방해는 항상 거기에있다 (11)
"Semua terjadi, saat aku bertemu dengan seorang pemuda yang mengatakan bahwa aku menyebalkan. Aku ingin bisa melihat mereka, tak nampak juga astral. Ketika seseorang membutuhkanku kembali, aku bisa siap lebih awal."
.
Tragedi mengerikan apa yang tadi terlintas dalam otak Yoongi ketika dia memejamkan mata tepat saat dia kelelahan. Suasana di dalam hutan semakin gelap, hawa dingin kian mencekam, suara burung gagak membuat suasana malam ini semakin tidak baik saja. Baru saja dia bangun, kedua matanya sudah di suguhkan oleh plafrom rumah seseorang.
Begitu dungunya dia sampai saat pandangan manik sipitnya melihat seorang anak manusia tengah melakukan hal aneh memunggungi dirinya. Baju kotak-kotak dia pakai, terasa tidak asing di mata. Rambut itu juga sedikit berantakan, bukan perkara dia aneh atau apa. Cuma, saat ini ruangan juga remang-remang kurangnya cahaya dalam rumah.
"Siapa itu! Katakan padaku, siapa dirimu!"
Bentak Yoongi dalam suara kerasnya, dia menemukan salah satu pisau di dekat meja, tepat dimana ranjang tempat tidur itu dia tempati. Pisau buah ini, apakah cukup untuk melawan seorang penjahat atau manusia asing?
Entah kenapa, Yoongi merasa terjebak di suatu tempat. Hawa neraka, mungkin lebih cocok untuk dikatakan. Karena dia sendiri sudah pernah terjebak dan terperangkap saat dia berusaha menolong orang lain. Dari segala bentuk kesialan, kenekatan di masa lalu saat dia kecil mengundang trauma sendiri dalam dirinya. Tidak ada cara seperti dulu, saat dia mengandalkan kemampuan dia punya. Kemampuan untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng bertahan hidup dalam suatu jebakan oleh para iblis di dunia hitam.
"Kau diam, kau bukan manusia. Gelagat aneh dirimu menunjukkan kalau kau setan..." Bicara secara perlahan. Nada itu menunjukkan ketegangan lain, saat dia mulai meremat pisau di dekatnya itu sangat kuat. Kayu di pegangan pisau itu bergetar pelan, antara yakin tidak yakin. Yoongi berharap dia masih ada kemampuan serta keberanian untuk bisa menghabisi satu makhluk di depan matanya.
Seperti dulu ketika dia bisa melindungi Jungkook dari makhluk jahat juga hitam. Perkara apa, dia hanya punya harapan baru kalau kemampuan dalam dirinya harus segera tiba atau dia mati di tempat aneh ini. Sebenarnya, ini adalah perasaan paling nyata. Dimensi sungguhan walau dia sudah mengatakan pada dirinya sendiri kalau semua itu semacam jebakan ilusi untuk membuat manusia tidak bisa bertahan lama.
Tidak!
Yoongi tidak ingin mati jika dia belum bisa membantu adiknya demi kebebasan dirinya dari setan yang sudah membuat tubuhnya lumpuh.
"Kau bukan Jungkook. Kau adalah penipu besar, setan seperti dirimu lah yang akan mendapatkan hukuman karena sudah menghasut manusia."
Yoongi masih menahan ekspresinya agar lebih tenang. Sebaik mungkin untuk tidak membuat masalah di tempat ini, jika dia lakukan satu kesalahan maka kesalahan lain akan datang dalam jumlah besar. Ada banyak makhluk menghampiri dirinya untuk membunuhnya disini. Tempat ini bukan kawasan, bukan tempat manusia. Bukan area aman untuk Yoongi harapkan dalam sebuah pertarungan besar kemungkinan.
"Mungkin aku bukan lagi indigo. Aku merasa yakin, kalau kau bukan Jungkook. Kau hanya tiruan saja, enggan untuk menunjukkan dirimu yang sesungguhnya."
"Kau bisa merasakan bukan? Tentu saja kau pasti ingat denganku," suara itu pelan dalam nafas berat. Wajah itu gelap saat penampakan seseorang mendekat ke arahnya, postur tubuh juga pakaian di depannya. Penampakan itu menunjukkan sisi lain dari seorang yang Yoongi takuti.
Dia adalah gambaran dari sosok Jungkook. Penampakan pemuda polos, suka menolong dirinya, pemuda kelinci yang memiliki wajah manis. Rambut hitam juga bagaimana suara itu sedikit sama dimana jumlah periode waktu sedikit mengubah sikap Jungkook dari sebelumnya.
"Kau tahu aku bukan? Kenapa kau diam saja? Mengatakan bahwa aku setan, aku ini adikmu. Teman sejati mu di masa lampau juga sekarang. Aku adalah Jungkook dan kau pun tahu itu," begitu dekat. Cengkraman tangan itu ke kedua kaki Yoongi.
Bergerak sedikit lantaran kaget, hembusan nafas tercekat disana. Pandangan mata mengatakan kalau dia tidak bisa begini dan mengandalkan bantuan orang lain. Sosok serta penampakan di depannya membuat dia harus menelan mual. Selain wajah tanpa muka, hitam juga menjijikkan. Belatung disana keluar dari pori-pori kulit mukanya.
Tangan kanan itu menutup mulut, penuh ambisi untuk menahan segala isi perut yang hendak lolos dari tempatnya. Yoongi terlalu keberatan jika dia di suguhkan pada kegiatan menjijikan di depannya itu, gelengan kuat menolaknya, ingin berteriak keras dalam suara tapi dia lupa bahwa dirinya seorang pria terlanjur berani menantang semua. Kenapa semua terasa sangat berbeda saat dia justru tidak punya kemampuan lagi?
Dulu dia sudah terlalu terbiasa melihat segalanya dengan matanya. Kini, ketika makhluk di depannya secara khusus menunjukkan perwujudan dirinya tanpa harus dia memiliki mata khusus. Yoongi serasa ingin menampar dirinya agar segera bangun dari tempat terkutuk itu.
"Tok... Tok... Tok..., Siapa disana. Bocah indigo yang tak bisa melihat semuanya lagi? Kau mungkin tidak bisa lagi melawanku, tapi... Aku bisa lagi mengganggu dirimu," suara itu terdengar seram. Bisikan itu membuat gelagat aneh dari sikap, sesuatu muncul dari wajahnya.
Bukan lagi belatung besar, makin lama makin tampak ke permukaan. Gerakan pelan itu saja muncul saat hidung, mata juga mulut mulai terbentuk di depan mata Yoongi sendiri. Setan itu, mulai memperlakukan Yoongi seperti manusia lainnya. Ingin menghabisi rasa takut nya dan menunjukkan kalau dia sukses besar membuat kesan horor dalam hidup seorang Min Yoongi.
"K-kau..."
Yoongi mundur secara sengaja, tercekat dan terjebak dalam permainan makhluk di depannya. Dimana ketegangan itu pecah saat dia bisa melihat penampakan siapa di depannya itu lagi. Bukan setan asing yang pertama kali dia jumpai. Sosok seorang ayah kejam dalam sebuah cerita non telenovela yang pernah Yoongi saksikan sendiri secara nyata.
"Ya... Kau bahkan merasakan takut. Bulu kuduk milik mu merinding. Aku bisa merasakan bagaimana dirimu, sangat memperhatikan diriku. Kau sudah mengenal diriku rupanya, lebih jelasnya... Kau juga tidak ingin bertemu denganku lagi."
Seulas senyum lebar menyertai wajah sempurna yang telah dia tunjukkan diantara muka hitamnya. Dulu, dia pernah hidup dalam sebuah kemewahan, kemenangan, juga segalanya dari unsur harta milik seseorang.
Jika waktu bisa diputar, sangat menyesal kalau Yoongi harus melihat wajah itu dan tidak memilih lari. Sosok mengerikan di depannya itu mencoba untuk menghabisi Yoongi untuk balas dendam menggunakan caranya. Lihat saja bagaimana mata seorang suami dari Jung Kyung, yang dulunya pria paling serakah itu secara mengenaskan menjadi korban tumbal di masa lalu.
Aura hitam itu semakin kuat mencekik dirinya. Tidak ada hal lain lagi, kecuali Yoongi harus menghunuskan pisau dari tangannya secara tepat. Lebih baik dia colok salah satu muka itu. Setan itu, hanya pengganggu dan akan mulai membuat manusia takut sampai mereka lupa siapa Tuhan sesungguhnya.
"Hahaha... Kau melakukan lagi, seperti dulu. Menggunakan kemampuan, sekarang tidak bisa ya? Kasihan.... Saat aku hidup mungkin aku tidak bisa melawan dirimu. Lalu, aku bisa melakukan apa saja pada ragamu ini, Min Yoongi," ucapnya pelan.
Begitu dia mengatakan hal itu, sesuatu aneh membuat Yoongi tidak bisa mengontrol sesuatu dalam dirinya. Ada hal lain yang membuat dia harus menahan sekarang atau dia terjebak dalam sistem dan kesalahan yang sama. Sosok itu mulai membuka mulutnya, tangan Yoongi ditangkap dan ditahan tepat ujung pisau hendak mengenai wajahnya. Ini perkara mudah, dia bisa menangkapnya dengan sangat baik.
"Arghhhh!" Sama seperti makhluk lainnya, ketika dia mulai mengganggu dia akan menunjukkan suara mulut yang aneh dan membuat Yoongi harus ketakutan dalam sejarah hidupnya.
Asap keluar dari mulut sosok ayahnya Jungkook dan Seokjin. Pria itu membuat kepulan asap hitam itu pindah pada mulut Yoongi seolah masuk menerobos setiap organ juga otot anak tunggal itu. Bukan hanya itu saja, ada urat hitam muncul di setiap permukaan wajah, leher, lengan serta beberapa bagian tubuh Yoongi. Itu bukan penyakit atau hal biasa, melainkan gangguan dari makhluk itu mulai mencerna dirinya dan memperburuk keadaannya yang begitu sempit dan terasa sangat mengerikan.
Seluruh tubuh Yoongi terasa sangat panas, bahkan kedua kakinya lemas dan bergetar walau dia berada di atas tempat tidur sebuah ruangan.
Ada perpindahan energi yang aneh di tubuhnya, membuat makin lama kedua matanya makin naik hingga penampilan dua bola matanya semakin putih saja. Ini sangat mengerikan, anak manusia itu berjuang sendiri tanpa seorang pun mau membantunya. Makin lama tubuhnya makin lemas, pisau dari tangannya saja sudah mulai jatuh dan turun ke bawah lantai dengan cepat.
Ujung pisau itu rupanya menjadi rapuh dan berkarat ketika tak sengaja menjadi benda bobrok akibat suasana dan hawa sekitar mereka. Ya, sosok itu membuat dirinya tampak sangat mudah untuk menyakiti dan memberikan beban pasti untuk Yoongi tentunya.
Dirasa, Yoongi akan benar-benar mati lantaran dia bisa mendengar suara jantungnya sendiri berdetak dengan sangat keras, kini perlahan mulai lambat dan seolah memainkan nada kematian bagi dirinya. Tidak seperti biasanya dan tidak bisa melawan lagi.
"Min Yoongi!"
Entah kenapa, seseorang ada memanggil namanya. Terdengar sangat keras juga sedikit memekik dari cara dia menyampaikan kekhawatiran besar dalam hidupnya.
"Min Yoongi!"
Kembali bersuara, hingga ledakan dari sesuatu diantaranya membuat Yoongi berusaha membuka matanya walau dia tidak sanggup. Kedua kelopak matanya terasa sangat berat juga, ini tidak mudah untuk dijelaskan di depan publik sekitarnya.
Ingin rasanya dia tidur, meski dia tidak paham kalau resiko terbesarnya dia tidak akan bisa bangun lagi setelah kedua kelopak matanya tertutup sempurna. Manusia seperti dirinya memang tidak bisa hidup abadi di luar kekuasaannya.
Kalau Tuhan sayang dirinya, bisa jadi dia masih ada kesempatan untuk memperbaiki sebagian kesalahannya di saat dia tidak melakukannya tanpa maksud. Saat ini tubuhnya semakin lemah, kedua tangan tak bisa melawan lalu ada penampakan dimana wajah itu mulai mendekat dan makin mendekat untuk menghisap dirinya sampai habis.
"Kau akan mati dan lihat saja. Akan jadi apa, setelah kau bangun. Karena manusia seperti dirimu, terlalu nikmat untuk menjadi makananku."
Yoongi masih mendengarkan, tubuhnya semakin tidak mampu lalu mengundang tawa dari penampakan di depannya itu.
Padahal, sampai sejauh ini. Yoongi masih berusaha untuk menjaga dirinya. Menjaga nyawanya, agar tidak ada lagi yang menangisi dirinya. Termasuk Jungkook, dia akan menjadi adik kesayangannya. Selamanya...
,
Jimin merasa sakit di dadanya. Darah keluar dari mulutnya ketika dirinya bertubrukan dengan energi di depannya. Tubuh Yoongi terangkat melayang. Seseorang ada yang mengangkat tubuhnya begitu mudah tanpa tali atau sesuatu. Makhluk halus dalam hutan ini merasa terganggu sepertinya.
Mereka yang tak nampak menyembunyikan diri dari sesuatu berbahaya membuat Jimin merasa yakin. Jika tubuh Yoongi yang tak sadarkan diri itu tengah diganggu oleh makhluk susulan lain. Bukan penghuni tempat ini, karena kebanyakan makhluk di sekitar sini tidak akan mengganggu manusia jika mereka tidak ada niat jahat atau merusak hutan secara sengaja.
Jimin juga penghuni sekitar tempat ini cukup lama, seharusnya dia tak masalah kalau harus melakukan sesuatu guna melawan makhluk pengganggu itu. Akan tetapi, ada salah satu efek samping saat dia menggunakan kemampuan yang selama ini dia pendam dari orang lain. Di sana, dalam hutan paling dalam saja ada salah satu energi paling besar. Membuat seluruh bulu kuduknya merinding, energi hitam mengelilingi dirinya juga yang lain.
Susah payah dia menelan ludah. Kedua matanya sejenak terpejam agar dia bisa mengendalikan energi lain yang mencoba untuk merusak keyakinannya. Tuhan selalu bersamanya, tidak lagi dia kehilangan harapan seperti dulu. Saat dia pernah gagal, keraguan harus segera dia hilangkan atau tidak dia akan mengalami kegagalan seperti dulu.
"Kau dan ketakutan bodoh mu!"
Ada yang bersuara, tapi tidak ada wujudnya. Pertanyaan besar ini saja membuat dirinya pusing. Yoongi juga bukan beban lagi. Untuk apa dia memilih seseorang untuk di selamatkan dan tidaknya? Yoongi juga berhak mendapatkan pertolongannya.
"Kau dan lainnya, selama ini aku saja tidak mengganggu kalian. Kenapa kalian mengganggu manusia ini?"
"......"
Tak ada jawaban. Hawa dingin semakin merasuk di sekelilingnya. Suara gagak akan mengganggu manusia yang tidur malam ini. Saat ini, Jimin tidak mendapatkan jawaban satupun dari mereka yang bersembunyi diantara gelap dan batang pohon juga dedaunan menjadi saksinya. Jimin merasa kalau suasana di tempat ini semakin aneh dari hari ke hari.
"Kau tidak akan bisa melakukannya, kedatangan mu saja sudah sangat mengganggu kami."
Lagi-lagi ada yang bicara. Ini bukan halusinasi melainkan kenyataan. Jimin bisa melakukan komunikasi pada mereka yang sudah tiada dan menjadi arwah penasaran. Matanya tidak bisa melihat spesifik, hanya bayangan hitam yang selalu berpindah tempat.
Yoongi yang masih dalam jangkauan diantara dunia juga astral sama sekali tidak menyadari jika kedua kelopak matanya sudah mengeluarkan darah dari sana. Efek mengerikan dari sebuah gangguan setan yang sengaja dikirim. Seseorang mencoba untuk menghabisinya secara brutal dan menyakitkan, bisa jadi Yoongi akan mati dalam keadaan tidur jika tersangka disana mau.
"Kalau begitu, aku tidak ada pilihan lain. Kalian yang tetap bungkam tidak akan bisa mencegahku untuk melakukan hal ini, aku akan bebaskan dia dari kutukan yang dikirim."
Jimin menunjuk menggunakan telunjuknya secara berani. Tatapan mata penuh keyakinan, dia tidak harus gugup. Nekat saja itu juga belum cukup, dia hanya mengharapkan kalau Tuhan menurunkan sedikit tangan untuk membangun rasa percaya diri dalam dirinya.
Itu saja, tidak lebih.
Lehernya terdapat kalung peninggalan keluarga. Benda ini biasa digunakan untuk melakukan kebaikan. Mistis itu selalu di tolak dan tidak dipercaya oleh sebagian orang di muka bumi. Bahkan untuk mempercayainya saja rasanya mereka harus menggeleng kepala seolah tidak percaya akan semua itu. Jimin selalu dianggap mitos hanya karena dia manusia aneh.
Kini dia bisa menguasai emosinya. Masuk dalam dunia lain, dimensi berbeda dari apa yang dia lihat sekarang. "Beruntung aku pernah mengalami hal sama seperti ini. Kau kira aku akan diam saja, sudah cukup kau bersembunyi di dalam tubuh manusia lalu mengganggunya saat kau lengah, jangan bilang karena kau sendiri yang membuat kemampuan seseorang hilang." Jimin tidak tahu apakah dia benar atau salah karena mengatakan ini. Keyakinan pasti ialah, saat tubuh Yoongi berangsur menghadap ke arahnya. Hendak menanggapi jawabannya mungkin.
Wajah Yoongi penuh dengan urat hitam di sekitar mukanya. Kedua mata sipit itu berubah menjadi putih semua kala kedua kelopak matanya terbuka sendiri. "Kau sangat mengerikan sebagai manusia, maksudku... Kau tidak tahu bahwa sesuatu yang ada dalam dirimu begitu menakjubkan..." Suaranya pelan, dalam dengungan suaranya ada kepuasan.
Padahal tidak melakukan apa-apa.
"Kau ini, selalu saja datang dan mengacau. Sudah aku duga, kau selalu datang dan muncul. Untuk apa kau mengganggunya, biasanya kau akan mengganggu wanita lain dan membuat pelecehan padahal kau sudah menjadi setan," ucap Jimin menyindir di sudut matanya. Kalau dipikir, dia sangat lucu dan aneh.
Sudah ada banyak waktu dia lakukan. Berbicara dengan sosok yang telah mati, bahkan mereka suka masuk ke dalam tubuh orang lain.
"Tahu apa kau? Kau kira aku mati karena sesuatu? Bencana atau kecelakaan, kau mungkin tidak tahu setiap manusia kau temui. Aku tidak bisa mengatakan alasan kenapa dan mengapa aku sangat ingin mengganggunya, menjadikan pria ini sasaran empuk ku. Aku akan melakukan ini karena aku tidak suka memendam semua balas dendam semuanya terlalu lama."
Serak dan ada ludah keluar dari sudut bibirnya. Itu darah dan bukan ludah, berwarna hitam pekat seolah akan suka kebusukan yang menguat dari setiap hal paling menjijikan disana.
"Kau harus menjaga sikap dan tabiatmu. Kau sudah mati dan tidak akan hidup lagi, mengganggu Yoongi! Kau enyah saja dari hidup dunia ini!"
Suara Jimin semakin meninggi saja. Dia merasa marah, semakin stres sedikit hanya karena menghadapi hal ini. Di depan matanya sosok itu akan terus melakukan ulah. Tangan Yoongi mulai mengeluarkan darah tanpa alasan. Ini bagian dari sesuatu yang tak terduga. Sudah berapa kali makhluk di depannya selalu bisa mengganggu dan menghabisi manusia hingga menjadikan mereka korban setiap harinya. Jimin curiga kalau banyaknya orang mati dalam hutan ini adalah akibat dari seseorang yang menjadi makhluk di depannya.
Kalau itu benar, maka dia harus menyiapkan sesuatu lebih kuat dari apa dia bawa. Pisau kecil ada di dalam sakunya, meski ukuran itu mini. Tetap saja benda itu akan menghabisi salah satu makhluk penuh aura hitam. Terlebih benda di tangannya ini sangat peka dengan semua hal yang menandakan lingkungan mistis.
"Aku mungkin belum hebat seperti para dukun di luar sana. Aku juga bukan dukun, aku hanya manusia biasa. Melakukan segalanya dalam hati-hati, termasuk membunuhmu!"
Jimin bersikeras kalau dia bisa meski dirinya tidak yakin dia akan menang juga. Yoongi bahkan mengatakan kalau dirinya cukup payah. Dia juga memahami kalau Yoongi lah yang banyak pengalaman dibandingkan dirinya itu.
"Kalau begitu, kau mungkin akan ketakutan saat aku bisa menyakiti tubuh manusia ini dengan mudah. Mematahkan lengannya, atau membuat satu luka di ujung kakinya, di setiap kuku juga perih di dalam kukunya."
Ancaman?
Jimin rasa selain menakutkan adrenalin ini akan terasa sangat menyenangkan. Kalau dia berpacu dengan jantung, maka suara dalam tepisan akan keadaan akan membuat dia lebih dewasa. Satu tarikan nafas kuat, saat ini Jimin merasa kalau perutnya mual.
Licik!
Makhluk di depannya saja sudah melakukan tipuan laknat demi membuat dirinya sendiri menang.
Lebih parahnya, Yoongi yang bukan dirinya mengeluarkan belatung dari mulutnya saat memuntahkan semuanya. Darah, nanah, bau itu bukan berasal dari tubuh seorang Yoongi. Belatung itu besar dan menjijikan jika di pandang, kedua mata Jimin melotot tidak percaya.
Gangguan setan itu lebih kuat dan memaksa manusia untuk
"Demi Tuhan, aku tidak akan bisa memaafkan dirimu."
Walau tenang, tetap saja dari nada bicara itu ada kemarahan disana. Jimin mengucap pelan. Tangan itu membawa pisau kecil yang bercahaya akibat sesuatu keluar dari sana. Cahaya yang mengatakan bahwa benda di tangannya sudah sangat lapar dan ingin menghajar iblis itu.
"Siap, aku akan melakukan hal yang seharusnya."
..........
TBC...
Aku suka menulis, aku akan melakukan apa yang aku suka. Meski sebagian orang mengatakan tidak suka. Bagi kalian yang suka dengan tulisan ku terima kasih, tanpa kalian aku bukan penulis aktif di wattpad.
Tetap semangat di manapun berada. Gomawo and saranghae.
#ell
9/11/2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro