Perihal Surga
Apakah surga benar-benar nyata adanya?
Reklame hitam dan putih terpapar bias sepanjang kaki melangkah. Hadirkan ingar bingar kehidupan malam yang kaya akan polikrom. Menidurkan impian dan rasa sakit yang menerpa realita. Antara batas nyata dan semu, baik dan buruk, surga dan neraka.
Katanya surga itu adalah dunia ini. Sebagian lain berkata surga adalah tempat yang kekal bagi orang beriman. Di lain sisi ada yang tak mempercayai makna dari surga. Dan, aku adalah bagian dari sisi lain kehidupan, tabu.
Jika surga itu adalah dunia, mengapa Tuhan kerap hadirkan luka tak berakhir. Dipandang sebelah mata. Dikucilkan. Tak dianggap. Bahkan ditelantarkan oleh yang katanya ‘penghuni surga’.
Hingga kini aku masih ragu akan keberadaan surga ‘lain’ yang katanya tempat berkumpul orang-orang pilihan. Pilihan seperti apa? Apakah tiap orang selalu mendapatkan surganya? Apakah tiap dari kita dapat memilih surga yang kita inginkan?
Ayah selalu berkata padaku bahwa ibu melihatku dari surga. Ibu berada di antara ribuan bintang yang bersinar tiap malam, mengindahi langit malam yang abadi, menjadi sumber cahaya untukku kelak. Ayah selalu berlagak paling tahu seputar ibu dan surga, seakan pernah bertemu mereka lagi. Nyatanya kami masih hidup di bumi.
Aku tahu semua yang diutarakan ayah adalah kebohongan belaka. Jika ibu benar-benar di surga, mengapa ia tak sekalipun berikan aku makan enak? Mengapa ibu tak turunkan uang kala kubutuh? Mengapa ibu tak berikan atap tuk berlindung kala hujan menyapa pun kala terik menyengat? Mengapa ayah masih harus menarik gerobak usangnya, meskipun ia sedang sakit? Mengapa!
Jika surga ibu benaran di surga, mengapa kami harus menderita di neraka?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro