Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 1 | Pemuda Kota Heterokrom

"Hotaru, kemari, ini jatah ikanmu."

Hotaru―kucingku dengan corak belang tiga pada bulunya, mendekat perlahan. Aku tersenyum tatkala memandanginya yang sedang lahap. Imut, pikirku. Sinar mentari mengintip dari balik rimbunnya daun pohon di depanku. Aku menengadah, berlaku sama seperti sang surya, mengintip sinarnya yang begitu menyilaukan mata. Tapi dalam rimbunnya dedaunan itu, entah kenapa efeknya malah cukup menenangkan. Rambutku tersapa halus oleh hangatnya angin musim panas, ini sangat membuaikan, hingga membuat mataku terpejam untuk sekedar membiarkanku lebih terbuai.

"Meow"

"Ada apa Hotaru?"

Aku menoleh, mencoba mencari tahu apa yang dapat mengalihkan pandangan Hotaru dari santapan lezat di hadapannya. Nihil, aku tak dapat menemukannya.

"Meow." Suara Hotaru semakin keras, dan tak lama kemudian, kucing itu berlari kencang menuju persimpangan jalan yang tak begitu lebar. Refleks, aku mengejar. Ada apa dengan Hotaru? Dia tampak aneh.

"Hotaru, kemari kau kucing nakal! Kembali dan habiskan makananmu."

Meow. Kali ini bukan suara Hotaru.. lebih lembut dan samar. Apa jangan-jangan, dasar Hotaru nakal. Kucing betina bisa lebih membuatmu berpaling―

Brugh!

Aku menabrak seseorang ketika berlari tanpa menengok kanan-kiri di persimpangan jalan, hingga jatuh terduduk. Aku mendongak, menatap siapa yang telah kutabrak. Manik mata dengan dua warna yang berbeda, demikian juga rambutnya. Aku tertegun sesaat, hampir-hampir tenggorokanku ikut tercekat.

"―Ah, pemuda kota heterokrom!" Gumamku sambil tersenyum. Ini ketiga kalinya kulihat ia berjalan kemari. Apa dia tersesat?

"Aku minta maaf.." belum selesai aku berucap, ia sudah melenggang, seolah tak menganggapku ada. Aku mendecih kesal, memang dia siapa? Dia hanya anak kota yang akan berlibur ke rumah kerabatnya di desa ini kan?

Aku berjalan menyusulnya, kembali memasang senyum. "Hei pemuda kota heterokrom. Aku tahu kau sedang kebingungan. Mau kubantu?"

Dia hanya melirik, menjawab dengan intonasi datar, "Kalau kau tak keberatan." Hanya itu ucapnya, tanpa senyuman, sedikit tak berkenan.

Sepertinya, di musim panas di desa ini, tidak ada yang lebih dingin dari sifat dingin sang pemuda kota heterokrom yang berjalan di sampingku.[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro