Prologue
A/N : WARNING! GORE(?) ALERT! Yang gak sanggup menanganinya(?) Silahkan skip atau keluar dari story ini, oh bagi yang merasa ngilu, aku punya ember gratis buat kalian muntah-muntah //enggak// ^^ dan terima kasih sudah mau mampir kelapak ini, silahkan membaca~
###############
"...Mppph! Mmmphn!!! Mmmphhh!!! Mmmph!!! Mmmph!!!"
Seorang gadis kecil berumur 10 tahun berambut (H/C) dengan mata berwarna (E/C) menangis tak henti-hentinya ketika tangannya diletakkan disebuah mesin aneh. Mulutnya dibekap dengan sebuah handuk kecil yang didalamnya dimasukkan obeng yang digulung didalam handuk tersebut. Badannya diikat dikursi dengan sekujur perutnya dililiti oleh tali tambang. Tangan kirinya diborgol dipegangan kursi. Kaki kecil gadis itu mencoba menendang-nendang meja dengan seluruh tenaganya, berusaha menjatuhkan mesin aneh itu dari tangan kanannya.
"Ah, handuknya jangan terlalu digigit (Y/N)-chan~ Kau hanya akan membuat gigi susumu itu patah, didalamnya kumasukkan obeng loh, ingat tidak?~ itu supaya teriakanmu tidak meluber keluar dari gudang ini, bisa repot jika ketahuan oleh tetangga sebelah bukan?"
Gadis itu kini meronta, menggeleng-gelengkan kepalanya seperti kesurupan, membuat rambutnya yang indah, kacau dan terlihat berantakan. Air mata telah membasahi seluruh wajahnya. Melihat hal ini 'Seseorang' itu, terkikik geli memandanginya.
"Fuh-- duh, ahahahaha, apa ini? Kau terlihat jelek jika berbuat seperti itu, tapi tak apa, aku tak mempermasalahkannya kok~"
Kriet~
Kriet~
Kriet~
Kriet~
'Seseorang' itu memutar pedal dari mesin itu, dan kedua besi dari benda itu sedikit demi sedikit mulai mengapit tangan gadis malang tersebut, bisakah kau membayangkannya? Tanganmu diletakkan disebuah mesin yang terlihat seperti mesin pemecah buah kenari atau mungkin lebih tepatnya-- alat interogasi? Alat penyiksaan? Alat pematah-- atau apapun itu? Sedikit demi sedikit tanganmu terjepit diantara kedua besi yang akan saling bertubrukan itu, dan yang bisa kamu lakukan hanyalah menjerit dalam hati.
"Mau kau akan menjadi jelek, walau kau akan jadi buta, bisu, pincang, walaupun kau telah menjadi nenek-nenek sekalipun-- ukh, duh hahaha, ups, tak seharusnya aku tertawa dibagian itu ya?"
Kriet~~~
"Nah, (Y/N)-chan~ sekarang aku akan bertanya sekali lagi padamu-- apa kau sudah mencintaiku sekarang?~"
Ba-dump
Jantung gadis kecil malang itu berdetak kencang, kata-kata itu... ia sudah sangat mengingatnya. Setiap hari, setiap saat, setiap waktu, setiap jam dan setiap menit. Setiap pertanyaan yang dikeluarkannya selalu dia balas dengan jawaban yang sama.
"...mphhh..."
<Tidak mau>
"...heee~..."
Kriet~
Tatapan ceria 'seseorang' itu berubah menjadi pandangan yang amat dingin. Ia mendesah panjang lalu dengan satu tangan ia memukul pedal mesin itu dengan dentuman tinju kerasnya tertinggal dimeja tersebut.
"Oh, baiklah--"
BRAK
Kriet--
KRAKKK
"?! MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHNNNNNNNNNNNNMNNNNNNNNNNNNNMNNNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Itu adalah jeritan yang melengking tinggi, memang sudah sepantasnya begitu... karena saat ini-- tulang tangan kanannya patah dan patahan tulang itu menonjol timbul dari kulit tangannya membentuk sebuah benjolan besar disana.
Gadis itu menarik nafasnya dengan irama tak menentu, layaknya seseorang yang mengidap penyakit asma akut, sambil memelototkan matanya yang mulai berkunang-kunang, ia sekilas dapat melihat tangan kanannya memiliki memar ungu besar disana, benjolan yang terlihat menyakitkan menonjol keluar. Air matanya mulai menetes layaknya air hujan.
"Ups... sepertinya tulang tanganmu patah, sini, kubantu kau memperbaikinya--"
"?! Mmmph--!!!"
'?! Jangan--!!!'
Brukkk
KREK
"MMMMMMMMMMPPPPPPPHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
'Seseorang' itu 'membantu' gadis kecil tersebut dengan memukul balik tulang yang patah itu kembali keposisinya, membuat badan si gadis kecil yang baru berusia 11 tahun itu melonjak kaget dari kursi, matanya melotot lebar dengan air mata yang mulai terlihat keruh. Mulutnya menganga lebar dengan ekspresi tak terbaca. Badannya bergetar tak karuan seperti disengat listrik jutaan volt.
"Mmmph--"
'Kena...pa...'
Bruk!
Pssssh~
"...Pfft! Ahahahahahahahaha! (Y-Y/N)-chan? Kamu pipis dicelana? Padahal sudah kelas 5 sd bukan? Hahaha, gawat, aku harus mengabadikannya--"
Didalam pandangan mata yang kian memudar itu yang bisa gadis itu lihat hanyalah 'seseorang' yang akhirnya menyalakan saklar lampu, menampilkan tampilan sebuah gudang tak terpakai. 'Seseorang' itu sibuk mengaduk-aduk isi tasnya dan mengeluarkan sebuah kamera dari dalamnya.
"Oh, ini dia! Nah, ayo senyu-- ah, tunggu dulu..."
Sret sret
Buk!
'Seseorang' itu melepaskan handuk kecil yang membekap mulut gadis kecil itu, dari dalamnya terjatuh sebuah obeng. Kepala gadis itu oleng kepahanya sendiri, badannya terlihat remuk akibat syok yang diterimanya barusan. Wajahnya juga memucat dengan gigi yang saling bergemeretakan seperti orang yang sedang kedinginan dimusim dingin.
Ia memandangi 'seseorang' itu dengan badan bergetar hebat, membuka mulutnya dan bertanya dengan pandangan mata yang mengatakan 'Kenapa? Kenapa kau lakukan ini padaku?'
'Seseorang' itu tersenyum manis, dengan jari telunjuknya menyusuri area bibir gadis yang ikut memucat itu, ia memainkan saliva yang menetes keluar dari bibir gadis kecil tersebut, menarik sudut bibir gadis itu paksa membentuk sebuah senyuman.
"Aku sudah mengatakannya bukan?~ itu karena--"
--Aku mencintaimu~
###############
DEG
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA--!!!!!!!!!!!"
BRAK
"(Y/N)?! (Y/N) KAU KENAPA?! HEI! BANGUN! KUBILANG BANGUN!!!"
Sret!
"--Kyaaa?!"
Bruk
"Aww! Apa-apaan--"
Kau membuka matamu paksa lalu mengelus-elus pantatmu yang telah mendarat mulus dilantai. Disaat kau menatap keatas, sebuah pandangan tajam membuatmu merinding disko.
"Hiii!!! Ta-tante Kanna--"
"Sudah kubilang-- JANGAN PANGGIL AKU TANTE!!!"
"KYAAAKKK!!! MAAFKAN AKU TAN-- MAKSUDKU, KAKAK!!!"
PLANG!!!
-Time Skip-
Beberapa menit kemudian kau sudah selesai beberes kamar, memakai baju seragam sma mu dan memilah buku-buku tulis apa yang akan kamu bawa hari ini. Kau mulai menyisir rambutmu dan mulai berkaca didepan kaca meja riasmu.
"Hmm! Kurasa sudah siap-- atau juga tidak--"
Kau menatap pantulan dirimu dicermin, mendecih kesal lalu mencoba untuk merapikan dasi yang kau pakai. Hari ini adalah hari pertama kau akan memasuki bangku sma. Kau ingin menampilkan yang terbaik dihari pertamamu.
"Hmm... heh? Bagaimana sih cara pakai dasi? Ah, ribet amat!"
Kau mencoba mengikatnya dengan benar agar terkesan rapi. Kesan pertama itu penting bukan? Sembari melihat tanganmu yang malah terbelit-belit oleh dasimu sendiri, tanganmu tiba-tiba terhenti. Pandanganmu kini jatuh pada arah pergelangan tangan kananmu. Tangan kanan yang mulus tanpa bekas luka sedikitpun.
"...Yah, tentu saja bekasnya sudah menghilang... kan sudah 5 tahun sejak kejadian itu terjadi."
Mimpi tadi itu-- bukan, itu jelas-jelas bukan mimpi melainkan kejadian yang memang pernah terjadi sebelumnya. Bisa dibilang-- ingatan masa lalu?
"Urgh... untuk apa juga aku masih memikirkannya?! Ah, Sial!!!"
Akhirnya dengan asal-asalan kau mengikat dasimu, mengambil tas yang berada disudut kamar dan berlari kearah ruang tamu. Disana tante-- maksudnya Kanna nee-san tengah membakar roti bakar. Kau menepuk pundaknya dan tersenyum riang padanya.
"Ohayou, Kanna-nee-- yaiks!"
"Akh, copot jantungku copot!!!"
Brak!
"Ekh! Roti bakarnya!"
Dengan sigap kau mengumpulkan 4 lembar roti tawar tersebut kemeja, mengambil satu diantara 4 roti tersebut dan berlari mengenakan sepatu.
"Hei! Kok dimakan sih! Kan sudah jatuh kelantai!"
"Belum 5 menit kok! Lagian lantainya juga bersih! Aku pergi dulu ya Kanna-nee--"
"Hei Uang belanjamu? Bekalmu bagaimana?!"
"Uang tahun baruku masih ada kok! Hari ini aku gak bawa bekal karena baru hari pertama! Dah lagi Kanna-nee!"
Klek
"Eh?! Tunggu dulu! Pulangnya titip daun bawang dong-- ah, dia sudah menghilang--"
Menghela nafas panjang, Kanna tersenyum kecil lalu mengeluarkan rokok dari dalam saku celana jeansnya. Ia menyalakan api diujung rokok tersebut dan mulai menghisap asap dari rokok tersebut.
"Huh... bahagia banget anak satu itu, memang apa enaknya masuk dihari pertama ke sma? Anakmu memang tak dapat ku mengerti sama sekali kak."
Sebuah pigura terpajang diruang tamu, menampilkan sosok 4 keluarga didalamnya.
"Aku bingung... apa dia lebih mirip ayahnya atau ibunya, haaah, bodoh deh..."
-(Y/N) PoV-
Aku berlari melompati Barikade penghalang jalan, jejak sepatuku terprint jelas disemen basah yang baru dituangkan dijalan berlubang yang baru diperbaiki. Seorang bapak pekerja lalu meneriakiku.
"Hei gadis muda! Jangan menginjak semennya--"
"Maaf pak! Tapi sudah terlambat!"
"Oh terlambat kesekolah? Ya hati-hati deh!"
"Eh... maksudku bukan terlambat yang itu-- tapi ya sudah deh."
Dan~ begitulah... Sembari bersweatdrop ria aku tetap melanjutkan lari pagiku sambil menghirup udara pagi yang segar.
Namaku (F/N) (L/N), biasanya semuanya memanggilku (Y/N). Hari ini aku akan memasuki jenjang sekolah menengah awalku. Sejak kejadian 5 tahun yang lalu aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk berubah menjadi seseorang dengan kepribadian yang baik.
'Aku takkan mengucilkan diriku sendiri seperti dulu lagi! Aku akan berubah mulai sekarang! Lagipula 'orang gila' itu tidak akan pernah dapat menjumpaiku lagi.'
"Yosh! Ganbare diriku! Yeay!!!"
Sambil melakukan high five kelangit-langit aku kemudian menatap langit, memandang burung-burung gereja yang terbang kearah gerbang sekolah.
"Sungguh pagi yang indah hehe."
"Semoga saja kedamaian ini akan terus berlanjut untuk selamanya."
Sambil berharap demikian didalam hati, kulangkahkan kakiku untuk bergerak maju, mencoba meninggalkan segala ingatan menyakitkan yang pernah kualami selama ini.
Inilah awalnya, awal dari segala macam tragedi kedepannya. Akankah awal dari musim semi ini akan membawakanmu pada kebahagian? Ataukah mungkin--
Malah sebaliknya?
.
.
.
.
.
TBC...
A/N :
Sedikit informasi untuk para pembaca baru yang baru mulai membaca cerita bergenre Xreader seperti ini~ (aku gk mau ya ditanya2 lg kek-- 'kak! Apa itu (Y/N)?, apa itu (H/C)?, apa itu (E/C)? jd pastikan kalian ingat intruksi ini baik2, bagi yg udah paham silahkan langsung aja di skip~)
*Y/N : Your/Name (Namamu/Panggilan akrab)
*H/C : Hair/Color (Warna rambutmu)
*E/C : Eyes/Color (Warna matamu)
*F/N : First/Name (Nama awalmu)
*L/N : Last/Name (Nama akhirmu)
*F/F/N : Favorite/Food/Name (Nama makanan kesukaanmu)
*F/D/N : Favorite/Drink/Name (Nama minuman kesukaanmu)
*Y/H/A : Your/Home/Adress (Nama alamat rumahmu)
*Y/E/N / E/N : Your/Enemy/Name or Enemy/Name (Nama musuhmu)
Dan lain sebagainya~
(Wkwk yg terakhir mungkin pas buat kalian yg ingin liat musuh bebuyutan kalian di RL mati gaya disini, lol~)
Dan well~ Halo! Alice disini! XD dan aku kembali lg membawa cerita baru-- cerita yandere yang entah udah berapa kali kupublish mulu (cerita yandere mulu maksudku uhuk) Udah YanKare ceritanya yandere, My Husband yandere, nah sekarang ini pula-- 4 cogan yang route nya mewakilkan 4 musim (wkwk entah kenapa aku makin merasa klu aku hanya bisa bikin cerita klu ada unsur yandere dan gore didlmnya aja deh ckck)
Dan yeay! Ini cerita XReader ke-2 ku huhuhuhuhu!~ >///< (sebenarnya kepalaku udah gk sanggup nemuin nama2 karakter baru lg jd kubikin jd XReader lg aja hehe~) *kena tabok*
Sooo~ bagaimana menurut kalian prologue nya? Aku pikir aku sudah berjuang keras untuk membuatnya :( semoga kalian tertarik ama ceritanya~
Otw bikin chapter 1 dan remake cerita 'It's Our Secret' TTwTT hiks... aku kangen ama anakq juga Kouta yg ganteng2 tp yan*uhuk*--re*uhuk*!!!
Semoga kalian mau menantikan berbagai informasi2 terbaru dariku! Dan jangan pernah lupa untuk memberi bintang dan komen kalian diceritaku, love you all, muahhh~~~ :"
See you next time!
Alice~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro