Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

13. Bahagia Itu Sederhana (Tamat)

POV Tiara

Aku hanya duduk memandangi kesibukan Mamah mertua. Sesekali tersenyum manis pada para tamu atau sanak keluarga yang datang.

"Ini." Mamah menyodorkan alas bedak padaku.

"Buat apa Mah?" tanyaku bingung sambil menerima alas bedak dari Mamah.

"Buat diolesin sama bayi atau anak kecil yang kamu suka. Kata orang tua dulu semacam doa biar anaknya kita kayak yang kita olesi entah itu cantik, ganteng, pinter, gitu."

"Ooo. Begitu."

"Kamu boleh percaya boleh tidak. Namanya juga harapan, sekalian melestarikan budaya nenek moyang. Sana kamu cari anak yang kamu suka. Kamu olesi. Terus jangan lupa kasih uang saku ya?"

"Hehehe. Iya Mah. Tapi ada-ada aja ya Mah kepercayaan orang jaman dulu. Lagian ini anak Tiara sama Mas Gilang. Ya kalau gak mirip Tiara ya mirip ...."

"Gilang."

Cup.

Aku melotot ke arah Gilang yang tiba-tiba datang dan langsung mencium pipiku. Refleks kucubit perutnya. Dasar kebiasaan! Lihatlah dia cuma tertawa. Mamah mertua cuma tersenyum melihat tingkah kami yang mungkin menurutnya lucu.

"Kebiasaan!" bisikku gemas.

"Biarin. Kan halal. Atau mau yang lain? Nanti malam ya, dijamin puas. Eh, tapi aku juga bakalan ... Aw! Hahaha."

Lagi, aku mencubit perut Gilang. Bahkan aku sengaja memukulinya. Dia hanya tertawa. Ya Tuhan, kenapa aku punya suami model begini sih?

Deg. Tiba-tiba aku berhenti. Suami ...? Kenapa sekarang aku selalu refleks mengatakan dia suamiku?

"Kenapa?" tanya Gilang heran melihatku tiba-tiba terdiam.

"Gak! Gak papa."

"Udah mainnya nanti lagi di kamar hehehe. Ayok kita mulai aja."

"Emangnya udah siap semua Mah?"

"Udah, Lang, ini mamah baru ngasih alas bedak sama Tiara buat diolesin sama anak-anak. Kamu udah nyiapin uangnya?"

"Udah dong Mah, yuk Dek cari yang cantik-cantik tapi pasti anak kita cantik sih kayak aku."

"Ck. Aku lah." Aku tak terima kalau anakku lebih mirip Gilang.

"Taruhan yuk, pasti mirip aku. Orang kamu sebel terus sama aku."

"Terserah!" lalu memilih berlalu untuk mencari anak-anak kecil. Gilang hanya tertawa tapi segera mengikuti langkahku.

Dengan antusias aku mengikuti acara tujuh bulanan kehamilanku. Tampak semua orang bahagia pun diriku. Aku masih menatap orang-orang yang sibuk mengambil uang receh.

Grep.

Sebuah lengan terasa melingkar di perutku.

"Bahagia itu sederhana Sayang, asal kita sehat dan hati kita terbuka kamu akan mudah tersenyum dan senang."

"Kamu tahu. Apa yang membuat aku mudah mencintaimu meski kamu jutek dan dingin?"

Aku menggeleng, terlalu shock mendengar Gilang bicara tentang cinta.

"Senyum kamu. Senyum bidadari dingin yang sangat cantik yang mampu membuatku terpesona. Jadi Sayang, jangan lupa senyum ya? Biar aku selalu jatuh cinta setiap hari sama kamu. Dan ... aku akan tetap bersabar menunggu kamu jatuh cinta sama aku. Karena aku yakin. Kamu juga cinta sama aku. Dan ... aku berharap saat kamu jatuh cinta sama aku. Setiap hari kamu harus bilang aku cinta sama Mas Gilang."

Gilang menarik kedua bahuku lembut hingga posisi kami berhadapan.

"Aku cinta kamu. Aku cinta keluarga kita. Aku ingin bahagia dengan kamu. Berjanjilah, untuk selalu bersamaku. Bahagia bersamaku. Gunakan waktu sebanyak apapun yang kamu butuhkan untuk belajar mencintaiku. Aku akan sabar menunggu."

Hening. Kami saling menatap dalam diam.

"Aku harap kamu selalu bahagia Tiara. Dan semoga aku menjadi salah satu sumber kebahagiannmu."

Gilang merengkuhku dalam pelukannya. Tanpa sadar aku pun ikut memeluknya. Aku bahkan tak peduli dengan keusilan keluarga kami. Karena kini, hatiku sedang bahagia. Gilang benar, bahagia itu sederhana. Aku hanya berharap semoga aku benar-benar mampu menerima Gilang seperti halnya aku menerima benihnya yang kini berada di dalam perutku.

Tamat

🌺🌺🌺🌺

Alhmdulillah, Versi WP tamat ya. Versi lengkap mampir aja di Kbm aplikasi dengan judul yabg sama dan cover yang sama. Sampai jumpa di cerita selanjutnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro