Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#186 Life

Perayaan Hari Raya hari kelima biasanya akan meriah di lapangan dengan hiburan yang diadakan oleh pemerintah. Segala jenis hiburan akan digelar. Dan acaranya sendiri berlangsung sejak siang hingga malam hari. Semua orang selalu menikmati acara seperti ini.

Aku sangat menunggu momen ini. Bagaimana tidak, mungkin aku bisa bertemu Win di sana. Itu yang terlintas dalam benakku kini. Jika nanti tidak juga bertemu dengannya, berarti memang kami tidak berjodoh.

Aku mengantisipasi kemungkinan aku berubah lagi. Jadi, aku sengaja memakai pakaian serba gelap dan memakai mantel hitamku.

Senyum puas mengembang di wajahku. Selesai memandang diri sendiri di cermin, aku bergegas meninggalkan kamar.

Sang surya sudah hampir menghilang saat aku keluar kamar. Semakin malam, biasanya acara hiburannya semakin meriah. Dan tentu saja semakin ramai.

Aku menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Aku tahu, aku akan bertemu para Imo di luar sana. Jika aku tidak kuat, mungkin auranya akan membuatku lelah. Jadi, aku mempersiapkan diri sekuat mungkin untuk berhadapan dengan para Imo.

"Wow!" Aku terpana. Tahun ini memang luar biasa. Lapangan kota benar-benar menghentak.

Kuedarkan pandanganku ke seluruh tempat. Ramai. Sesak. Juga banyak Imo.

Entah karena tempatnya yang terlalu luas. Atau karena terlalu padat. Aku sama sekali tidak melihat Win.

Baiklah, kunikmati saja malam ini seorang diri.

Aku berkeliling, melihat satu pertunjukan ke pertunjukan lain. Seru. Meski seadanya, tampilan mereka begitu luar biasa. Ada tarian. Sulap. Juga beberapa penyanyi yang memperdengarkan suara indahnya.

"Mereka luar biasa," gumamku.

Lalu aku terpana. Auranya tidak begitu kuat tapi membuatku mencarinya. Hingga pada akhirnya, aku menyadari keberadaannya.

Dia begitu dekat denganku. Ya, sangat dekat. Bahkan aku bisa menyentuhnya jika aku mau. Namun aku ragu. Jika aku menyentuhnya, apa Imo bisa merasakan keberadaanku juga.

Kuperhatikan Imo itu baik-baik. Itu Young Imo. Seperti yang dijelaskan Win, Imo yang satu ini masih transparan dan jika tidak kutatap dengan saksama mungkin aku tidak melihatnya.

Karena padat pengunjung, tentu saja kami saling bersenggolan satu dengan yang lainnya. Jadi, aku ingin tahu apa yang terjadi jika Imo itu bersentuhan dengan orang selain orang yang ditungganginya.

Tembus.

Begitulah yang kulihat. Tiap kali ada yang melintas, orang akan selalu menembusnya. Sementara Imo sendiri akan diam saja tanpa terusik sedikit pun.

Sungguh mengerikan. Bulu kudukku pun meremang.

"Lebih baik aku pulang," putusku pada akhirnya. Lagi-lagi aku tidak bertemu dengan Win malam ini. Tapi jauh dari Imo lebih baik bagi tubuhku.

**

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro