9. Menjengit
Cinta menarik napas panjang guna menghirup udara segar di taman kecilnya. Disesapnya sedikit teh, lalu tangannya menyambar sebuah cookie dan melahapnya dengan santai. Senyumnya terkembang saat merasakan coklat yang manis meleleh di mulutnya.
Selesai sarapan, Cinta beranjak dari taman. Ia sudah puas melihat taman kecilnya masih indah dan rapi. Sungguh memuaskan dan memanjakan mata. Cinta berkeliling di sekitar mansion-nya dengan langkah ringan. Kejengkelan yang ia rasakan tadi pagi sudah menguap tanpa bekas.
"Apa aku pergi ke istal aja, ya?" gumamnya sembari menimbang ke mana lagi selanjutnya ia harus pergi. Mengingat ia sudah lama tak menunggangi kuda cream-nya, Cinta pun membelokkan langkahnya menuju istal.
Penjaga kuda tersentak melihatnya hingga membuat kuda yang dibersihkannya menjengit kaget.
"Awas!" bisik Cinta memperingati. Ia menarik penjaga kuda tersebut ke arahnya agar tendangan kuda yang kaget itu tak mengenai pria itu.
Cinta berjalan pelan menuju kuda hitam yang kaget itu, lalu mengulurkan tangannya pelan-pelan. Ia menyentuh ujung hidung kuda hitam. "Bagus! Anak pintar. Anak pintar," pujinya dengan suara lembut hingga perlahan kuda tersebut menjadi tenang. Tangan Cinta mengelus kepala kuda tersebut sayang.
Ringkikan kuda itu membuat Cinta tersenyum kecil. "Bagaimana kabarmu, Horen?" tanya Cinta bersahabat.
Kuda hitam yang dipanggil Horen itu meringkik sekali lagi. Cinta tersenyum puas dan menepuk-nepuk punggung Horen dengan bangga. "Maaf, aku ke sini bukan untuk mencarimu. Sudah lama aku tak melihat Iv. Aku ingin menungganginya hari ini. Kau bisa mengerti 'kan, Horen?" tanyanya dengan mimik sedih.
Horen meringkik sekali lagi. Namun, kali ini kuda hitam itu terlihat sebal. Walau begitu, kuda itu hanya memalingkan wajahnya dari Cinta tanpa mengamuk. Cinta tersenyum lebar, lalu mengecup kepala Horen penuh kasih. "Lain kali aku akan menunggangimu. Aku janji," janjinya membuat Horen mendengus senang.
Cinta memasuki bagian dalam istal kuda. Langkahnya mantap menuju ujung istal dan berhenti di sebuah kandang yang ditempati oleh seekor kuda betina berwarna cream yang sangat cantik. "Halo, Iv. Kabarmu baik?"
Iv meringkik senang. Cinta mengelus kuda cream itu penuh kasih, lalu ditariknya pintu kandang hingga Iv berjalan keluar dengan anggun. Cinta menyambar sadel dan memasangkannya di tubuh Iv. Iv hanya berdiri dengan tenang sampai Cinta selesai memasang sadel. Saat Cinta menuntunnya keluar dari istal, Iv meringkik senang.
----------------------
360.09122021
Yo~
Siapa yang pernah naik kuda di sini? Yuk tunjuk kuda 🤣🤣🤣
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro