4. Nenek Sihir
Anaya pov.
"Huffft..pagi yang buruk."
"Gue harus cerita lagi sama semuanya, apa gue jujur aja yah? Ayah udah tahu atau belum yah? argghh..pusing gue."
"Oke..tenang Naya tenang. Tarik nafas buang, tarik nafas buang." Ucapku sambil menyemangati diriku sendiri.
Aku pun keluar dari kamar menuju ke ruang keluarga, dengan perasaan yang gugup. Apa nanti ayah akan marah yah, kemarin aku pulang dengan keadaan yang penuh darah.
Bukan aku sih yang penuh darah, tetapi pakaianku.
---
Aku pun sudah sampai di ruang keluarga, semuanya tegang memasang muka datar.
"Duh..gimana nih, pada tegang semua lagi mukanya." Gumamku.
"Ekhem..pagi semua." Sapaku ramah.
"Pagi..duduk Nay." Ucap ayah datar, tetapi tetap tegas.
Aku menelan ludahku dengan susah payah, lalu aku pun duduk di single sofa.
"Jadi.." ucap ayah yang memulai pembicaraan.
"Ekhem..jadi gini yah...."
Aku pun menceritakan nya dari awal hingga akhir. Dan aku pun mengucap syukur, karna ayah tidak marah.
Aku pun langsung mengambil tasku dan segera bergegas kesekolah menggunakan angkot.
Kenapa gue gak berangkat dengan kak Farid..
Flashback on.
'Tok tok tok'
"Itu siapa lagi yang ngetok pintu, udah malam juga." Gerutu Naya.
"Pasti kakak nih."
Naya pun beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu. Dan...tara...tebakan Naya seratus persen benar.
Kebiasaan kakak ini malem-malem kekamar gue. ck ck ck. Ucap Naya dalam hati sambil mengangguk-anggukan kepala.
"Woi..lo kenapa bengong." Ucap Farid yang melambai-lambai kan tangan kewajah Naya.
"Eh...gak apa-apa. Tumben lo kekamar gue. Ada apa?"
"Gue kan emang suka kekamar lo malem-malem, bosen gue. Hehehe."
"Yaudah, ayo masuk gue basa-basi ajah tadi."
"Kak..."
"Hem.."
"Gue mau ngomong sesuatu ama lo."
"Apaan..bilang aja kalik." Ucap Farid yang masih setia dengan game ditangannya.
"Tapi sebelumnya lo jangan marah yah.."
"Ck..yaudah cepetan, bikin gue penasaran aja lo!"
"Iye..iye sabar dikit napa."
"Jadi gini, gue mau minta tolong ama lo, tolong jangan beri tahu ke temen-temen lo kalau gue itu adik kandung lo.."
"WHAT...emangnya kenapa? Apa gue kurang ganteng? Sampai-sampai lo kagak mau ngakuin gue kakak lo." Ucap Farid setengah terkejut dan sombong.
"Bukannya gitu, pokoknya lo ikutin ajah apa kata gue. Lo mau gak?"
"Tap-"
"Yah..yah..yah..please demi gue." ucap Naya sambil memasang muka melas.
"Yaudah deh, tapi ada syaratnya.."
"Apaan, gue janji deh bakalan ngelakuin apapun itu syaratnya."
"lo harus selalu jujur ama gue apapun itu, trus lo harus ikutin apa yang gue mau. Deal..." ucap nya sambil mengulurkan tangannya sebagai pertanda deal.
"Iya deh..iya"
Flashback off.
Gue pun berjalan menyusuri koridor yang sudah ramai. Tiba-tiba...BRUKK
"Aduh.." ringisku.
Apa hidup gue itu sering ditabrak kek gini yah. Ini udah yang kedua kalinya gue ditabrak, ahh..kalau yang ketiga kalinya dapat dorprize mungkin gue.
"Uppss..sorry SENGAJA." Ucap gadis itu yang menekan kata-kata terakhir.
"Eh..kak Dinda gak apa-apa kok."
Yah..siapa lagi kalau bukan sih nenek sihir. Yah..pangilan khusus dari gue untuk dia. Hufftt..mendingan gue cepet-cepet ke kelas deh, malesin banget ngurusin sih nenek sihir ini.
"Hem..yaudah kak aku duluan yah." Ucapku sopan.
Hahaha..tumben banget yah gue sopan. Yaiyalah secara dia kakak kelas gue, ntar nama baik gue tercemar lagi cuman gara-gara kagak sopan sama kakak kelas.
"Permisi." Ucap ku lagi.
Baru saja ingin melangkah tiba-tiba kaki ku tersandung, mungkin si nenek sihir itu yang menyandung kaki gue.
"Aw.."
"Upss..sorry lagi." Ucap mereka sambil menertawai ku.
Baru saja aku ingin bangkit tiba-tiba ada yang menyodorkan tangannya. Aku pun mengangkat kepala ku, ingin tau siapa yang dengan senang hati menolongku.
Aku pun menemukan si KETUA OSIS dihadapanku.
KETUA OSIS, Bray...gila mimpi apa gue semalam.
"Sini gue bantu." Ucapnya.
"Iya.."
Aku pun bangkit dan melihat di sekeliling ku, aku menjadi pusat perhatian. Arggh..aku gak suka nih dalam keadaan yang kek gini.
"Eh..Dinda lo apa-apaan sih, nyandungin kaki dia. Kalau dia terluka gimana."
Cie..yang takut gue terluka. Hahaha..Nay fokus jangan berlebihan gini.
"Yaelah lo lebay banget sih Gio. Tuh liat dia kagak kenapa-kenapa kan." Ucap kak Dinda sambil menunjuk ke arah ku.
"Udah-udah aku gak apa-apa kok." Ucapku kikuk.
Ah..sebenarnya lutut ku sakit sih, tapi yah sudahlah.
Aduh gue lupa lagi, pelajaran pertama kan SEJARAH, mana gurunya, guru killer lagi.
Kenapa sih harus ada pelajaran, SEJARAH pusing gue mikirin masa lalu terus. Bukannya kita harus melihat masa depan yah.eh..
Aku pun langsung menuju kekelas, dan meninggalkan mereka.
"Pagi.." kataku yang langsung memasuki kelas.
"Pagi Nay.." ucap mereka yang berada di dalam kelas.
"Masih sepi yah." Ucap ku sambil meletakkan tas ku kemeja.
"Iya, udah jam segini juga." Ucap Eka teman sekelasku.
"Mungkin mereka lagi kekantin atau kemana kalik."
"may be.."
KRING..KRING..KRING..
Bel pun sudah berbunyi kami semua berbaris sebelum masuk kelas.
"Sebelum kita memulai pelajaran pagi ini mari lah kita berdoa..BERDOA mulai." Ucap ketua kelas yang memimpin doa.
"Selamat pagi anak-anak."
"Pagi pak.." ucap kami serempak.
"Keluarkan LKS hal.24, dan kerjakan!"
"Yah..bapak baru juga masuk udah ngasih soal ajah." Ucap dari salah satu teman ku dan langsung dihadiahi tatapan tajam dari pak botak itu. Itu lah julukan kami untuk bapak.
"Jangan banyak protes, cepat selesai kan kalau tidak selesai kalian tidak boleh istirahat!!"
"Iya..pak"
Kami pun menyelesai kan soal itu dengan riuh, ada yang menyontek, ada yang liat di google, dan masih banyak lagi.
"Duh..ini susah banget yah..kalau soal kek gini nih Bila ini jagonya. Bila ini gima-"
Aku segera menoleh ke samping tepat dimana Bila duduk.
"hiks..hiks..hiks..Bila." gumamku sendiri.
Aku masih belum bisa melupakan kejadian kemarin, kejadian itu sangat-sangat membekas diingatan ku.
"Nay lo kenapa?" Ucap teman ku yang diseberang sana, entah kenapa dia sudah berada di sampingku.
"Eh..gak papa kok Fay." Ucapku sambil mengusap wajahku kasar.
"Pasti lo keinget ama Bila yah, gue turut berduka cita yah."
"iya, makasih yah Fayza."
"Woi..lo pada ngapain." Ucap temanku sambil menghentakan meja.
"Eh..Tiara ini kita lagi boker, kenapa mau ikutan. yah lo liat sendiri kan kita lagi ngobrol." Jawab Fayza yang merasa kesal dengan Tiara.
"Hehehe...Yaelah santai ajah napa. Mana tugas lo udah selesai belum, tuh si pak botak nyuruh kumpulin."
"Ini, gue udah selesai." Ucapku dan segera memberikan tugasku itu.
"Nih..gue juga." Ucap Fayza.
"Oke deh..gue mau ngambil tugas yang laen dulu, bye..silahkan dilanjutkan lagi ngobrolnya." Pamit Tiara.
KRING..KRING..KRING..
"Oke anak-anak sampai disini dulu, silahkan kalian boleh istirahat."
"Yeayy..." ucap mereka kompak.
"Eh..Nay kekantin yuk.." ajak Fayza.
"Gak deh..lagi males. Gue nitip air mineral ajah." Ucapku sambil memberikan uang lima ribu.
"Oh..yaudah deh ayok Tir kita kekantin."
"Les't go."
Aku pun sendirian didalam kelas, tiba-tiba ada seseorang yang masuk kelas dengan dayang-dayangnya itu, siapa lagi kalau bukan sih nenek sihir itu.
"Hufft..mau apalagi sih tuh neksir." Gerutuku.
"Ehem..sendirian ajah nih?" Ucapnya dengan nada yang mencurigakan sambil memainkan jari-jari nya.
"Eh..iya kak."
"Baguslah kalau gitu."
"Emangnya ada apa kak?"
TBC..
Minggu, 09 Oktober 2016.
Yeayy aku update lagi, part ini sengaja aku pisah, kenapa?? Yah gak papa sih, kepanjangan soalnya.hehehe
Btw...Happy wekend yah guys.
Voment nya silahkan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro