4) Cebol Pengadu!
(Name) yang telah menjadi tsuguko Yuki akan menjalani latihan pertamanya. Tapi sebelum itu, Yuki akan mengajak berkeliling dahulu. Mengajaknya ke masing-masing kediaman para Pilar.
Memang, beberapa pilar tidak akan membukakan pintu kediamannya untuk orang lain. Contohnya seperti Obanai dan Sanemi.
Yuki adalah wanita yang periang, dia juga supel sehingga mempunyai banyak teman. Jadi, mudah saja untuk mengunjungi mereka, meski Sanemi sekalipun. Biasanya, Sanemi tidak akan membukakan pintu kediamannya, alias dia tidak mau dikunjungi oleh siapapun. Tapi, karena Yuki adalah teman curhatnya, dia akan membukakan pintu kediamannya untuk Yuki.
(Name) berjalan mengikuti Yuki dari belakang. Yuki menyapa kakushi-kakushi lain yang tengah berjaga sambil tersenyum, kakushi-kakushi itu menyapa balik.
'Ternyata, Yuki-san adalah orang yang sopan sekali ya' batin (Name).
Karena Yuki yang senang sekali menyapa kakushi-kakushi itu, (Name) pun ikut menyapa kakushi-kakushi itu.
"Ne, Yuki-san. Pertama, kita akan ke kediaman pilar apa?" Tanya (Name) mulai penasaran, dan tidak sabar juga tentunya.
"Hmm, mungkin kita akan ke kediaman Pilar Cinta dahulu. Mitsuri juga orang yang baik, aku yakin kamu akan nyaman dengannya." Jawab Yuki sambil tersenyum, (Name) hanya mengangguk saja.
Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya Yuki dan (Name) sampai di kediaman Pilar Cinta.
"Uwah.. sugoii! Rumahnya besar sekali seperti milik Yuki-san!" Kata (Name), kagum.
Yuki hanya tersenyum dan mengetuk pintu rumahnya. Tak lama kemudian, Mitsuri membuka pintu dan menyambut mereka.
"Yukirin-chan! Ada apa datang kemari? Aku dengar, kamu sekarang mempunyai seorang tsuguko ya? Apakah dia cantik? Apakah dia manis? Apakah dia baik hati? Apakah dia blablabla-"
"Mitsuri, aku tidak bisa menjawabnya sekaligus lho."
"Ah, maaf." Ucap Mitsuri sambil menutup mulutnya yang terus saja bicara itu.
"Pertama, aku ingin mengajak tsuguko ku berkeliling sekaligus mengenalkan dia kepada pilar lainnya. Kedua, dan ya, aku mempunyai seorang tsuguko. Ketiga, kamu bisa melihat sendiri, orangnya ku bawa kok. Ke empat, entahlah." Jawab Yuki panjang lebar.
"Eh? Kau membawanya?"
"Ya."
Mitsuri melihat kearah (Name) yang dari tadi diam menyimak percakapan mereka berdua.
"Uwaah! Manisnya! Ne, namamu siapa?" Tanya Kanroji sambil memegang kedua pundak (Name).
"A, ah.. aku (Fullname)." Jawab (Name).
"Waahh, nama yang bagus! Sekarang, ayo masuk! Kita makan mochi bersama!"
.
.
.
.
.
.
.
"Kenyangnya.." kata (Name) sambil mengelus perutnya yang kekenyangan karena makan mochi terlalu banyak.
"Begitulah, Mitsuri mempunyai nafsu makan yang tinggi." Kata Yuki terkekeh pelan melihat (Name) yang terlalu kekenyangan.
"Yuki-san.. padahal kau tadi makan mochi dengan porsi yang lebih banyak dariku. Kenapa kau tidak kekenyangan?"
Tanya (Name) heran, mereka makan mochi dengan jumlah yang tidak normal.
"Aku? Aku kenyang juga sih." Jawab Yuki sambil tersenyum tipis.
'Nggak, kayaknya sama sekali nggak deh.'
Batin (Name).
"Selanjutnya kita akan ke kediaman Pilar Kabut. Dia dua tahun lebih muda darimu, jadi aku yakin kalian bisa menjadi teman dekat." Ucap Yuki sambil melangkahkan kaki nya ke tempat yang akan dituju. (Name) mengikutinya di belakang.
"Eh?! Dua tahun lebih muda dariku?! Berati dia berumur.. dua belas tahun?!" Teriak (Name) terkejut. Yuki meletakkan jari telunjuknya didepan bibirnya, menandakan (Name) untuk diam.
(Name) melihat keadaan di sekelilingnya, kakushi-kakushi yang tengah berjaga itu menatap (Name) dengan sinis. (Name) pun menutup mulutnya.
"Begitulah, dia memang berbakat menjadi ahli pedang. Bahkan dia menjadi seorang pilar saat dua bulan setelah dia menjadi seorang pemburu iblis, lho." Yuki menjelaskan, (Name) mengangguk-angguk sambil membekap mulutnya sendiri, berusaha untuk tidak berteriak karena terkejut.
"Jadi, Yuki-san. Bagaimana caranya untuk menjadi seorang pemburu iblis?" Tanya (Name) yang sekarang berjalan berdampingan dengan Yuki. "Kamu harus melewati ujian akhir."
"Ujian akhir? Apa itu?"
Yuki tersenyum tipis dan melihat ke arah (Name), "Kamu akan melaksanakan ujiannya di gunung yang terdapat banyak sekali iblis. Dan kamu harus bertahan hidup selama tujuh hari dari iblis-iblis itu, barulah kamu akan menjadi seorang pemburu iblis."
"Tujuh hari?! Uso!!"
"Tentu saja mungkin. Kalau tidak mungkin, bagaimana caranya aku menjadi pemburu iblis, bahkan menjadi seorang hashira?"
Akan tetapi bagi (Name), bertahan hidup selama tujuh hari dari iblis, itu tidak mungkin baginya. Sama sekali tidak mungkin. Namun, (Name) berusaha untuk tetap optimis.
"Makanya aku menjadi sensei mu. Meski kau yang meminta sih. Tentu saja walau kau sudah menjadi tsuguko ku, kamu belum termasuk menjadi anggota pemburu iblis." Jelas Yuki.
"Ya.. aku harus optimis! Aku pasti bisa!"
Yuki tersenyum melihat (Name) yang bersemangat.
Tak terasa, mereka sudah sampai didepan kediaman Pilar Kabut. Yuki pun mengetuk pintu kediaman Pilar Kabut.
Pintu pun dibuka, menampakkan sosok laki-laki berambut panjang yang dikuncir. Rambutnya berwarna hitam dengan warna mint di ujungnya.
'U-uwahh! Ternyata Pilar Kabut itu manis sekali! Aku jadi iri!' Batin (Name) yang mengira Pilar Kabut adalah seorang gadis manis.
(Name) menatap sang Pilar Kabut dengan mata yang berkilauan.
'Manis sekali! Aku jadi ingin memeluknya!'
Sang Pilar Kabut-- Tokito Muichirou yang menyadari tatapan berkilauan dari (Name) berkata,
"Aku laki-laki. Maaf."
(Name) POV
KRAK!
Itu beneran laki-laki?! Kok manis banget?!
Huwaa, aku kalah dari seorang laki-laki tulen!
"Tokito, ini (Fullname). Gadis yang kutolong beberapa hari yang lalu. Hari ini kami ingin mengunjungimu, boleh kan?" Tanya Yuki-san dengan sopan. Aku masih shok dengan realita ini.
SERIUS DIA COWOK?!!
MANA RAMBUTNYA BAGUS BANGET LAGI!!
si Pilar Kabut-- yang bernama 'Tokito' itu mengangguk dan mempersilahkan kami masuk.
Si Pilar Kabut mempersilahkan kami duduk diatas tatami dengan alas bantal duduk berwarna biru tua nya. (author ga tau namanya apa, pokoknya yang buat duduk itu lho.)
Lalu dia membawakan kami teh dan beberapa buah dango. Ugh, aku yang melihatnya saja sudah mual. Aku sudah terlalu kenyang karena mochi nya milik Kanroji-san.
Mata Yuki-san berbinar dan langsung mengambil beberapa tusuk dango dan memakannya.
Ugh, sebenarnya sebesar apa lambung milikmu, Yuki-san?
"Enak seperti biasa, Tokito! Kau beli dango dimana sih? Aku juga mau beli!" Kata Yuki-san sambil mengunyah dango itu. Pilar Kabut itu menatapnya datar.
"Apa tujuan mu datang kemari? Jangan bilang kalau cuma mau numpang makan doang?"
"Ah, maaf.."
Yuki-san membenarkan posisi duduknya dan berdeham. "Aku kesini untuk mengajak tsuguko ku mengelilingi daerah sini sekaligus berkenalan dengan para Pilar."
"Untuk apa kau lakukan itu, Rin? Toh, dia juga terlihat lemah. Aku tak mau berteman dengannya."
KRAK!
A, apa?!! Dia menyebutku sebagai perempuan yang lemah! Enak saja, aku tak terima!!
"Oi, kamu!!"
Dia menatap kearah ku dengan tatapan yang dingin, "Apa maumu?" Katanya.
"Kau bilang aku lemah?! Berani sekali kau! Padahal aku lebih tua darimu!! Kau harus belajar sopan santun, kau tahu!!" Bentak ku kasar. Masa bodo dengan umurnya yang baru 12 tahun. Aku tak suka dengan sifatnya!
"Kalau aku berkata yang sesuai dengan kenyataannya, kenapa kau harus marah?" Katanya dingin, dia menatapku dengan tajam, "tak ada kaitannya dengan umur. Yang penting aku lebih kuat darimu, itu saja."
Aku menarik kerah seragamnya dengan kasar. "Apa kau bilang?!"
"(Name)!!"
Yuki-san menatapku dengan tajam dan menyuruh ku untuk duduk kembali.
"T, tapi Yuki-sa-"
Dia kembali menatapku dengan tajam, 'duduk dan diamlah atau aku akan menghancurkanmu.'
Aku memang tidak mendengarnya, tapi aku yakin dia mengatakannya.
Karena Yuki-san.. yang menyeramkan, aku duduk kembali sambil menatap tajam kearahnya. Dia hanya menatapku dengan matanya yang datar.
Apa-apaan ini?! Bocah ini meremehkan ku!
"(Name), kau bahkan belum latihan sama sekali kan? Kalau kau melawan dia-- yang gelarnya seorang Pilar, kamu bisa berakhir dikasur kediaman kupu-kupu selama 1 tahun."
Ah--
Benar juga--
Bocah itu-- yang bernama Tokito terkekeh pelan. Menertawaiku yang baru saja bertindak sangat bodoh.
Sepertinya dia menyukai saat aku dimarahi oleh Yuki-san.
Awas aja, aku akan menghajarnya nanti!
.
.
.
.
.
.
Bocah itu-- maksudku, Pilar Kabut itu bernama Tokito Muichirou.
Tapi karena dia pendek dan kerdil, aku akan memanggilnya Cebol.
Si Cebol itu terus saja memancing amarahku! Dia selalu membuatku marah sehingga menarik kerah seragamnya. Saat aku melakukan itu, dia akan berteriak mengadu kepada Yuki-san!
Dasar Cebol pengadu! Nanti akan ku jahit mulut sial*n mu itu!
Yuki-san menyuruh kami untuk bermaafan. Akhirnya, kami saling berjabat tangan selama 20 menit. Kata Yuki-san biar cepat berbaikan.
Lalu Yuki-san meninggalkan kami sebentar ke dapur untuk memberikan kami teh dan beberapa makanan yang berada di dapur si Cebol ini.
Tapi! 5 menit sebelum Yuki-san kembali, si Cebol ini tersenyum mengejek lalu berteriak meminta tolong ke Yuki-san dan menuduhku mencengkram tangannya!
Lalu, Yuki-san datang dan memarahi ku habis-habisan. Si Cebol ini tersenyum licik,
Dia memeletkan lidahnya lalu terkekeh pelan. Merasa menang.
Apa karena dia masih berumur 12 tahun jadi senang sekali menjahili ku begini?
Beberapa menit kemudian, Aku dan Yuki-san pamit. Aku sih lega, karena akhirnya aku bisa lepas dari Cebol yang Kampret ini.
Namun, matanya menyorotkan kesedihan darinya.
Sangat sedih.
Kata Yuki-san, dia kehilangan keluarganya saat masih berumur 11 tahun, dia juga tidak mengingat apa-apa tentang keluarganya. Awalnya aku tak bersimpati sama sekali karena sifatnya yang menyebalkan,
'Muahahahah! Mampus ga inget apa-apa kan lu. Kampret sih jadi orang!'
Oke, oke. Aku tau ini terdengar sangat jahat.
Tapi, perasaanku ini berubah. Aku menjadi kasihan kepadanya.
"Aku akan kemari lagi lain kali, jangan sedih Cebol."
Aku mengelus rambutnya- berhubung dia sedikit lebih pendek dariku. Matanya menyorotkan kesenangan darinya.
Namun, ia memalingkan wajahnya dariku dan bilang, "Ga butuh."
Kampret emang nih anak.
Lalu kami pun pergi dari kediamannya dan berjalan ke kediaman Pilar lain.
TBC
Yey! Udah ada benih-benih cinta nih dari Mui! /g
Readers: Dia masih 12 tahun bego! Lu mau gua jadi pedo?!
Pls jawab ya Rea, mau diship sama siapa:") karena saya bingung setengah mati.
Sekian, see u next chapter!
(Note: mungkin ga ada lanjutan dari jalan-jalan readers bareng Yuki ke kediaman para Pilar. Karena author pikir agak membosankan. Dilanjut atau skip aja nih jalan-jalannya?)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro