4 - regret
Rasanya seperti tak ingin lagi terjatuh, apalagi jatuh kedalam rasa cinta yang berujung penghianatan dan kebodohan "lagi". tapi jalan kedepan tidak ada yang tau. lagi, dan untuk kesekian kalinya aku percaya kepada lelaki dan membuka hati begitu saja ketika cinta hadir dengan sendirinya. dekapannya menghangatkan tapi tak lama karna terlalu erat hingga menyesakkan dan membuatku berfikir bahwa jatuh cinta adalah hal yang memang harus ku hindari. dan kesekian kalinya aku merasa menyesal.
Penyesalan itu tak ubahnya seperti sebuah kebiasaan. Selalu kita mengulangnya meski kita tahu apa yang akan ditimbulkan setelah melakukannya. Seperti halnya mengenal dia, berulang kali kerabat mengingatkan aku untuk tidak mudah jatuh dalam pesonanya. Tapi lagi-lagi aku terjatuh pada pesona itu. Pesonanya mungkin terlalu kuat.
Dia. Dia yang dulu pernah membuatmu bahagia dengan rentan waktu yang lama lalu menghilang bagai ditelan bumi ketika kamu berada di paling atas kadar bahagiamu bersamanya dan meninggalkanmu berikut kenangan tanpa kata pamit dan harapan yang begitu sakit. Lalu tiba-tiba setelah kamu mulai terbiasa dengan rasa sakitmu yang kau nikmati sendiri, kemudian ia datang lagi meminta hatimu kembali tanpa menjelaskan alasan ia pergi saat itu. Hanya bermodalkan kata "MAAF SAYANG, DULU AKU TERLALU PENGECUT UNTUK MENGATAKAN PERPISAHAN SEMENTARA INI. DISINI AKU KEMBALI UNTUK MENGULANG KISAH KITA YANG SUDAH PERNAH AKU HANCURKAN DAN MERAPIHKAN KEMBALI HATIMU YANG BERANTAKAN KARENA SEMPAT AKU TINGGALKAN". Hanya dengan kalimat seperti itu, hatimu kemudian luluh dan kembali jatuh dalam pesonanya. Hari demi hari kau lalui lagi dengannya, berganti dengan bulan dan entah berpa kali ia sering meninggalkanmu tanpa kata-kata namun selalu kembali dengan mudahnya berkata "MAAF, AKU AKAN BERUSAHA LEBIH BAIK LAGI KEDEPANNYA UNTUK KITA". Hampir menyentuh tahun kedua setelah kemunculannya pertama kali kala ia lama pergi yang akhirnya adalah sudah kita ketahui "DIA KEMBALI PERGI MENINGGALKANMU, NAMUN SAAT INI DENGAN KATA PAMIT DAN TAK INGIN LAGI SALING MENGAMIT". Lalu apa lagi yang sekarang akan kamu lakukan setelah berkali-kali ia pergi dan selalu kami peringati? Nikmati patah hatimu sendiri ya, kamu sudah kuat bukan?
Begitulah yang dikatakan teman-temanku setelah melihat kehancuranku yang bertubi-tubi. Kata temanku, aku terlalu baik, bahkan bisa dikatakan aku terlalu bodoh untuk terus menerus memaafkan dan menerima kembali si "lelaki tidak tahu diri" itu. Iya, setelah mengakatan kata PAMIT itu, dua minggu berikutnya ia menikah dengan gadis yang aku sendiri tidak tahu ia lebih baik dariku atau sebaliknya. Karena faktanya memang sekarang setelah ia menikah dengan wanita (pujaan hatinya yang sekarang) dan sudah mempunyai buah hati bersamanya. Meskipun aku tidak tahu dan tidak ingin terlalu ingin tahu, ada saja yang memberitahukanku tentang kabarnya mereka yang menikah karena "kecelakaan". Dari kabar yang kudengar lewat temanku, baru setengah tahun menikah mereka sudah mempunyai buah hati. Aku bahkan tidak ingin mengatakan apalagi mendengarkan apapun tentangnya lagi. Sudah cukup kesakitan ini aku rasakan dan sudah cukup penyesalan ini membuang waktuku.
Lihatlah, setelah ia berkali-kali mempermainkanku dengan pesonanya, akhirnya ia pun jatuh pada takdirnya. Entah aku harus bahagia melihatnya menderita atau bersedih karena tidak bisa menjadi pendamping hidupnya. Katakan aku memang terlalu bodoh masih berharap agar aku bisa menajdi pendampingnya. Karena memang tidak mudah mengalahkan kenangan 6 tahun bersamanya dari awal aku bahagia, sampai akhirnya aku tetap ditinggalkannya, berkali-kali ditinggalkankannya tidak membuatku untuk tidak menerimanya kembali dalam hidupku. Namun ini adalah yang terakhir. Iya, mulai saat ini aku akan mencoba kembali lagi ke jalan yang sedang ku tempuh dan tanpa ada kamu di dalamnya yang ku harap ada seseorang yang akan menantikanku diujung jalan.
04 April 2018 // -trpst
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro