Dua hari ini aku menunggu kesempatan saat Arra tidak bersama siapapun. Kami sedang libur kuliah. Namun Arra punya kegiatan di kampus pagi hari dan menjelang petang dia baru kembali. Bahkan terkadang siang dia sudah pulang. Sementara aku baru pulang kerja menjelang malam. Saat aku pulang, dia sudah tidak terlihat.
Tapi beruntung bagiku kali ini. Aku melihatnya di luar saat aku pulang. Dia terlihat keluar dari toko dengan sekantong barang belanjaan. Aku langsung memanfaatkan kesempatan.
Dengan langkah secepat yang kubisa, kudekati Arra tanpa dia sadari. Kuketuk kepalanya hingga pingsan. Kupapah dia ke tempat yang lebih aman. Namun tangan kiriku langsung beraksi. Kucabut Imo di punggungnya. Kuremas kuat-kuat.
Masih sambil menggenggam Imo, kududukkan Arra di sudut gedung. Kuletakkan kantongnya di sisinya. Imo di tanganku meronta. Kuremukkan sekuatnya Imo di tangan. Hancur. Lalu kubanting ke tanah.
Terkadang aku sangat menikmati proses memusnahkan Imo. Sarung tangan Langit itu begitu hebat. Imo bisa hancur hanya dengan meremasnya saja. Terkadang aku tidak percaya melihatnya.
Satu Imo berhasil musnah. Satu lagi temanku terselamatkan dari Imo.
Mengerikan hidup tanpa bahagia.
Kutunggu Arra sampai sadar dan aku berpura-pura menolongnya. Dia terlihat bingung. Tapi aku berdalih tidak mengetahui apa pun. Kami pun kembali ke kamar bersama.
**
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro