Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8 //. Mission Failed (2)

Siang ini Fajar sudah berdiri dengan gantengnya, duduk syantik di salah satu sofa yang berada di lobi Hotel tempat Ira bekerja. Hari ini dia berencana mengajak Ira untuk makan siang diluar, walaupun di Hotel juga ada restorannya.

Pikiran Fajar melayang, dia begitu menyesali perbuatannya saat memutuskan untuk mengakhiri hubungan asmaranya dengan Ira. Bagi Fajar Ira adalah belahan jiwanya, dia cinta pertamanya dan selamanya akan selalu menjadi yang pertama.

Perkenalannya dengan dara keturunan Aceh, membuatnya menjadi laki-laki yang paling bahagia selama mereka menjalin kasih. Tak ada celah apapun untuk pergi meninggalkannya.

Tiga tahun menjalin hubungan dengan Fajar tak sekalipun Ira mempertanyakan bibit, bebet, dan bobot tentangnya, sekalipun Fajar adalah anak dari pemilik Hotel tempat dia menjalani masa magangnya.

Fajar jatuh cinta pada kepolosan Ira yang awal pertemuan Fajar adalah pegawai biasa, tak seorang pun tahu siapa Fajar selain GM Hotelnya. Dan Ira salah satu yang menganggap Fajar seperti orang biasa kebanyakan.

Fajar cinta mati dengan Ira, dia ingin menebus kesalahan di perbuatnya tiga tahun lalu. Keputusan yang sangat baginya, ketika dia dihadapkan dengan pilihan antara keluarga atau Ira.

Jika boleh egois Fajar sungguh ingin memilih Ira dan pergi jauh, memulai kehidupan bahagia bersama Ira bersamaan dengan keluarga besarnya. Nyatanya dia kalah dan lebih memilih keluarganya, menyakiti wanita yang paling dia cintai bahkan untuk seumur hidupnya.

"Maaf aku telat," suara lembut Ira menginterupsi lamunan Fajar.

Fajar mengerjabkan matanya melihat Ira yang hari ini terlihat cantik, berbalut blus maroon yang dilehernya terdapat sebuah tali yang di ikat seperti pita menambah kesan anggun.

"Oh, enggak kok. Baru aja aku duduk, sambil dengerin lagu ini" tunjuk Fajar kearah atas, lebih menunjukkan keatap lobi lebih tepatnya.

Lagu dari anak kang Sule, Rizky Fabian yang berjudul Kesempurnaa Cinta. Terdengar samar namun terdengar syahdu di telinga.

Jawaban Fajar mendapatkan senyuman simpul dari Ira yang merasa lucu dengan jawaban Fajar, sejenak Fajar tertegun dengan senyuman Ira yang terlihat natural tanpa beban. Sungguh dia ingin selalu melihat senyuman itu lagi, lagi, dan lagi.

"Jadi, mau makan dimana?"

Ira menimang-nimang jawabannya, "kafe dekat sini aja, hari ini aku masih ada meeting dengan bos besar."

"Baiklah, nona. Ayo berangkat." Seru Fajar terdengar begitu semangat.

Sret.

Fajar dengan lancangnya mengaitkan jarinya di sela-sela jemari Ira, membuat sang pemilik jari lentik itu memandang tangannya.

"Mulai sekarang, aku akan selalu mengenggam tanganmu dan tak kan kulepaskan lagi. Jangan pergi lagi. Oke!"

Ira merasakan hatinya bergetar mendengar penuturan lembut Fajar, bohong kalo gak ada kupu-kupu yang berterbangan di perut langsingnya. Malah ada ribuan kupu-kupu yang mengepakkan ribuan sayapnya.
.
.
.
.
"Aku udah pesenin lasagna dengan ekstra keju, " Ucapan Fajar kembali membuat Ira memandang kearah Fajar yang tersenyum lebar.

Ira tak menyangka baha Fajar masih mengingat makanan kesuakaanya, Lasagna. Dia juga ingat kalo Ira sangat suka tambahan keju mozzarela yang banyak diatasnya.

Setelah keluar dari Hotel, Fajar melajukan mobil Pajero Sport miliknya dan memasuki parkiran basemant Mall yang letaknya tak jauh dari Hotel Ira bekerja. Memilih restoran cepat saji yang menyajikan aneka makanan yang berbau Italia termasuk pizza.

Sekali lagi Ira, merasakan bunga bermekaran di dadanya. Ini lah impiannya tiga tahun yang lalu, makan siang berdua dengan Fajar. Kembali Fajar meraih tangan Ira yang bebas berada di atas meja, mengenggam erat tangan munggil Ira.

Mencoba menyalurkan kehangatan melalui genggaman yang mengetat, Fajar kembali menatap lekat ke manik mata milik Ira. "Za, kamu mau kan beri aku kesempatan kedua. Kumohon berilah aku kesempatan itu, agar aku bisa menganti semua kesedihan kamu dengan yang lainnya."

Ira merasakan matanya memanas dan berkabut, air mata mulai menggenamg disudut matanya. "Aku gak tau Mas."

"Aku mohon Za," pintah Fajar. Menambahkan tangan lainnya untuk memperkuat genggamannya.

Ah, tipikal Fajar banget. Langsung to the point, tanpa tedeng aling-aling.

"Mas, tiga tahu yang lalu. Kamu. Mutusin hubungan kita, sekalipun tak ada kata-kata yang mengatakan bahwa hubungan kita berakhir."

"Aku tahu."

"Sekali aja kamu jelasin ke aku kenapa kamu mutusin aku? Bahkan aku nungguin kamu datang ke kost ku, hanya untuk mendengar penjelasanmu." Lanjut Ira yang tak bisa membendung lagi air matanya.

Fajar melihat air mata itu lagi, air mata yang ia lihay tiga tahun yang lalu. Fajar menarik kedua tangannya, membuat Ira mendongakan kepalanya. Ada perasaan tidak rela dalam hati Ira kala tangan besar milik Fajar tak lagi melingkupi tangannya.

Ira merasakan bahunya bermanufer tajam, menghadap ke arah Fajar yang menangkup kedua pipi Ira.

"Aku tahu, aku tahu, aku salah karena gak ngejelasin semuanya padamu. Aku salah karena udah ngebuat orang yang begitu aku cintai menangis, aku juga salah dalam mengambil keputusan. Aku salah telah ngelepas kamu." Jelas Fajar dengan suara serak.
Lidahnya tercekat, dia tak sanggup lagi menjelaskan segalanya.

"Kenapa baru sekarang Mas?"

"Karena baru sekarang keberanianku terkumpul, sungguh aku masih mencintaimu Za. Tak sedikitpun waktu terlewatkan untuk tidak mikirin kamu, aku mohon kembali lah padaku. Aku masih sangat-sangat mencintaimu."

Kembali Ira tak bisa membendung airmatanya, yang sangat sialan sekali keluar tanpa persetujuan darinya.

Ira, benci posisi ini.
Ira, benci merasa lemah.
Ira, benci menanggis.
Ira, benci saat orang memeluknya. Mengatakan padanya bahwa semuanya akan baik-baik saja ketika dia menanggis.

Dan, aku begitu membenci posisi saat ini.

"Please, ku mohon. Jangan nangis lagi." Bisik Fajar di telinga Ira yang sekarang berada di dalam dekapannya. "Biarkan aku memghapus sedihmu dan menggantinya dengan kebahagiaan, beri aku satu kesempatan lagi Za."

Jujur hatinya menghangat, inilah yang di inginkannya. Hatinya berkata bahwa Ira masih sangat mencintai pria ini, pria yang membawa sejuta bahagia dan sejuta luka. Hatinya masih menginginkan pria ini.

Aku masih mencintaimu Mas.

Ira masih sesengukan, ketika menatap Fajar yang juga menatapnya dengan tatapan sendu.

"Berjanjilah kamu gak akan pernah ninggalin aku lagi mas" ucap lirih Ira. Menenggelamkan kembali wajahnya di dada Fajar.

"Aku janji, aku janji padamu Za. Aku akan disini bersamamu." Jawab Fajar mengecup kening Ira.

Di balik pilar besar, seorang pria menatap kedua insan tersebut dengan tatapan tak terartikan. Pria bertopi merah menyentuh dadanya yang berdenyut nyeri, melihat kemesraan dua orang yang berada didalam restoran.

Kenapa rasanya begitu sakit, bahkan aku belum memulainya kau sudah mematahkannya. Ini kah yang namanya patah hati, rasanya begitu menyakitkan dan menyesakkan sekaligus.

Pria bertopi dengan tas ransel di punggungnya, pergi meninggalkan pemandangan yang terasa begitu menguras perasaannya. Ia hancur ketika melihatnya, seolah-olah cintanya sudah mengakar kuat di sana, pohon itu tumbuh dengan subur dengan akar-akar yang semakin meringsek kebawah. Hingga siapapun yang mencabutnya membuat si pohon merasa begitu tersakiti hingga kedalam.

Ia berjalan tak terarah, bernapas tanpa tahu tujuannya untuk apa. Hanya hatinya yang teriris perih, seperti luka yang tertaburi garam. Menyakitkan.

***** ^^^ *****

Holaaaa amigos

Maaf late post yak, lagi mampet nih.
Mohon bantuan untuk mengoreksi

Butuh vote juga komen yang tajam, setajam silet.

Kecup manis dari Mas Fajar.
Mmmmuuuuach....

-dean akhmad-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: