumu.. Kita lalui malam ini~ Bersiaplah, Relax..", Yaya ikuti alur permainan Boboiboy.

Saya rasa nak buat pun awal lagi hehehhe maafkan saya ya....

Seminggu kemudian..

Desisannya berkumandang pelan kala dia lihat sosok itu berkomentar seenaknya. Melepaskan gaun yang sedang dirinya kenakan memang sudah pasti akan dia lakukan. Tapi, tidak mungkin dia akan melepaskannya di sini. Di depan sosok itu. Seorang pria yang sekarang menjadi suaminya.

Oh...tidak! Tidak akan bisa dia melakukannya di sini apalagi untuk saat ini. Alasannya? Simple. Dia akan malu terlebih tidak biasa!

"Yaya" namanya dipanggil. Dia menoleh.

"Apa?"

"Hahaha ketus sekali" komentar ringan terdengar. Rengutan masih tercipta, namun masih ditanggapi dengan santai oleh pria itu.

"Aku tahu kau kesulitan" pria itu melangkah lebih dekat. Satu kecupan ringan mendarat di puncak kepalanya sesaat sebelum pria itu kembali berucap "Lepaskan dulu gaunmu, baru setelahnya kau bisa pergi untuk mandi"

"Tidak mau, Boboiboy!" tolaknya keras. Suara itu jelas milik Yaya "Kau mau melihatku nampak bodoh dengan tubuh yang sudah tak tertutupi sehelai benang pun, huh?"

"Hahahah" Boboiboy tertawa cukup keras. Kepalanya mengangguk ringan "Idiot!"

"Apa?"

"Tentu!" sahut Boboiboylagi dengan sedikit penekanan "Hanya melepas gaun panjangmu dan bukan semua yang kau kenakan"

Yaya tersenyum "Hemh..aku juga sama"

Boboiboy berikan senyum lebarnya sesaat setelah dia mulai berdiri. Rasa panik seketika tercipta sesaat setelahnya. Bukan dari Boboiboy. Itu adalah yang terjadi pada Yaya. Wanita itu memekik saat tubuhnya terasa terayun secara tiba-tiba membuatnya harus berpegangan dia leher Boboiboy dengan cepat. Sekarang dirinya sadar. Sang suami telah berbuat usil dengan menggendongnya ke arah ranjang.

"Boboiboy , turunkan aku" Yaya merengek pada suaminya "Aku bisa jalan sendiri. Kau tidak perlu repot-repot"

"Tanggung ya. Sebentar lagi sampai" kerlingan menggoda dihadiahkan Boboiboy untuk istrinya.

Yaya merinding. Bulu kuduknya berdiri dengan cepat. Wajahnya sangat terlihat cemas. Ia ketakutan dan gugup.

"Akhirnya" Boboiboy baringkan Yaya tepat di atas ranjang lega.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro