Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

LEVIATHAN/ENVY

Iri adalah wujud lain ketidak mampuanmu. Ketika kau mendapatkan perasaan itu, saat itu juga kau berada dititik paling lemah dihidupmu. Membandingkan diri dengan kemampuan orang lain, merasa orang lain lebih darimu, dan tidak menerima fakta itu, merupakan awal kau terjerat dalam sifat iri. Secara perlahan semua itu akhirnya akan menarikmu lebih dalam pada sifat Iri. Dan ketika kau mulai terjerat dengan sikap ini, maka LEVIATHAN akan mengikatmu dengan dosa dan tak akan melepasnya






Changkyun berdiri dengan tubuh yg bersandar nyaman disebuah tembok. Menatap seorang yeoja yg tengah sibuk didepan laptopnya. Dengan wajah serius yeoja itu terus memfokuskan pandangan pada layar yg menyala. Tak menyadari seseorang datang menghampirinya.

"Jangmi-ya" panggilan itu membuat sosok yg sejak tadi Changkyun perhatikan menoleh

"Ooo...wasseo" sambutnya yg dibalas anggukan oleh sosok yeoja yg menyapanya

"Melanjutkan webtoon-mu?" Seraya duduk disisi Jangmi, yeoja itu bertanya

Tangannya meletakkan satu cup kopi diatas meja, yg memang sengaja dibelinya untuk Jangmi.

"Uhmm..." kembali fokus dengan laptopnya, Jangmi membalas

Yeoja disisi Jangmi mengangguk paham. Seraya menikmati kopi miliknya.

"Naya-ya" tanpa menghentikan kegiatannya, Jangmi memanggil

Membalas dengan gumaman, Naya menatap lekat Jangmi yg perlahan menoleh kembali padanya.

"Kapan kau akan melanjutkan webtoon-mu?" Tanya Jangmi yg kali ini dibalas gendikan bahu Naya

"Tidak tahu...aku sedang tak memiliki ide" Naya tersenyum diakhir kalimatnya

"Ckk...kau ini...berhenti merendah dengan mengatakan kalau kau tidak memiliki ide" mengerucutkan bibirnya, Jangmi membalas "kau itu selalu membuat pembacamu berdebar dengan ceritamu Naya-ya, jadi berhenti mengatakan sesuatu tak masuk akal seperti itu" lanjut Jangmi

"Tapi aku memang sedang tak memiliki ide, aku jujur" tegas Naya

Jangmi berdecih, sebelum kemudian menatap lagi layar laptopnya.

"Kupikir webtoon milikmu-lah yg selalu membuat pembaca berdebar Jangmi-ya" merapatkan tubuhnya kedekat Jangmi, Naya berujar

Yeoja itu menatap gambar yg sedang dikerjakan Jangmi, disaat yeoja itu sudah menghentikan aktivitasnya.

"Mereka berdebar hanya karena gambar mature yg kubuat, bukan karena cerita yg kuciptakan. Itu berbeda darimu Naya-ya. Mereka mengagumi ceritamu" Jangmi berujar dengan suara lirih

Naya menatap serius Jangmi yg memandang kosong, kemudian merangkul sang sahabat.

"Heyyy....bagaimana bisa kau mengatakan itu. Ada banyak pembaca yg juga menghargai karyamu Jangmi-ya. Mereka tidak hanya memperhatikan gambar yg kau buat. Tapi mereka juga menikmati alur yg kau ciptakan" hibur Naya yg hanya dibalas gelengan Jangmi

"Tidak Naya...mereka sama sekali tidak menikmati alur yg kuciptakan. Mereka bertahan membaca ceritaku, karena konsep cerita itu mature. Jika saja aku membuat cerita sepertimu, mungkin...tak akan ada yg membaca webtoon yg kubuat" Jangmi menunduk kini

"Cerita mature juga cerita, dan ada proses yg kau lakukan didalamnya. Setiap proses itu memerlukan kerja keras. Jadi bagaimana bisa kau rendah diri dengan hasil kerja kerasmu sendiri" balas Naya yg membuat Jangmi menatapnya lekat

"Seekor tupai itu mahir memanjat pohon dan melompat tinggi. Tapi jika dia diminta untuk berlomba berenang dengan ikan, sudah pasti dia kalah. Begitu juga dengan ikan, dia tak akan bisa memanjat seperti tupai ataupun melompat tinggi. Itu juga berlaku pada manusia. Bagaimana bisa kita membandingkan kemampuan kita dengan yg lain sementara kita berada dikonsep yg berbeda. Itu sama saja dengan memaksa ikan memanjat dan tupai berenang" Naya berujar bijaksana

"Jangmi-ya...apapun jenis ceritanya, kau harus percaya diri dengan hasil yg kau ciptakan. Tak perlu membandingkan dengan siapapun, karena itu hanya akan menghentikan langkahmu. Hanya ikuti hatimu, dan buatlah cerita yg membuatmu nyaman. Tak perlu memikirkan hal lain, jika itu hanya akan membuatmu berhenti" menarik senyum hangat, Naya masih berusaha menyemangati Jangmi

Jangmi diam sesaat seraya menyelami netra Naya, dan ikut tersenyum kemudian seperti sang sahabat.

"Araso...aku mengerti" sambut Jangmi

"Itu baik" Naya mengusap puncak kepala Jangmi bersama senyum yg masih terkembang diwajahnya

Sesaat keduanya saling berbalas senyum. Sebelum akhirnya sama2 mengarahkan pandangan pada laptop milik Jangmi. Duduk dengan tenang disisi sang sahabat mengambar, Naya setia menemani Jangmi melanjutkan webtoon miliknya. Tak menyadari sosok Changkyun yg sejak tadi memperhatikan keduanya, nampak menarik senyum penuh arti.

"Ini terlalu mudah" gumam Changkyun dengan suara berat

Changkyun menegakkan tubuhnya, kemudian beranjak dari tempatnya berdiam setelah itu. Masih mengukir senyum penuh arti, namja itu melangkah menjauhi tempat tersebut dengan gerakan kaki lambat.

°°

Jangmi yg baru meninggalkan mini market, menghentikan langkahnya saat notifikasi ponselnya berbunyi. Senyum merekah dibibir yeoja itu bersama jemarinya yg bersiap menari diatas ponsel.

"Jika aku jadi kau, aku tak akan melakukannya" suara berat Changkyun membuat Jangmi menoleh

Yeoja itu menatap bingung Changkyun yg sudah merekahkan senyum tipis padanya

"Memberi vote pada cerita yeoja itu" terang Changkyun menjawab tatapan bertanya yg Jangmi arahkan

"Whae?" Masih dengan ekspresi bingung, Jangmi bertanya

"Karena itu hanya akan membuat karyanya semakin terkenal" jawab Changkyun mudah

"Memangnya kenapa jika karya Naya semakin terkenal, bukankah itu baik" balas Jangmin

"Oh God...bagaimana itu bisa menjadi baik. Itu hanya akan membuat karyamu tak terlihat Jangmi-ssi, jadi bagaimana itu menjadi baik" dengan gaya sedikit hiperbola, Changkyun membalas

"Dia akan mengalahkanmu, kau bilang itu baik" menatap dalam mata Jangmi, Changkyun berujar dengan intonasi yg tak berubah

"Jangmi-ssi...itu tidak boleh terjadi, tidak boleh. Karena...diatas kertas kau unggul darinya. Pengemar-mu, voting untuk kartamu. Semuanya lebih baik dari dia. Jadi...karyanya tak boleh lebih terkenal darimu" provokasi Changkyun

"Jangan biarkan dia berada diatasmu Jangmi-ssi, kau tak boleh membiarkan itu terjadi. Abaikan saja karyanya, karena itu juga tak akan merugikannya. Fokuslah menambah penggemarmu. Sebab itu lebih baik daripada kau membuang waktu memberi vote yg akan menaikan posisinya. Biarkan dia tetap dibawahmu, dan berlayarlah dengan ketenaran yg kau miliki" lanjut Changkyun yg membuat Jangmi membisu

Menatap lurus, Jangmi memikirkan kata2 Changkyun yg terus berulang seperti mantera didalam kepalanya. Sementara sang pemberi mantera sudah mengembangkan senyum lebar, karena sudah mulai menarik sang target dalan jeratnya.

°°

Jangmi menggepalkan tangan kesal, saat mendengar beberapa orang yg duduk dibelakangnya berbincang membahas tentang webtoon milik Naya. Dengan nada antusias, orang2 itu terus menceritakan bagaimana mereka menikmati cerita yg dibuat sang sahabat. Urai tawa yg berderai diantara cerita yg mereka bagi, dan intonasi bahagia yg mereka perdengarkan berhasil membuat Jangmi terganggu. Menjadikan yeoja itu segera menatap tajam kumpulan orang yg masih berujar didekatnya.

"Lihat...bagaimana dia dan ceritanya yg berlebihan itu terus mendapat perhatian orang2" entah sejak kapan, sosok Changkyun sudah duduk didekat Jangmi. Menjadikan yeoja itu terperanjat dan menoleh padanya

"Kau.." tunjuk Jangmi pada sosok yg tanpa permisi sudah menikmati ice capucino pesanannya

"Bahkan mereka mulai membandingkan karyamu dengan miliknya" dengan ujung dagunya, Changkyun menunjuk orang2 yg sejak tadi membahas webtoon milik Naya

Jangmi mengarahkan kembali pada kerumunan itu. Dan menggepalkan tangannya kemudian. Changkyun tersenyum lebar melihat hal tersebut. Sementara Jangmi yg tak mendapati senyum itu, kembali menatap tajam orang2 didekatnya.

"Orang yg posisinya tak lebih baik darimu mendapatkan perhatian seperti itu, tidakkah seharusnya kau merasa iri Jangmi-ssi" ujaran Changkyun membuat Jangmi kembali menoleh padanya

"Harusnya semua itu menjadi milikmu. Antusias itu, pujian itu, dan juga kebahagiaan itu. Kaulah yg harus memilikinya, bukan seorang Yoo Naya yg bahkan tak memiliki penggemar sebanyak dirimu" lanjut Changkyun

"Bagaimana bisa seorang yg menjual airmata untuk menarik perhatian mengalahkan potensi menulismu? Apakah itu terdengar realistis?" Changkyun berujar penuh provokasi

"Jika aku jadi kau, aku akan sangat...sangat iri. Kenyataan itu benar2 membuatku cemburu. Dan aku tak akan pernah menerima hal tersebut, tak akan pernah" dengan nyaman, Changkyun menyandarkan tubuhnya dikursi

"Lalu aku harus apa? Dia sudah mendapatkan semua itu, jadi aku harus apa?" Sedikit ketus, Jangmi berujar

"Itu adalah pertanyaan yg kutunggu sejak tadi" Chanyun menegakkan posisi duduknya

Menatap lekat kedalam mata Jangmi, Changkyun menarik senyum lebar sebelum kemudian mengurai kata2 yg membuat yeoja itu masuk dalam perangkapnya.

°°

"Jangmi-ya....kau kenapa?" Tanya Naya pada Jangmi saat memiliki kesempatan berbincang dengan yeoja itu

Jangmi memandang datar Naya, sebelum kemudian berujar dingin

"Memangnya kenapa?" Uraian tanya membalas pertanyaan Naya

"Kau sedikit berubah" jawab Naya yg dibalas senyum sinis Jangmi

"Benarkah? Aku berubah?" Balas Jangmi yg disambut Anggukan pelan Naya "aku tak merasa aku berubah, jadi jangan berlebihan" Jangmi mengurai tawa yg terdengar dipaksa

"Tidak Jangmi-ya, kau memang berubah. Tidak hanya aku yg merasakannya, Nari juga..."

"Aaah....jadi fans setia-mu menegaskan hal tak masuk akal itu padamu" Jangmi tak membiarkan Naya menyelesaikan kalimatnya "kenapa kau selalu mendengarkannya? Apa karena dia satu2nya penggemar setiamu? Kalau memang seperti itu, bukankah seharusnya kau berhenti dekat dengannya. Karena kau jadi berlebihan karena mendengar omong kosong darinya" Sambung Jangmi yg membuat alis Naya nyaris bertaut

"Jangmi-ya...apa yg kau katakan? Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu pada Nari?" Menatap tak percaya, Naya berujar

"Whae? Kenapa aku tak bisa mengatakan hal itu? Apa karena dia itu penggemar setiamu?" Sinis Jangmi

Naya terbungkam dengan apa yg diucapkan Jangmi padanya. Kalimat sinis yeoja itu dan tatapan dinginnya, membuat lidah Naya kelu sesaat.

"Jangmi-ya...sebenarnya ada apa? Apa aku membuat kesalahan, sampai kau bersikap seperti ini?" Naya coba mencaritahu

"Tentu...tentu saja kau membuat kesalahan Naya-ya, tapi kau saja yg tak menyadarinya" balas Jangmi

"Benarkah? Aku membuat kesalahan padamu?" Sambut Naya "apa kesalahan yg kubuat padanu Jangmi-ya?" Tanyanya kemudian

"Kesalahanmu adalah, karena kau selalu ada diatasku. Kau selalu unggul melebihiku, disaat kau tak memiliki penggemar lebih banyak dariku. Karyamu, ceritamu, selalu saja mendapat pujian banyak orang. Dan aku...aku hanya terlihat seperti bayangan karena cerita yg kau buat" urai Jangmi dengan sorot mata yg dipenuhi emosi

"Jangmi-ya...bukankah sudah kukatakan, kalau kau tak harus..."

"Ya...kau sudah mengatakan hal baik padaku. Memberiku motivasi agar aku percaya diri dengan apa yg kubuat. Tapi apa kau melakukannya? Apa kau juga percaya diri dengan karya yg kau ciptakan?" Jangmi memenggal ucapan Naya

"Jawabannya tidak...karena kau mencoba menarik perhatian dengan cerita sedihmu. Kau menyisipkan kepedihan yg kau rasa, agar semua orang memperhatikanmu. Kau...mencoba menarik perhatian dengan rasa sakit yg kau punya" tuduh Jangmi membuat dada Naya seketika merasa sesak

"Kenapa sejak awal tidak jujur saja Naya-ya? Kenapa sejak awal kau tak mengatakan kalau kau membuat webtoon hanya untuk mencari perhatian? Kenapa mengatakan kalau kau ingin berbagi, dan mengajarkan tentang bagaimana luka itu terlihat indah? Kau dan aku sama bukan? Kita sama2 menginginkan perhatian. Hanya saja...aku lebih jujur darimu, karena setidaknya aku tak bersembunyi dibalik kesedihanku" menatap sinis Naya, Jangmi berujar ketus

Naya tak membalas. Uraian panjang Jangmi membisukannya. Sesaat bahkan Naya kehilangan seluruh kata2 miliknya. Sebelum kemudian bisa berujar dengan suara rendah dan berat.

"Aaah...jadi begitu..." Naya menarik senyum getir "aku baru tahu jika dimatamu, aku serendah itu. Aku pikir kau berbeda dari orang2 yg menilaiku rendah. Tapi ternyata..." Naya mengangguk pelan

Menarik nafas dalam cukup panjang, Naya semakin merekahkan senyum getir diwajahnya. Sebelum kemudian menatap lurus mata Jangmi.

"Mianhae Jangmi-ya, karena aku melakukan kesalahan yg menyakitimu. Aku...tak tahu aku sudah melakukan kesalahan besar padamu. Kupikir...ceritaku tak akan menjadi luka bagi orang lain, tapi ternyata aku salah" mempertahankan senyum diwajahnya, Naya berujar

"Kalau merasa menyesal berhentilah membuat cerita. Karena aku akan terus merasa terluka jika kau melakukannya" sambut Jangmi

"Tidak...aku tak akan melakukannya" tolak Naya

"Whae? Apa karena kau masih menerima banyak pujian?" Jangmi kembali berujar sinis "lalu haruskah aku membuat orang2 itu benar2 meninggalkanmu?"

"Lakukanlah, jika itu membahagiakanmu" dengan nada tenang, Naya membalas

"Baiklah...aku akan melakukannya, aku akan membuatmu kehilangan mereka" dengan wajah geram Jangmi membalas, sebelum beranjak berlalu dengan langkah kesal

Naya yg ditinggalkan menarik nafas berat. Senyum yg dikembangkannya memudar kini, berganti ekspresi wajah sedih.

°°

Wonho menyilangkan tangannya didada, seraya menatap lekat Changkyun yg tersenyum bangga dengan hasil yg didapatnya.

"Lalu....bagaimana hasil akhirnya?" Pertanyaan Wonho menarik perhatian Changkyun

Changkyun yg semula sibuk menatap layar ponselnya, segera memandang lurus Wonho.

"Happy after ever, the end" jawab Changkyun yg membuat Wonho mengerutkan keningnya

"Persahabatan mereka berakhir. Dan yeoja itu...membentuk satu demi satu kebohongan, untuk menjatuhkan sang lawan kedalam keterpurukan" jelas Changkyun membalas tanya yg tergambar diwajah Wonho

"Wuaaah...bisa seperti itu??" Minhyuk yg kebetulan mendengar perbincangan tersebut, segera bergabung karena penasaran

"Bahkan seharusnya bisa lebih buruk dari itu, jika saja dia lebih berani" sambut Changkyun

"Lalu buatlah dia menjadi lebih berani melakukannya" balas Wonho

"Haruskah?" Menaikan satu alisnya, Changkyun bertanya pada Wonho

"Jangan setengah2 jika bekerja. Lakukan sampai dia benar2 mendapatkan dosa yg lebih banyak" menyandarkan tubuh dengan nyaman ke sofa, Wonho berujar

"Itu benar....lakukan dengan baik Kyunie" Minhyuk mengusap sayang rambut Changkyun

Changkyun terdiam untuk berpikir, sebelum kemudian menarik senyum penuh arti diwajahnya.

"Baiklah" tukas namja pemilik suara berat itu

°°

Naya memandang lirih Jangmi, yg justru membalasnya dengan tatapan tajam.

"Tidakkah cukup hanya membenciku? Haruskah kau juga membenci Nari dan bersikap kasar padanya hanya karena kau iri padaku?" Ujaran lemah Naya menyapa telinga Jangmi

"Dia yg memintaku melakukannya. Dia yg berkeras terus ada disisimu bahkan setelah aku memintanya berhenti melakukan hal itu. Jadi...jangan salahkan aku jika aku membencinya" jawab Jangmi mudah

Naya tercekat mendengar itu. Tenggorokannya bahkan terasa sakit karena kalimat panjang yg diurai seseorang yg pernah disebutnya sebagai sahabat

"Jangmi-ya...haruskah semuanya berubah seperti ini? Tidakkah semuanya bisa kembali seperti dulu?" Naya berujar dengan suara bergetar

"Jika kau melakukan apa yg kuminta, mungkin itu akan terjadi. Tapi kau menolaknya bukan. Kau tak mau berhenti bahkan setelah aku memintanya" Jangmi membalas

"Jangmi-ta bukankah kau tahu kenapa aku tidak ingin berhenti?"

"Tentu saja" jawab Jangmi cepat "untuk mendapat sesuatu yg seharusnya kumiliki bukan?" Lanjutnya menambah sesak yg sudah menekan dadanya

"Jangmi-ya" nyaris tak bersuara, Naya berujar

"Kau berusaha merebut perhatian orang2 yg seharusnya kumiliki bukan" lanjutnya yg dibalas gelengan pelan Naya

"Jangan berbohong Naya-ssi, jujur saja. Karena kau terlihat munafik jika terus mengurai kebohongan itu!" Ucapan Jangmi seketika membuat Naya merasa asing dengan sosok dihadapannya

"Menggambar webtoon hanya karena menyukainya? Omong kosong" Jangmi tersenyum sinis "kau sama sepertiku, perlu perhatian dan popularitas. Jadi jangan berbohong dan memakai topeng. Jujur saja dengan tujuanmu Naya-ssi"

Naya menarik nafas dalam, sebab rasa sesak semakin menghimpit dadanya.

"Beruntung aku yeoja yg baik, jadi aku membantumu mendapat perhatian. Bukankah menyenangkan diperhatikan orang2 sekarang ini. Terlebih...oleh pada hatter" Jangmi memandang Naya dengan tatapan mengejek

Tak ada yg diucapkan Naya, yeoja itu diam untuk mengontrol perasaannya. Sedanhkan sosok Jangmi tersenyum senang, karena berhasil membungkam sang lawan dengan ujaran sinisnya.

"Ne...itu menyenangkan, bahkan sangat menyenangkan. Maka buatlah kebohongan yg lebih buruk tentangku. Karena...itu akan semakin membuatku bangkit" kalimat tenang Naya, memudarkan senyum Jangmi

"Bukan satu dua kali aku terluka, tapi sudah ratusan kali. Jadi...jika kau menambah luka lagi, maka aku akan sangat menikmatinya. Aku orang yg tumbuh dengan luka Jangmi-ya. Jadi aku tak akan mudah jatuh karena luka. Bahkan jika dunia ini terus memberikan luka padaku karena mu, aku masih akan tetap bangkit dan akan selalu bangkit" berujar pasti, Naya membalas semua yg diurai Jangmi seraya tersenyum

"Kau sangat sombong" ketus Jangmi menghadirkan senyum tipis diwajah Naya

"Terimakasih atas pujiannya, Shin Jangmi-ssi. Aku terkesan dengan pujian itu" sambut Naya masih dengan senyum yg menghias wajahnya

Jangmi menggepalkan tangan kuat, karena merasa kesal. Sedangkan Naya memilih berlalu, untuk menghindari berdebat lebih jauh dengan Jangmi.

"Gerae...maka nikmatilah lukamu" Jangmi menatap tajam punggung Naya yg menjauh

Membiarkan fokusnya terus mengarah pada sosok Naya, Jangmi kemudian meraih ponsel disakunya. Mengurai komentar kebencian yg penuh kebohongan, yeoja itu coba terus menjatuhkan sosok yg selalu menghadirkan rasa iri dihatinya.

"my job is very good isn't it?" Changkyun berujar seraya menoleh pada Wonho yg menemaninya

"Ya...itu baik" Wonho mengangguk pelan "walau tak lebih baik dari Kihyunie" sambung Wonho membuat Changkyun mengembungkan pipinya

"Kenapa selalu Kihyun hyung yg terlihat baik dimatamu hyung" protes Changkyun

"Karena memang dia sering melakukan yg terbaik" jawab Wonho mudah

"Aku juga melakukan dengan baik hyung" sambut Changkyun

"Ya...itu benar, karena itu aku memujimu kan?"

"Tapi kenapa harus ada perbandingan dengan Kihyunie hyung? Tidakkah cukup memujiku saja tanpa membandingkan dengannya?" Changkyun memasang wajah merajuk

"Whae? Kau iri?" Wonho tersenyum simpul

"Aku Leviathan" Changkyun meninggiman satu oktaf nada suaranya

Wonho tertawa mendengar itu, dan nampak mengusak lembut rambut Changkyun yg terlihat tengah merajuk

"Kyeopta" ucapnya seraya beranjak

"Ishhh" decih Changkyun yg kemudian mengikuti langkag kaki Wonho dengan gerakan kesal

"Hyung ... stop talking about kihyunie hyung if you're with me" menguncang lengan kekar Wonho, Changkyun berujar

"Sirro" tolak Wonho seraya tertawa pelan

"Ckkk...hyunggg" rengekan Changkyun dibalas tawa ringan Wonho

°°

Rasa rendah diri adalah cara memunculkan iri dihati manusia. Dan dengan rasa iri, manusia akan saling membenci. Rasa benci memudahkan manusia untuk bisa menyakiti orang lain dengan mudah. Secara langsung, ataupun secara tersirat. Rasa iri tak akan membuat manusia berhenti membenci orang lain. Sebab dia hanya akan membuat manusia memiliki ribuan alasan untuk tidak menyukai segala hal yg menjadikannya iri. Bahkan jika itu mengharuskannya membentuk kebohongan, maka dia akan melakukan hal tersebut untuk sekedar memuaskan rasa iri yg tertanam dihatinya.

-LEVIATHAN-


TBC

Seorang teman menginspirasi penulis untuk membuat alur cerita ini.
Dan penambahan bumbu penyedap dilakukan untuk membuat cerita lebih dramarama.

Hanya sekedar menginggatkan. Bahwa segala hal tak baik didalam ini, tidak untuk ditiru. Jadi harap bijaksana dalam membaca ataupun mengambil kutipan dari cerita ini.

Dan...untuk hari ini, apa kau mendapatkan sesuatu?

Sorry for typo
Thanks for reading & votement

🌻Haebaragi🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro