Juri 2
Halo, bersama juri ke sekian di sini. Terima kasih sudah mengerjakan event awal tahun kita. Tadinya sempat merasa ini kesusahan nggak ya, tapi banyak sekali kutemukan berlian yang indah. Pas banget kan, vibes-nya sama awal tahun baru. Sebelumnya mohon maaf bila ada penjurian yang kurang berkenan.
1. Order Made (7,9)
Idenya udah unik, sebelum terlahir kembali menjelajah pohon dulu. Tujuannya, sepemahamanku untuk semacam memilih dan pemurnian gitu ya? Di akhir pohon, barulah terlahir (atau reinkarnasi) menggantikan seseorang atau jiwa. Koreksi jika aku salah.
Untuk PUEBI dan tata letak, sebetulnya sudah lumayan. Beberapa kesalahan sudah aku perbaiki di kolom komentar ya. Saranku dipelajari lagi teknis kepenulisannya, itu bisa dipelajari sendiri kok hehe.
Harusnya untuk tema unik yang tadi kusebutkan di atas bisa meninggalkan kesan mendalam, tapi ini enggak. Setelah kutelaah, karena penulis kurang menghidupkan lagi latar dan permainan katanya. Apalagi di cerpen, terlalu banyak dialog dan sayangnya isi dialog pun kurang berwarna. Bagian "kesedihan tokoh" pun kurang menjiwai, sehingga aku tidak bersimpati pada tokohnya. Kayak, kosong aja gitu, nggak berefek apa-apa.
Namun terima kasih sudah menuliskan cerpen ini. Aku lumayan suka idenya. Dan, mungkin kamu bisa rajin-rajin baca novel ya. Atau lewat cerpen lain di sini pun bisa. Semangat!
2. Meraih Keabadian (9,7)
Cerpen kedua pun idenya unik! Aku merasa penjabaran penulis adalah aku banget, sehingga merasa tertampar. Alih-alih kesal, justru yang seperti itu adalah kesukaanku. Lalu sebetulnya aku lumayan nggak nyangka bakalan reinkarnasi menjadi naga dan tikus 😂 Mohon maaf karena nggak banyak krisar dariku, soalnya kurasa ini sudah bagus.
3. Now to Know (8,3)
Sebetulnya poin plus di cerpen ini adalah luapan emosinya yang kentara sekali. Feel-nya betulan hidup. Dalam segi PUEBI pun, tak banyak yang harus diperbaiki. Namun di sini tidak ada penjelasan 31 Desember dan 1 Januari. Itulah yang menjadi poin kekurangan, apalagi 31 Desember masuk sekolah kan tidak mungkin kecuali sedang ada kegiatan tapi penulis tidak memberikan detail.
4. QUEEN ALCHEMIST (9,5)
Sepanjang perjalanan membaca, aku cuma bisa melongo. Penulis hebat banget mampu menyihir pembaca supaya tenggelam pada ceritanya. Menarik, enggak berat, dan lumayan lucu. Lucunya pun enggak memaksa. Apalagi dipadukan dengan bumbu kimia, menurutku itu tambah keren.
5. 24 Jam yang Lalu (9,8)
Aku nggak tahu lagi harus berkomentar apa, karena amanat penulis terasa seperti amanat yang selama ini para manusia cari. Ini bisa menjadi pengingat untuk kita semua 😊
6. Kasam yang Berkirau (8,5)
Sekali baca, aku langsung tahu cerpen milik siapakah ini. Seperti biasa, diksinya selalu patut diacungi jempol. Namun entah mengapa, kali ini aku kurang bisa masuk ke ceritanya. Selesai membacanya aku langsung terpukau, sekaligus mengernyit barangkali penuturan kisahnya terlalu berputar-putar. Takarannya seperti kebanyakan, terlalu implisit, dan bertele-tele. Petunjuk yang diberikan membuatku pusing. Sama sekali tidak memberikan akhir yang memuaskan.
Oh iya, terus aku mengutip ini di salah satu komentar event yang sudah sangat lama: "Gak salah, cuma tolonglah dikadar porsinya. Di awal sudah oke, namun mendekati konflik bisa dibuat to the point. Lalu diselesaikan kembali seperti cara di awal. Jadi pembaca tidak dihadapkan terus-menerus pada narasi-narasi panjang yang makna kalimat implisit."
Mungkin paragraf itu cocok untuk menggambarkan apa yang ingin kusampaikan.
7. Harusnya Aku Biarkan Saja Mereka (8,0)
Kesan setelah membaca cerpen ini adalah: bingung. Ending-nya menggantung, beberapa detail juga kurang diperhatikan. Intinya, cerpen ini meninggalkan tanda tanya karena masih ada yang kurang. Raihan mati karena apa? Petasan? Atau adakah hal yang kulewatkan? Dan, ini agak nggak sesuai dengan tema karena harusnya hidup lagi dalam "wujud berbeda". Walau ada penjelasan dunia berbeda, tapi sepenangkapanku mereka masih sama—apalagi ada tentang hubungan yang sudah tokoh miliki.
Mungkin next event, dipahami lagi temanya apa dan bagaimana, jangan buru-buru, dan fokus.
8. A Little Pieces of Dreams (9,4)
Rasanya betul-betul ketampar sih, merasa malu sendiri. Salut sama tokoh Saddam yang sabar banget meski ditimpa berbagai ketidakadilan, dan akhirnya memanfaatkan kesempatan yang diberikan Tuhan. Unsur religi yang diselipkan penulis sih yang bikin hati gimanaa gituu 🤧
9. Purpose of Life (8,6)
Cerpen ini sungguh manis. Untuk kerapian dan tata letak, bisa diperbaiki lagi ke depannya. Beberapa masih perlu dibenahi, nggak banyak. Oh ya, karena alurnya yang terlalu cepat, menjelang ending rasanya jadi hambar. Like, "Oh begini saja?" Aku rasa karakter tokohnya juga tak terlalu hidup. Karena komentar ini aku tulis belakangan, pesanku mungkin sama dengan cerpen yang di bawah, tapi berfokus pada mengembangkan tokoh (+alur, konflik).
10. Sempiternal Limerence (8,5)
Hmm bagaimana aku menjelaskannya ya .... Secara keseluruhan, cerpen ini sudah cukup baik. Namun setelah cerpennya selesai dibaca, rasanya hambar dan nggak berefek apa-apa. Terlalu flat sih, nggak ada kejutan apa pun dan mungkin bisa ditebak. Saranku adalah belajar kembangkan tokoh dan alurnya, perjelas lagi apa tujuan tokoh, serta sisipkan pesan tersirat yang ingin disampaikan pada pembaca. Semangattt!
11. New Life (8,4)
Cerpen ini punya potensi, sebetulnya. Untuk diksi sudah lumayan "baku" ya, sepertinya penulis ingin mengambil jalan itu. Namun sayang, masih banyak perpaduan kata yang kurang pas atau rancu sehingga sulit dipahami. Deskripsi Pirus juga kurang, dia itu sebenarnya makhluk apa? Seperti manusia? Bercahaya? Punya sihir? Coba didalami lagi tokohnya. Aku penasaran dan lumayan suka sih sama tokoh Madie, dia unik dan sepertinya "sakit" ya 🙂 Idenya pun sudah cukup unik kok. Rajin-rajin menulis aja supaya bahasanya lebih halus lagi. Oh dan pelajari lagi PUEBI-nya. Memang sudah rapi, tapi masih ada beberapa yang kurang tepat.
12. Baby's Breath (8,7)
Huuaaa baper sama ceritanya 🤧 Cinta memang sederhana ituuuu tapi manusia selalu haus akan rasa memiliki. Entah mengapa terasa pendek ya, fokus ceritanya menjadi sempit karena hanya ada beberapa poin. Memang tidak salah, tapi kuharap bisa dikembangkan lagi supaya lebih menarik.
13. Aku Mati Tiga Kali, Kematian Kedua Paling Menyakitkan (9,2)
Lewat cerpen ini kita bisa belajar bahwa kehidupan yang enak itu sebenarnya tidak ada. Manusia selalu tamak. Orang baik pun pasti punya sisi gelapnya mereka, dan bagaimana menyikapinya tergantung sikap kita. Kita harus menanggapi secara bijak, sih. Dan sadar betul bahwa kehidupan memang seperti ini, penuh rintangan dan kalau flat bukan hidup namanya.
14. AWAL YANG BARU (9,5)
Tidak jauh-jauh dari cerpen keempat, aura fantasinya sungguh luar biasa. Bagaimana penulis menuturkan kisahnya tak perlu diragukan lagi, nyaris tanpa celah. Aku bisa memahami soal tanggal, menurutku itu sama sih, bedanya hanya di setting fantasinya saja maka dari itu dituliskan berbeda. Mantap!
15. Memori dan Keinginan (8,6)
Di awal, aku menyukai bagaimana penulis mengawali kisahnya. Semakin ke sini, keluwesan dalam bercerita semakin berkurang. Barangkali karena banyak adegan yang pisah-pisah layaknya puzzle ya? Sebetulnya tidak salah, terlebih ini kan cerpen. Tapi adegannya pun terasa memiliki pergerakan kamera yang sangat cepat. Belum fokus ke permasalahan A, sudah ditampar permasalahan C. Fokusnya menjadi buyar sekaligus terlalu banyak informasi.
16. Deepest Corner (8,8)
Meski penuturannya terlalu gamblang dan terganggu dengan banyaknya adegan pisah-pisah (ini juga), aku menyukai gambaran perasaan yang dikisahkan. Tema ibu memang sangat menyayat hati :" Lega rasanya ketika sang tokoh akhirnya ikhlas, padahal sebelumnya putus asa sekali.
17. Akhirnya Bebas (8,0)
Aku menyukai interaksi si burung, manis-manis gimana gitu. Namun maaf, aku kurang bisa masuk ke ceritanya 😅 Apa yang hendak kamu sampaikan pun, kurang masuk ke hati. Terlalu dominan teknik tell, dan percakapannya terasa hambar (terlalu banyak dialog, malah). Tambahan, kamu juga melewatkan keterangan akhir tahun baru dan awal tahun baru. Namun untuk tokoh seorang anak Mama (eh, gapapa mungkin aku sebut gini haha) yang berubah jadi burung terus panik, itu udah terasa realistis.
18. Time Skips (9,2)
Cerpen ini sarkas banget ya, saya suka saya suka~ Walau tampak kasar, sebenarnya pesan tersiratnya dalem banget. Rasanya seperti penulis mencurahkan segala perasaannya untuk mereka yang telah menyakiti hati. Tidak banyak sih yang aku komentari. Semoga kehidupan penulis (dan kita semua) diberi kemudahan.
19. Pulang (9,3)
Cerpen ini sangat manis. Temanya sederhana ya, dan cukup unik dari hewan ke manusia. Jadi membayangkan apa yang ada di pikiran hewan peliharaan tercinta. Maaf nggak banyak komentar dariku.
20. All Changes Saved (10)
SEMPURNA! Aku tidak keberatan memberikan nilai sempurna selepas dari keterlambatan mengumpulkan. Agak lumayan panjang, tapi terasa sebentar, tidak terasa, karena aku begitu menikmati bagaimana penulis mengolah ide serta konflik yang ringan. Bisa dibilang ini tipe cerpen yang aku cari. Terima kasih sudah berhasil mengambil hatiku.
***
Terima kasih, sekian, dan selamat! Sekali mohon maaf bila ada penjurian yang kurang berkenan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro