Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog


Prolog

Sepasang bocah sedang berlari menelusuri pinggiran sungai di salah satu sudut Osaka. Seorang diantaranya berlari dengan senang—ia mengeluarkan tawa yang melengking tinggi, sementara kawannya berlari sekencang yang ia bisa walaupun masih tertinggal jauh di belakang kawannya—boozu itu menitikkan air mata ketakutan dan jantungnya berdegup menyakitkan.

"Rin, tunggu aku!" pekik bocah malang itu.

"Tak mau!" Gadis cilik itu membalikkan badannya menghadap kawannya dan menjulurkan lidahnya, yang kemudian kembali berlari.

"Tapi aku—" Seperti yang bisa diduga, bocah malang itu tersandung rerumputan yang melilit kakinya dan terjatuh diantara genangan air kotor. Sontak, bocah itu menangis dengan sangat keras.

Rin, gadis kecil dengan rok kuning pucat bermotif bunga-bunga berwarna putih itu, menghentikan langkahnya dan berbalik menatap kawannya yang bertubuh lebih kecil dan pendek darinya. Gadis cilik itu berjalan dengan santai menghampiri bocah yang masih menangis itu. Semua wajah bocah itu merah padam layaknya udang yang baru saja dimasukkan ke penggorengan yang panas.

"Jangan menangis," Rin yang menjulang di atas bocah itu mengaitkan kedua tangannya di belakang kepalanya dan mencibir. "Kentaro benar-benar lemah."

Pada saat yang bersamaan, seorang bocah lainnya yang sedari tadi hanya terduduk di rerumputan tak jauh dari sana berlari tergopoh-gopoh mendatangi mereka. "Rin! Kentaro! Apa kalian baik-baik saja?"

Sosok itu membuat kedua bernyawa cilik itu menoleh pada saat yang bersamaan. Ia menarik Kentaro bangkit berdiri dan mengeluarkan sapu tangan yang selalu ia simpan di sakunya untuk membersihkan lumpur dari wajah Kentaro. Tinggi bocah itu hampir sama dengan Rin, mengingat mereka bertiga seumuran.

"Taishi terlalu lembek terhadap Kentaro, tahu."

"Rin sendiri selalu jahat padaku!" Sungut Kentaro di balik isaknya. "Hanya Taishi saja yang baik padaku!"

"Semua orang memperlakukan Kentaro seperti itu karena Kentaro terlalu lemah." Balas Rin tak mau kalah. "Lagipula, kalau kau tak mau, tak usah ikut kemari."

"Aku kemari karena Taishi di sini, bukan karena Rin!"

"Apa?" pekik gadis cilik itu tak terima.

"Bisakah kalian berhenti berkelahi?" Taishi terkikik geli sembari mendorong baik Rin maupun Kentaro saling menjauh. "Ayo kita ke rumahku. Kentaro bisa membersihkan diri di sana dan kita bisa makan ice cream setelahnya—"

"Yatta!"

"—tapi dengan satu janji."

"Eh?" Kentaro memprotes.

"Kita kan berteman." Taishi mengulurkan kelingkingnya. "Apapun yang terjadi, kita bertiga akan menjadi teman untuk selamanya. Jadi, tak boleh berkelahi lagi."

"Aku tak masalah bila Rin tak menjahiliku." Ucap Kentaro setelah terdiam selama beberapa saat.

"Aku juga tak masalah selama Kentaro tak membuatku marah." Lagi, Rin membalas tak mau kalah.

"Janji?"

"Janji!" Jawab mereka bebarengan sembari mengaitkan jari kelingking mereka satu dengan yang lainnya.

"Kalau begitu ayo kita berangkat."

"Em!"

*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro