[2]
Sudah beberapa hari ini aku mencari Wanda, namun sama sekali tidak menemukannya.
Teman-teman sekelas bahkan guru-guru pun tidak ada yang menyadari bahwa Wanda telah mengilang.
Orang tua Wanda wafat ketika Wanda berumur 5 tahun, Wanda juga tidak memiliki saudara sama sekali.
Tidak ada petunjuk mengenai hilangnya Wanda.
***
Bel berbunyi, menandakan bahwa waktu pulang sudah tiba.
Aku mengemas barang-barangku kemudian berjalan ke luar dari kelas.
Mendengar suara langkah kaki, aku kemudian berbalik ke belakang.
"AKANE!!!"
Aku terkejut ketika mendapati temanku berlari ke arahku dan hendak memelukku ketika aku secara tiba-tiba menghindarinya.
Temanku-----Nanase Ayumu------meringis kesakitan ketika kepalanya tertumbuk dinding.
Aku tertawa melihatnya.
"Ada apa Nanase? " Ucapku ketika tawa ku sudah mulai reda.
"Kau janji mau menemaniku ke perpustakaan hari ini!"
Aku menghela nafas sebelum akhirnya menemani Nanase ke perpustakaan.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.
Hening.
Aku dan Nanase tidak ada berbicara satu sama lain, kami sibuk dengan bacaan masing-masing.
Semuanya tenang, sebelum aku mendengar tawa kecil yang benar-benar akrab di telingaku.
Aku berbalik dan mendapati Wanda berdiri di belakangku.
Seringaian masih saja tertempel di wajahnya.
Aku berdiri tiba-tiba.
Nanase yang terkejut melihat aksiku menatapku dengan tatapan 'Ada apa?'
Wanda dengan cepat tertawa dengan keras seperti sedang kerasukan sesuatu.
Aku terkejut ketika melihat Nanase yang kembali membaca bukunya dengan tenang tanpa mengkhawatirkan apapun.
Dengan cepat aku mengalihkan perhatianku ke Wanda yang masih saja tertawa.
Tiba-tiba aku melihat sosok wanita yang beberapa hari terakhir ini tidak kulihat.
Dengan cepat wanita itu menikam Nanase dengan pisaunya.
Nanase sekarang sudah tergeletak di meja dengan tubuh yang berlumuran darah.
"Wanda----jangan bilang kau----"
Wanda hanya menjawabku dengan seringaiannya.
Jantungku berdetak dengan cepat.
"Why didn't you just die, hm? "
.
.
.
[CloverEvent]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro