Nar
Sekelabat bercak putih masuk, mengisi lorong lurus di belakang retina. Berikan cercah kemilau yang mampu hadirkan refleksi apa yang sedang terjadi. Merah.
Rayyan panik, ia tak mampu mencerna semuanya. Tubuhnya terhuyung, jatuh seketika saat ia hendak menaikkan badan. Zat penenang masih bekerja sempurna pada tubuhnya.
Ia termangu, kedua kakinya bergetar, tak ada kekuatan sama sekali. Tangannya tak kalah kelu, putih membiru. Jelaga hitam di bawah kelopak matanya tak mampu dikibas Ray.
Harapannya pupus, ia tak tahu lagi harus berbuat apa. Bara menyala teramat hebat, bergerak begitu cepat. Melahap semua asa dan bahagia yang sempat ia gaung kan beberapa menit lalu.
Sial.
"Bodoh! Apa yang kau lakukan!" bentak Al dari kejauhan.
Bibir Ray membeku, ia tak mampu mengucap banyak kata. Air mata jatuh membenjiri lekung wajahnya. Ia kerap tersedu untuk waktu yang amat singkat ini.
Ingin sekali Ray mengutuk dirinya sendiri. Berikan sumpah atas tolol yang tak kunjung usai ia berikan.
Al, tolong aku! Ujarnya dalam hati.
"Cepat bodoh! Aku tak bisa membawa semuanya sendirian!" Al bergegas menghampirinya. Pria berambut cepak itu membawa ransel yang tampak penuh. Kedua tangannya menjinjing tas yang tak kelah besar.
Sepanjang jalan Al terus menyuruh Ray untuk bergerak. Hingga bara api menjalar lebih cepat dari apa yang Al duga. Satu per satu ia jatuhnya, tas di tangan kirinya, diikuti di tangan kanan. Al hanya mampu meratapi pakaian yang terlahap si jago merah.
Ia terus berlari. Langkahnya mulai pincah. Sebuah balok menghantam kaki Al saat ia hendak menuju Ray. Ia menjeda tepat di depan Ray. Al menjulurkan tangan, Ray yang melihat api segera menujunya lantas menyuruh Al meninggalkannya saja.
Ray mendorong Al. Al menatap Ray, kedua netra beradu. Al enggan meninggalkan Ray, begitu juga Ray yang dalam lubuk hati kecilnya berharap tuk diselamatkan.
"Cih," decak Al. Hatinya bimbang memilih, meninggalkan Ray atau menyelematkan dirinya. Spontan ia menjatuhkan ransel yang berisi berkas penting, menerjang tumpukan kayu yang menghalangi. Membopong Ray yang sudah kehilangan kesadaran, dengan langkah pincang Al berusaha membawa Ray.
I've lost everything once. I won't lose it twice.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro