Prolog
"Aku udah gak sabar, bikin kamu mendesah dan berteriak memanggil namaku!" bisik Ray yang membuat wanita itu bersemu merah, malu-malu.
"Aku juga, pengen bikin kamu melenguh" ujar si wanita yang semakin menekankan payudaranya ke lengan Ray yang dirangkulnya sedari tadi.
Ray menyeringai setan, bayangan tubuh molek nan indah berada dia bawahnya dengan desahan dan lenguhan panjang membuat kerja otot-ototnya mulai tak terkendali.
Ray menekan tombol lift dengan tidak sabarnya. Ia sudah tak bisa menunggu lagi, ketika melihat belahan dada wanita yang entah siapa namanya. Nama yang tak mampu dia ingat dengan pasti. Membuatnya blingsatan dan tentu saja mengugah iman seorang pria normal sepertinya, ditambah dengan suguhan yang begitu menggiurkan.
Benar-benar uji nyali.
Bongkahan buah dada yang menyembul di sela-sela bra merah darah yang menyala, membuat Ray semakin tak mampu untuk tak langsung menjamah payudara wanita ini yang entah siapa namanya. Lily? Lita? Lina? Lia? Persetan dengan namanya, ia sudah tak mampu menahannya.
Sejenak Ray kembali melirik kearah belahan dada Lisa, atau siapa pun namanya. Kemudian melirik ke arah bawah perutnya, si jujun yang sudah mengeras sempurna di balik celana jinsnya.
"Sialan! Lama amat sih liftnya." umpat Ray dalam hati, dia benar-benar tak bisa menahan hasratnya.
Ting ...
Suara dentingan yang menandakan pintu lift terbuka, menampilkan dua pekerja hotel yang tengah berdiskusi di sisi ruangan. Ray dan wanita itu masuk. Membuat kedua pegawai tersebut memberikan mereka tempat di sisi ruangan lainnya.
Saat pintu lift kembali tertutup, dan Ray sangat ingin segera bermain dengan sang wanita tanpa nama. Namun perhatian Ray serta merta terebut, dari apa yang disajikan di sampingnya. Tidak! Bukan pada kebahenolan wanita itu. Melainkan oleh dia.
Seorang wanita bertubuh mungil. Dengan wajah bundar, dan sepasang mata belok berwarna cokelat hazel. Ray terkesiap. Gelungan rambut merah wanita itu merebut timpaan matanya, terutama leher jenjangnya. Kedipan bulu mata wanita mungil itu, merampas keinginan untuk segera mengawini wanita di sebelahnya ini. Bibir mungil wanita nan ranum itu yang membuka menutup, membicarakan entah apa dengan rekan kerjanya yang tak dimengerti oleh Ray. Berhasil menginvasi seluruh perhatian Ray.
Ray terkesima. Terpesona. Terpedaya. Mata hitam milik Ray bergeser beberapa senti ke kiri bawah. Menumbuk pada segaris name tag berwarna hitam dan emas yang tersemat di atas dada wanita tersebut.
Cut Izoura Moully
Begitu Ray mengejanya dalam hati dan berseri-seri.
Ketika pintu lift terbuka, wanita mungil perebut perhatian Ray. Mengangkat wajahnya dan memandang wajah Ray sejenak, di iringi dengan senyuman simpul namun mampu membuat Ray terpana lagi.
"Semoga anda menikmati pelayanan dari kami."
Wanita itu keluar, Ray tahu apa yang harus dia lakukan. Tapi dia juga tidak bisa menghiraukan wanita ini, seketika naluri lelakinya mengendur. Sejenak dia memandang punggung mungil wanita itu yang menghilang bersamaan dengan pintu lift yang kembali tertutup.
Cut Izoura Moully, siapa pun kau, takdirmu adalah bersamaku.
**********
Banyak revisi dimana-mana.... mohon kesadaran untuk mengkomen dan mengkritik tulisan ini dengan sangat tajam pun gak apa-apa.....
Makasih untuk yang sudah mengkritik pedas. Hehehehehe.... AKOOOOOH PADAAAAAMU kak AL....
Author butuh cambukan dan amunisi sekaligus.
Prolog is done
Maaf typo bertebaran, no edit
Selamat membaca
-Dean akhmad-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro