14. Chita (bukannya cari inspirasi, malah duel di perosotan)
Penulis keempatbelas : Traktor Girl
Hari ini sepulang sekolah, Chita mau nyari inspirasi ke taman bermain. Taman bermain yang berada dekat dengan mini market tempat kerjanya Lays.
Gak tau, lagi pengen ke sana aja. Kalau orang lain nanya kenapa harus nyari inspirasi ke taman bermain, jawabannya, mungkin, karena Chita lagi pengen main perosotan aja.
Tentunya, Chita gak mungkin pergi sendiri. Karena Chita buta arah. Tapi Chita juga bingung harus ngajak siapa. Atau kalau Chita ngajuin diri ke orang-orang juga, pasti bakal berebutan pengen pada ikut. Nanti kalau datengnya rombongan 'kan takut jadi kayak mau tawuran.
Jadi pas lagi istirahat, Chita dateng ke kelasnya Kak Yoga. Nyuruh dia random generatorin tiga orang yang harus nemenin Chita ke perosotan.
"Bentar Chit, kamu pengen ke perosotan, tapi gak tau di mana letak perosotannya?" tanya Kak Yoga.
Karena Chita males ngomong, jadi Chita cuma menggeleng aja.
Kak Yoga juga ikut menggeleng.
"Chita, Chita. Cita-cita Chita itu pengen jadi pemandu wisata, 'kan? Kalau gini caranya, kamu gak bakal pernah bisa wujudin itu dong, Chit."
"Kenapa gak bisa, Kak?"
"Gini, Om jelasin." Kak Yoga melipat tangannya. "Chita latian dulu aja deh jadi pemandu wisata. Nanti Om bakal tetep ngerandomin orang-orangnya kok buat nemenin kamu, tapi, harus Chita yang nunjukkin arah buat mereka. Gimana?"
"Lah, Kak. Chita 'kan gak tau arah jalan menuju ke sana? Gimana caranya Chita nunjukkin jalannya ke mereka? Tapi, kalau jalan menuju kesablengan sih, Chita bisa."
Kak Yoga berdecak. "Kamu beneran lupa? Masa?"
Karna malas ngomong, Chita pun hanya mengangguk saja.
Kak Yoga juga ikut mengangguk.
"Ya udah. Ada gak di antara temen kamu yang tau jalan menuju kesablengan? Eh, menuju ke taman bermain maksudnya?"
Chita langsung mikir siapa orangnya. "Key tau, Kak."
"Siapa dia?"
"Yang nama akunnya Aishipit. Masa Kakak gak tau?"
Kak Yoga menunjukkan ekspresi bingung.
"Baru masuk kemaren, Kak. Mungkin dia belum pernah ketemu Kak Yoga."
"Gituto," ucap Kak Yoga. "Ya udah, Om tinggal rendemin dua orang lagi, 'kan? Siap. Nanti Om kirimin hasilnya ke kamu, Chit."
"Oke. Makasih, Om."
Setelah percakapan itu, aku pun membalikkan badan, hendak ingin pergi kembali ke kelas. Tapi baru saja aku melangkah, ponselku tiba-tiba bergetar.
Ada wa dari Kak Yoga.
Kak Yoga
Hasil rendemannya: Fuyu, Yuma, Elin.
Seketika, Chita kembali mengarahkan tubuh ke Kak Yoga. "Cepet banget hasilnya."
"Biar gak lupa. Om nanti ada acara nikahan."
"Kak Yoga mau nikah?"
"Bukan. Itu nikahan kakaknya cewekku."
"Oalah. Kok kita kek yang pernah ngomongin ini ya, Kak."
"Kan kemaren. Sebelum absen bedah buku."
"Oh, iya," jawabku. "Bentar, kenapa ini hasilnya ada tiga pipel, Kak?"
"Sebenernya hasilnya cuma Fuyu sama Elin doang. Tapi Om sengaja tambahin satu orang jantan buat ngelindungin kalian. Tadinya yang keluar Aldo, tapi karena dia pakboy, Om jadi ragu."
"Gituto."
"Iya, Chit."
"Tapi emang, Yuma mau ngeharem?"
****
Kak Yoga akhirnya memutuskan untuk mengajak dirinya sendiri untuk ikut bersama rombonganku ke taman bermain. Dia gak mau ngebiarin ada cowok yang ngeharem katanya. Jadi dia ikut.
Dan Key, dia bilang, dia gak bisa ikut. Dia mau ngegabut katanya di rumah sambil nulis. Jadilah satu orang lagi yang menemaniku ke taman bermain adalah Rie. Rie katanya tau letak keberadaan taman bermain misterius itu.
Kami berenam pun berkumpul di gerbang sekolah saat bel pulang sekolah udah bunyi daritadi.
"Lho. Kek grup turnamen ini mah atuh."
Kapuy ngeliat ke kami berlima.
Fuyu, Yuma, Elin.
Yoga, Chita, Rie.
"Avv. Bener juga."
"Jadi ini teh, mau duel di perosotan aja?"
"SEKUYLAH."
"Yang menang boleh nyuruh ke yang kalah, ya."
"Bebas nyuruh apa aja nih?"
"Asal jangan sebar foto."
"Lebih baik saya vn semenit dibanding nyanyi 5 detik."
"Okesip kalo menang pen nyuruh kak Fuyuu vn ala onee-san semenit."
"Kan anda udh ada🧎♀️."
"Cuma 7 detik 🤰."
"Daripada yg cuma 2 detik🧎♀️."
"Salahin Urun ngasih kalimatnya yang panjang-panjang ke kakak🤰."
"Eh, Yum. Kan kita segrup, ngapain kamu pengen nyuruh-nyuruh ke saya segala."
"Oh iya."
"Sableng kalian😭🤲."
Mendadak, ajang cari inspirasi Chita, tiba-tiba berubah jadi ajang duel-duelan gak jelas. Mana di perosotan pula. Gak ada tempat yang lebih estetik lagi apa.
Kami berenam pun berangkat ke lokasi tujuan. Kak Yoga nyuruh Chita mimpin perjalanan. Chita pengen nolak lagi karena Chita tau kalau Chita itu buta arah, takut malah jadi kesasar ke Cilegon. Tapi bener kata Kak Yoga.
Kalau Chita mau jadi pemandu wisata, Chita harus latian dulu dari sekarang.
Oke, baiquelah.
Setelah memantapkan hati, Chita pun akhirnya, membimbing mereka ke jalan kesablengan.
Kemudian, setelah berjalan satu langkah, "Eh ini belok ke depan apa ke belakang?"
GUDUBRAK! Kompak mereka berlima.
"Sini, biar Rie yang pimpin aja."
"Azek."
Rie langsung menggantikan posisiku ke depan. "Siapin diri kalian dulu. Takutnya nanti remnya blong."
"Lah kita 'kan jalan kaki."
"Pokoknya Rie gak bakal ngerem."
Dalam hitungan tiga detik, Rie langsung melangkah. Langkahnya santai. Dan lancar. Kek jalanan ibukota di hari lebaran.
Sepanjang berjalan, kami melihat Lays sedang dimarahi manajernya karena dia tidak datang ke mini market. Oh iya, Lays 'kan tadi lagi kerja kelompok sama Rav dan Kak Baha, ngomongin turnamen.
"Eh Rie." Aku menghampiri Rie. "Biar sama Chita aja. Chita udah inget arah dan tujuannya."
"Yaqin?"
"Yakinin aja."
Sip, Chita udah inget.
Sekarang tinggal ke-----
Beberapa saat kemudian.
"Lah Chit, kok kita jadi ada di pluto."
"Hah, maksudnya?"
"Iya. Pluto's Cafe nih tulisannya."
Di depan kami, berdiri sebuah kafe bernama Pluto's Cafe. Chita baru tau ada kafe ginian di tempat ini.
"Salah arah dan tujuan dong kita?"
"Chita, Chita."
Chita langsung memukul pelan kepala Chita sambil menjulurkan lidah. "Te he."
****
Setelah Rie memimpin kami ke jalan yang benar, kami pun sampai di perosotan. Ternyata letak taman bermain itu berada percis dua kilo meter di belakang Pluto's Cafe. Tuh 'kan Chita gak salah.
Te he.
Yoga : "Kuy baku hantam."
Yuma : "Mau gelud nih kita?"
Yoga : "Iya, 'kan? Sesuai quest nomor 79 dari Mila. Harus ada adegan baku hantam dengan jelas."
Yuma : "Kenapa kita harus melakukannya?"
Yoga : "Udahlah. Biar si author dapet poin banyak. Kita harus lakuin."
Yuma : "Gini amat, ya."
Elin : "Gak perlu baku hantam kok. Kita tentuin aja pemenangnya pake random generator."
Rie : "Main ww juga seru kayaknya."
Fuyu : "Atau mau tanding blurb?"
Yoga : "Nanti yang ngevote siapa, Fuy? Di sini 'kan cuma ada kita."
Chita : "Punten. Chita mau cari inspirasi. Kalian kalau mau duel, jangan ajak Chita."
Yoga & Rie : "Chita tega banget sih sama tim sendiri."
Fuyu, Yuma, Elin : "Yey. Formalin jaya!"
Kak Yoga dan Rie memandang sendu ke Chita. Membuat Chita jadi gak tega.
Chita : "Ah, ya udahlah. Ayok duel!"
Yoga, Rie, Fuyu, Yuma, Elin : "Azek."
Gagal 'kan cari inspirasinya. Padahal deadline-nya besok. Keknya Chita salah ngajak orang.
Eh.
Keknya Kak Yoga salah ngerandomin orang.
Setelah berdiskusi lama sekali, dengan memikirkan banyak ide permainan untuk diduelkan, akhirnya kami memutuskan untuk berduel satu lawan satu.
Gini formatnya.
Format duel dadakan di perosotan
Chita vs Elin : ghibahin author di perosotan
Fuyu vs Rie : ajak orang kenalan
Yoga vs Yuma : gelud asli
TURNAMEN IS STARTO!
Di taman bermain ini banyak terdapat wahana mini. Seperti perosotan, perosotan, dan perosotan.
Lho kok perosotan semua?
Perasaan pas Chita belum lahir, di sini ada ayunan, jungkit-jungkitan, dan perosotan deh. Kenapa ayunan dan jungkit-jungkitannya berubah jadi perosotan?
RONDE 1
Babak : Perempat Final
Peserta : @Clouchi @Fururun
Battle type : ghibahin author di perosotan
(1)
Gadis itu melangkah menuju perosotan. Dilihatnya perosotan itu dari bawah sampai atas.
"Ngeliat perosotan, kok saia jadi keinget Oneesama, ya."
"Summon kepala suku!"
"FUZA PUJA FUYUH PUYUH AJAIB."
"ULULULULULULU."
(2)
Gadis yang pandai mengendarai traktor itu sudah berada percis di atas perosotan.
"Kapuy jahad, gak nistain Chita. Padahal Chita mau dinistain.
"Kapuy juga jahad. Kemaren ngebuat Chita ngegelar tikar di lantai.
"Kapuy juga jahad banget. Bikin chapter-nya Chita lebih panjang dari chapter yang lain.
"Ngueng 🚜. Minggir! Traktor mau lewat ngelindes perosotan dan ngebajak laut."
•••
Ghibahan mana yang lebih menarik? Vote dengan cara komen di salah satu angka di bawah sini:
(1)
(2)
Open : now
Close : now
RONDE 2
Babak : Semi Final
Peserta : @pinnavy @-melrielin_
Battle type : ngajak orang kenalan
(1)
Di perosotan, gadis yang domisilinya masih dipertanyakan itu antara Bogor atau Depok, bertemu dengan seorang pebisnis kopi pencipta perusahaan sepeda merk lamborghini.
Paman itu pura-pura menabrak Rie. "Eh, maaf."
"Gapapa. Nama Paman siapa?"
"Nama saya, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Kemarin saya ketemu alay."
"Hah, trus apa?"
"Dia pesen makanan."
"Daging buwung puyuh?"
"Mbak, pesen apa?"
"Ayam goyeng."
Paman itu terdiam. "Yah keduluan. Dahlah."
"Eh Paman, Rie mau sepeda."
"Apaan, kemaren Paman bangkrut abis beliin Shiva sepeda merk Garuda Indonesia."
(2)
Pada suatu hari, seorang buwung puyuh bertemu dengan seekor petugas indihome berseragam merah berwajah tua yang berwujud shota. Shota itu menghampiri sang buwung puyuh.
"Pacar kamu marah gak kalau aku telpon?"
"Fyuh fyuh fyuh."
"Aku selalu ada untuk kalian."
"Oalah (͡° ͜ʖ ͡°)."
•••
Modus perkenalan mana yang lebih patut untuk dicoba? Vote sesuai yang kalian ingin tiru.
(1)
(2)
Open : besok
Close : kemarin
RONDE 3
Babak : Final bro
Peserta : @Yumazthaqil @MiraiAldrich
Battle type : gelud yang sebenernya gelud
Yuma dan Yoga saling baku hantam seperti geludnya para kucing yang memperebutkan cewek. Mereka melakukan cakar-cakaran, jambak-jambakan, kelitik-kelitikan, sampai ada yang mengatakan 'Aku mengaku menang'.
Dan setelah ribuan purnama berlalu, pemenang dari gelud itu adalah Yoma dan Yuga.
Yey.
•••
Teknik gelud mana yang paling ampuh? Vote sesuai hati nurani kalian.
(1)
(2)
Open give away
Close order
****
Sesuai perkataan Kak Yoga, di turnamen perotosan itu, tidak ada pemenangnya, karena tidak ada yang ngevote.
Maka dengan itu, mereka berlima pun pergi meninggalkan perosotan dengan Yoga dan Yuma yang babak belur.
Hari sudah menjelang malam. Tapi langit masih belum gelap. Chita ingin berdiam diri dulu di sini. Mengingat kenangan Chita dulu bersama seorang lelaki saat Chita kecil.
Pacar Chita.
Jadi gini lho, ges. Saat Chita masih SD, Chita sering banget main ke perosotan ini sendirian, karena tidak ada satupun anak yang mampir ke taman bermain ini. Mereka pada sibuk main Bandori.
Lalu muncul lah dia entah dari mana. Tampangnya lumayan shota untuk ukuran anak kecil. Dia tersenyum begitu melihat Chita di perosotan.
"Kamu lagi apa?"
"Nyari inspirasi."
"Oalah."
"Ada apa?"
"Jadi gini, aku abis kena TOD. Suruh nembak cewek. Kamu aja, ya?"
"Oke."
Sejak saat itu, aku jadi mempunyai pacar. Dan setelah kejadian itu, aku sudah tidak bertemu lagi dengan cowok shota itu. Sampai sekarang, hubungan kita pun masih misterius.
Karena dia belum mengatakan putus.
****
Chapter Chita selesai.
Penulis selanjutnya adalah-
-andrew
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro