#182 Life
Sang surya baru saja menampakkan dirinya ketika semua orang sudah berkumpul di lapangan kota. Lapangan di pusat kota yang tidak jauh dari alun-alun. Lapangan yang luasnya hampir tiga kali luas alun-alun. Tempat di mana seluruh warga kota biasa berkumpul untuk acara-acara tertentu.
Hari ini, hari pertama pekan perayaan Hari Raya. Semua orang berkumpul di lapangan untuk ibadah dan berdoa bersama. Saling mengucap syukur dan memohon kebaikan untuk tahun berikutnya.
Semua berwajah cerah dan ceria. Perayaan setahun sekali yang selalu dinanti. Kebahagiaan berbaur dengan segala pengharapan dan permohonan.
Lalu aku melihatnya. Hal berbeda yang tidak kulihat dan rasakan pada tahun lalu.
Para Imo yang menempel di punggung orang-orang!
Auranya mengganggu konsentrasi ibadahku. Jumlah mereka tidak sedikit. Dan aku tidak tahu bagaimana menyingkirkan mereka dari pikiranku. Aku terus menatap mereka dari satu sosok ke sosok lainnya di sekitarku.
Mengerikan!
Apa Win berada di sini juga? Apa yang dilakukannya sekarang? Hanya menatap para Imo itu atau siap membantai mereka satu per satu setelah ibadah selesai?
Pikiranku melayang ke sana ke mari. Bahkan sampai tengah hari dan ibadah selesai, aku masih memikirkan Imo dan Win.
"Ya, ampun. Kenapa dengan pikiranku?" keluhku pada diri sendiri.
Selesai acara dan semua orang kembali ke rumah mereka masing-masing. Aku pun kembali ke kamar sewaku. Meski aku sempat berharap akan bertemu Win di sana. Nyatanya aku tidak bisa berbuat banyak karena terlalu ramai dan padat.
Di kamar sewa, sepi. Hanya ada aku penghuninya. Yang lain sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Berkumpul bersama keluarga merayakan pekan perayaan Hari Raya.
Aku masuk ke kamarku. Mengunci pintu. Makan roti. Lalu tidur nyenyak. Rasanya tubuhku lelah sekali.
**
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro