3 - confused
Tidaklah enak ketika kau mulai merasa jalan yang sedang kau tempuh perlahan berubah. Bukan, bukan hanya tentang Percintaan. Keadaan sekitarmu seperti Teman atau Keluarga juga bisa membuatmu sedikit demi sedikit perlahan seperti berjalan menjauh. Entah ini akhir atau ujian yg sedang diberikan kepadamu untuk sekedar percikan di jalan yg kau tempuh. Faktanya kebiasaan - kebiasaan yg dahulu mulai terasa jenuh. Bahkan saat kepenatan itu mendekat lalu kita coba menghindari dengan kebiasaan seperti yg lalu bukannya menjauh malah semakin memperkeruh.
Aku tidak menyalahkan siapa-siapa atas apa yang sedang ku alami ini. Aku hanya sedang memikirkan kenapa rasanya semua yang ku jalani ini terasa sia-sia dan tak pernah beujung? . Apa aku pernah melakukan kesalahan hingga akhirnya aku mengalami hal-hal seperti ini, tapi pada siapa. Aku tidak ingin memaksakan setiap kehendakku terhadap orang lain, bukan karena aku tidak egois dan memikirkan orang lain. Namun kenyataannya setiap kali aku mulai egois dan memikirkan diri sendiri atas kemauanku, aku tidak pernah mendapatkan apa yang ku inginkan.
Aku sudah sering kali jenuh karena keadaan yang memuakkan. Aku juga sudah sering mengganti hobiku dengan ekstrim, tapi selalu.. yang terjadi adalah aku tidak bisa lagi kembali ke jalan yang sebelumnya pernah ku lewati. Ya, aku tidak bisa kembali, aku tidak bisa memulai lagi jalan yang sudah aku tinggali kala itu. Lalu apa lagi yang harus aku lakukan untuk membunuh semua rasa jenuh ini yang semakin hari semakin memperkeruh perasaanku.
Pertanyaan demi pertanyaan selalu menghampiri setiap malamku sebelum tidur. Rasanya aku ingin cepat tertidur dan terbangun dalam keadaan yang lain. Seperti terbangun dari mimpi, mungkin. Tapi itu semua hanya ada dalam impianku saja. Kenyataannya? Hanya jalan ini lah yang bisa ku lewati dan terus ku lalui, sampai dimana? Aku pun tidak tahu.
Kemudian, perlahan aku memulai kembali jalan yang telah lama ku tinggali dulu, meski rasanya sulit tapi aku selalu mencoba, lagi dan lagi akhirnya tetap tak bisa ku jalani apa yang dahulu pernah ku tinggali. Lalu aku pun menyerah pada takdir yang akan membawaku kemana saja ia akan pergi. dengan tetap menjalankan rutinitasku dan berserah pada-Nya untuk takdir yang akan ku hadapi nanti.
Sampai pada kalimat ini pun aku sebenarnya tidak tahu, kemana langkah kakiku akan menjauh. Menjauh dari takdirku atau hanya menjauh dari kenyataan yang tidak sedang ingin ku lihat.
04 April 2018 // -trpst
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro