#75&76
Penyakit tidurku kambuh. Entah sudah berapa lama aku tertidur. Yang pasti, sekarang sudah siang. Siang keberapa yang sudah kulewati.
Yang kuingat, dini hari itu, sesaat setelah Nora sadar, aku menemaninya pulang ke rumahnya. Aku tidak mau meninggalkannya sendiri. Meski tidak ada luka di tubuhnya sedikit pun.
"Apa yang terjadi?" Begitu yang dipertanyakan Nora juga ibunya saat melihatku.
Yang bisa kukatakan hanyalah kebohongan demi menutupi kenyataan sebenarnya yang tidak bisa kuungkapkan. Karena aku tahu, tidak akan ada yang percaya dengan ceritaku.
"Ada yang ingin merampok Nora. Tapi karena ada yang melihat, tidak sempat mereka mengambil satu benda pun." Hanya itu yang bisa kukatakan. Meski aku tahu, menurut logika, hal itu tidak masuk akal. Ditambah lagi dengan kehadiranku yang juga suatu kejanggalan aneh. Tatapan curiga jelas terpancar dalam sorot mata ibunya Nora. Tapi aku berusaha menghindar dan mengalihkan.
Siang hari setelah kondisi Nora membaik, aku pamit pulang. Aku tidak mau berlama-lama di sana. Semakin lama di sana, semakin banyak kebohongan yang akan kuungkapkan.
Maka hari itu, aku bolos kerja. Sore harinya, aku yang kelelahan, bukan bersiap pergi kuliah, malah tertidur dengan pulas. Nyenyak hingga terlewati hari berikutnya.
Kini, kurasa, aku sudah melewati banyak hal. Akhir pekan yang kulalui dengan tidur sempurna.
**
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro