"Ya, ampun!" Nyaris saja aku berteriak. Untung saja masih bisa kutahan. Aku berubah lagi.

Jika seperti ini, akhir pekanku bisa berantakan. Aku langsung bangkit dari tempat tidurku. Pagi yang tidak menyenangkan, sungguh tidak mengenakkan.

Bagaimana jika para tetangga memanggilku. Jika aku bersuara, mereka akan berpikir yang tidak-tidak. Jika aku tidak keluar kamar, mereka juga akan bingung. Ini akhir pekan, saatnya kumpul bersama.

Aku memandang jendela. Membiarkan tirainya tetap tertutup rasanya lebih baik. Begitu juga dengan lampu. Kurasa lebih baik tetap mati sampai aku kembali normal.

Aku melangkah ke lemari penyimpanan makanan. Hanya tersisa satu bungkus biskuit. Harusnya aku ke pasar hari ini. Membeli persediaan makanan jika kondisi tidak wajar seperti saat ini terjadi.

Aku menghela napas. Siapa tahu, aku kembali normal. Ternyata tidak juga berubah. Dengan tubuh yang berbeda, rasanya memang tidak nyaman dan terasa begitu aneh. Tapi aku berusaha sewajar mungkin mengerjakan pekerjaan rumahku. Mencuci baju, membersihkan kamar. Tentu saja dalam keheningan.

Jika aku bersuara, tetangga akan curiga. Lebih curiga lagi jika aku tidak menjawab panggilan mereka. Ditambah lagi, biasanya ketika akhir pekan, pintu kamar kami selalu terbuka.

Dengan sedih, bingung, dan pasrah, aku menuju kamar mandi. Mungkin bermain air bisa mengalihkan pikiranku sesaat.

**