#7
"Papa pulang dulu Key," Al pamit pada Keysa setelah menjemput Keysa dari sekolahnya siang itu.
"Pulang?" tanya Key kaget.
"Yah, lusa papa kembali ke sini,"
"Kalau benar papa, papanya Key, pasti papa tinggal sama Key,"
Al bingung menjelaskan pada Key bahwa masalah orang dewasa sangatlah rumit, Diandra mendekati Key, mengelus rambutnya.
"Papa kerja di tempat yang jauh Key, makanya papa nggak bisa kumpul sama kita," ujar Diandra.
"Baiklah, tapi apa janji lusa datang ya," pinta Key.
"Papa janji," sahut Al.
Saat akan masuk ke dalam mobil yang akan mengantar Al ke bandara Al menatap Di...
"Lakukan demi Key, Di, jika kau tak mau melakukannya demi kita, aku tahu kau bingung, mau memilih aku yang kau cintai atau Rengga yang setia di sampingmu," ujar Al dengan yakin dan mata Di membulat.
"Kau..," suara Di tercekat di lehernya.
"Aku tahu kau mencintaiku, namun kau tak mau mengakuinya, aku berangkat Di, love you Di," Al mencium kening Di lalu naik ke dalam moil dan duduk di jok belakang, menutup pintu mobil tanpa menoleh pada Di lagi.
****
Al masuk ke rumah besarnya. Melihat mama dan adiknya yang tumben menatapnya dengan tatapan cemas.
"Ada apa ma?" tanya Al.
"Al, tadi ada Gladis ke sini, diaa, dia mencarimu, dan mengatakan pada kami, jikaa, jika dia hamil, dan itu anakmu,"
Mata Al terbelalak...
"Maaa apa lagi ini, mama pernah melihatku dekat dengan wanita lain sejak Di meninggalkanku, tidak kan ma, aku yakin ini jebakan..," ujar Al terlihat emosi.
"Tapi dia punya bukti katanya kak, berarti kan dia menjebak kakak" ujar Almira terlihat marah.
"Yah tadi aku dan adikmu mengusirnya Al, coba kerahkan orang-orang kita, aku yakin bisa dimusnahkan bukti itu, dia mau main-main dengan keluarga Citro Kusumo," ujar mama Al.
"Tidak akan lama, ma, pasti akan aku temukan, aku tahu, ia sejak awal ingin menikmati fasilitas keluarga kita, ingin nyaman dengan cara instan,"
Al berusaha mengingat bukti apa yang kira-kira dimiliki wanita itu..
****
Pagi-pagi sekali Al dikagetkan oleh telepon dari sahabatnya, Gery.
Ada apaaa ah baru saja sholat subuh
Weh sejak kapan kamu rajin sholat
Mulutmu minta di sekolahkan Ger
Coba buka berita online, ada kabar kamu terlibat skandal apa lagi, wah waaah lama tak terdengar berita sekalinya muncul mau punya anak
Hah apa Ger, mana, di berita mana?
Tenanglah, akan aku datangi kantor beritanya
Kantor berita murahan paling itu Ger, kok nggak minta konfirmasi ke kita dulu, lagian kalau memang ada bukti, mana tunjukkan buktinya
Yaaa masyarakat malah menilai wanita itu hanya ingin cari sensasi, sudahlah Al aku mau ke kantor berita itu..
Ya aku percaya padamu Ger, sedang wanita itu, biar aku yang menyelesaikan sendiri..
****
Sementara di kantor Diandra..
"Hai Ngga, bareng siapa, kok nggak ngasi kabar sih kalau mau ke sini?" tanya Diandra melihat sosok Rengga dan sahabat karibnya mengekor di belakangnya. Keduanya tersenyum lebar.
"Wah kak Saga ikut juga, kangen lama nggak ketemu," Di terlihat bisa tersenyum lebar.
"Aku dengar dari Rengga, orang yang pernah jadi suamimu datang lagi, mau apa dia?" tanya Saga tiba-tiba hilang senyumnya.
"Dia papa anakku kak, aku nggak bisa mengingkari itu, wajah Key duplikat papanya, lalu aku harus bagaimana," ujar Di pelan.
"Kau bisa hidup tanpa dia Di," ujar Saga lagi.
"Yah aku bisa, tapi Key tidak kak," ujar Di lagi.
"Kau tak membaca gosip suamimu di berita online pagi tadi?" tanya Saga.
"Ah aku tidak suka acara gosip, biasanya dibesar-besarkan," ujar Di.
"Bukan begitu biar kamu tahu jika ia bukan pria baik-baik," ujar Saga.
"Dia sudah mengakui itu padaku," sahut Di.
"Kamu masih sangat mencintainya adikku?" tanya Saga. Ia dan Rengga sangat dekat dengan Di, meski Saga lebih sering berada di Singapura tapi tiap kali datang, ia pasti menyempatkan dirinya menemui Diandra, bahkan saat Di terpuruk setelah pernikahannya ia akhiri, ia berada di sisi Rengga, dan Diandra, membantu sebisanya meski tak bisa leluasa seperti Rengga yang setiap saat ketemu Di.
Diandra diam saja tak menjawab pertanyaan Saga.
"Mengapa kamu seolah membencinya, ia tak menyakitimu, kan kak?" tanya Diandra.
"Laki-laki seperti dia tak layak untukmu Di, dia dimanjakan dengan semua fasilitas nyaman, dia tak tahu bagaimana seharusnya menjadi seorang laki-laki, lebih baik pikirkan Rengga, cobalah mencintainya lagi," ujar Saga.
"Ck apa sih Ga, nggak lah, aku paham, meski hanya enam bulan, aku bisa merasakan jika Diandra sangat mencintai suaminya, dia masih suaminya Ga, mereka tidak pernah bercerai," ujar Rengga.
"Seandainya Diandra mau, itu bisa diurus," ujar Saga.
"Dia papanya Key, aku nggak bisa seenaknya mutusin masalah ini," suara pelan Di membuat Saga dan Rengga saling pandang.
****
"Mengapa kau seperti membencinya Ga, dia adik tirimu?" tanya Rengga saat mereka duduk berdua di sebuah cafe setelah dari kantor Di.
"Dia mengambil cinta mamaku, setelah mama menikah dengan papanya, aku dititipkan pada nenek di Singapura, sedang mama malah ngurusi anak manja itu, sampai sekarangpun mama jarang menghubungiku, jika aku tak menelpon maka ya sudah," sahut Saga.
"Aku sudah menganggap kau dan Diandra seperti adikku Ngga, makanya melihat kesengsaraan Di dulu, saat hamil dan membesarkan Key, aku jadi ikut sakit, jika aku mau bisa saja aku memberitahu keberadaan Di padanya, tapi dalam pikiranku saat itu, biar saja dia merasakan penderitaan juga," Saga terlihat gusar.
"Bahkan papa kandungku, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya pada laki-laki manja itu," ujar Saga lagi.
"Loh papa kamu, masih...," Rengga terlihat kaget.
"Yah, papa dan mama bercerai Ngga, aku masih terlalu kecil untuk memahami itu, tak lama mereka, papa dan mama sama-sama menikah dengan pasangan masing-masing dan aku tinggal dengan nenek di Singapura, papa mama masih berhubungan baik, bahkan papa kandungku saat ini bekerja sama dengan laki-laki brengsek itu, papa selalu mengatakan ia laki-laki cerdas, byuh cerdas dari mana, semua karena fasilitas makanya jalan anak itu bisa lancar," Saga tak bisa menyembunyikan kemarahannya.
"Tapi kau harus adil Ga, dia meneruskan kejayaan Citro Kusumo dengan baik, semua perusahaannya berkembang dengan baik ditangan dia, jangan memupuk dendam Ga, kamu akan sakit," Rengga menatap sahabatnya yang masih terlihat marah.
"Hatimu terbuat dari apa Ngga?" tanya Saga dan Rengga hanya tertawa.
****
Diandra memandang ponselnya yang berbunyi, ada nama Al di sana.
Key sudah tidur Di?
Baru saja, dia menanyakanmu lagi, tadi kau ditelpon tak bisa
Yah maaf, aku sibuk seharian tadi
Sibuk meredakan gosip?
Kau tahu?
Semua orang bercerita di kantor
Dan kau percaya?
Untuk apa aku percaya, tak ada hubungannya denganku
Aku sedang mencari orang yang menjebakku
Menjebak?
Yah, ada foto-fotoku saat tidur terlelap, punggungku terlihat dan berselimut, seolah aku tidur tak pakai baju, aku menyelidiki interior yang ada di foto itu, aku merasa ada yang sengaja membuat skenario ini, ingin menjatuhkanku dengan skandal murahan, ada wanita mengaku hamil dan itu anakku dengan memperlihakan foto itu, aku tak sembarangan tidur di luar, terakhir aku tidur di luar ya di tempatmu dan ya Allah aku ingat...Di maaf aku tutup...
Diandra mengerutkan keningnya, ada apa dengan laki-laki itu pikirnya. Di sudah tak ambil pusing dengan kejadian di dunia luar.
****
Lima hari kemudian..
"Aku tak percaya jika dia mampu melakukan itu padaku Ger, ya aku ingat saat aku ke Singapura mengurus kerja sama dengan perusahaan mantan suami mama tiriku, aku tidur di rumah itu, aku ingat ada Gladis yang tiba-tiba juga datang di pesta bujang itu, pesta yang diadakan karena salah satu temannya akan menikah, aku tak tahu jika minumanku diberi sesuatu yang aku ingat aku mengantuk teramat sangat, lalu aku lupa, aku bangun pagi hari di kamar itu, tapi bajuku utuh Ger, baiklah jika kakak tiriku mau bermain-main, aku layani, akan aku tantang Gladis, akan aku minta tes DNA jika bayi itu lahir, aku merasa tak menyakiti kakak tiriku, mengapa ia melakukan ini, akan aku buat dia dan Gladis memohon padaku, aku beri waktu dia seminggu tertawa, akan aku buat sakit perusahaannya, aku tak pernah mengganggu dua orang itu," ujar Al saat berada di apartemen Gery dengan segala bukti foto dirinya dan foto interior kamar Saga.
Gery hanya menepuk pundak sahabatnya.
"Kita tak pernah tahu hati orang Al,"
****
Suatu malam setelah sibuk menenangkan Key yang terus bertanya papanya, yang akhirnya bisa tidur setelah dibacakan cerita anak, Diandra merasakan hal aneh pada Saga yang terlihat sangat membenci Al, Di baru menyadari setelah beberapa hari yang lalu raut wajah marah Saga terlihat tak bisa disembunyikan, ada apa diantara mereka pikir Diandra.
Saat akan merebahkan diri, Diandra mendengar ponselnya berbunyi.
Maaf mengganggumu Di
Nggak papa
Dua hari lagi aku ke tempatmu, bilang pada Key aku masih banyak urusan
Ya
Di
Hmmm
Kau percayakan jika aku tidak seperti yang kamu baca di kabar online itu?
Aku tak memikirkan itu Al
Kau harus percaya padaku Di, semua itu bohong, akan aku tunjukkan semua bukti padamu..
Sudahlah Al
Di kita menikah lagi secara agama, aku mohon Di
Aku aku belum berpikir tentang itu..yang lebih penting Key, kau berjanji akan datang lagi pada Key, dia terus bertanya, kapan kamu ke sini lagi?
Baik aku majukan, besok Di besok aku akan datang, aku ingin bertanya, kau atau Key yang rindu padaku?
****
11 Oktober '19 (19.12)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro